29: I Hate You

3.7K 721 28
                                    

Lima belas menit berlalu dihabiskan untuk saling diam. Lyra memilih untuk meminum caramel macchiato-nya, sesekali juga menyuap kue yang perlahan terasa manis di lidahnya itu.

Suara siswa sekolah yang semula memenuhi kafe tidak lagi terdengar, mereka sudah pergi beberapa saat lalu. Kafe masih ramai seperti saat pertama kali Lyra datang kemari, namun jauh di dalam lubuk hatinya ia merasa sepi.

Tidak masalah, Lyra sudah terbiasa dengan itu.

"Kamu.. apa kabar?"

Suara lembut yang berasal dari wanita di depannya ini terdengar, terasa canggung namun Lyra tidak memperdulikan. Wanita itu menatapnya selembut saat dia bicara pada Lyra tadi, namun sekali lagi, Lyra tidak perduli.

"Sekarang udah kuliah ya? Ambil jurusan apa?"

Lyra membiarkan wanita itu bicara sendirian, sedangkan ia sibuk menghabiskan kuenya.

"Kuliahnya gimana? lancar?"

"Jangan keseringan begadang nugas ya, nggak baik buat kesehatan. Jangan sampai sakit"

Peduli apa wanita itu tentang kesehatannya?

Lyra tertawa sinis.

"Kak Lani apa kabar? Baik aja kan?"

"Sekarang dia keterima kerja dimana?"

"Maaf ya, baru sempat ketemu sekarang"

"Lyra, kuenya mau lagi? Biar--"

"Bisa nggak, berhenti sok peduli?" Lyra membalas ketus setelah beberapa menit hanya diam saja.

"Lyra.."

Gadis itu membuang muka saat dilihatnya wanita itu memasang wajah terluka di hadapannya. Sungguh, Lyra muak melihat itu.

"Maaf---"

"Pergi sekarang, aku nggak mau liat wajahmu"

Lyra tau dia sudah keterlaluan, berbicara seperti itu pada orang yang lebih tua adalah tindakan yang tidak sopan. Tapi ia memilih untuk tidak perduli.

Wanita di hadapannya ini masih tidak bergeming, kepalanya tertunduk dalam sebelum bisa Lyra lihat ada air yang jatuh dari pelupuk matanya. Tidak, Lyra sama sekali tidak merasa bersalah. Wanita itu pantas mendapatkannya.

"Kamu masih marah ya?" Wanita itu bertanya dengan suara serak, ia buru-buru menepis air matanya saat menatap Lyra.

"Iya. Udah tau jawabannya kan? Sekarang pergi sana"

"Maaf..."

"Terserah, kalau gitu biarin aku yang pergi" katanya sambil berdiri.

Dengan sigap wanita tadi menahan pergelangannya, membuat Lyra terpaksa menghentikan langkah.

"Kim Lyra, apa kamu nggak kangen sama mama?"

"Mama?" Lyra tersenyum sinis. "Aku pikir sejak tiga tahun yang lalu aku udah nggak punya mama lagi. Mama aku udah mati."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Son From The Future ✓ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang