1: Doesn't Make Sense

10.4K 1.7K 134
                                    

"Perkenalkan, namaku Jisung. Saat ini berumur lima belas tahun dan aku.. anakmu dari masa depan."

Itu adalah serentetan kalimat konyol nan tidak masuk akal yang keluar dari mulut anak laki-laki bernama Jisung. Entah dunia yang sudah gila, entah anak itu yang gila, atau justru Lyra yang sudah gila?

Bisa-bisanya ada anak laki-laki yang datang ke apartemen-nya lalu mengaku sebagai anak yang datang dari masa depan. Terdengar gila? Sangat!

Lyra bahkan sulit menerima kalimat itu sempat terlontar dari mulut anak laki-laki yang kini menatapnya serupa tatapan anak ayam yang minta dikasihani, tangannya masih menggantung di udara karena Lyra belum juga mau menyambutnya.

"Buna nggak mau nyambut tangan Jisung?"

Kenyataan kembali menyadarkan Lyra yang sempat mematung, tidak mampu bergerak barang sesentipun saking kagetnya.

"Apasih gue bukan Buna lo!" Bentak Lyra menepis tangan Jisung dari hadapannya.

Anak itu keliatan kaget sebelum ekspresinya berubah muram, kepalanya tertunduk menatap tangan kanannya yang tadi ditepis kasar oleh Lyra.

"Gini ya dek, gue nggak kenal lo siapa, lo datang dari man---"

"Masa depan!"

"Whatever, mau masa depan kek atau masa lalu sekalipun gue nggak peduli! Yang jelas, gue bukan Buna lo. Ngerti?!"

"Tapi--"

Lyra mengangkat tangannya di depan wajah Jisung saat anak itu ingin bicara.

"Lebih baik lo pergi sebelum gue panggil keamanan sekarang juga!"

Mata Jisung nampak berkaca-kaca, terlihat hampir menangis bahkan. Dan Lyra benci kenyataan bahwa dirinya adalah orang yang tidak tegaan, melihat anak itu yang ingin menangis membuat Lyra merasa sudah menjadi orang paling jahat.

Sial! Kenapa anak itu terlihat sangat menggemaskan sih?

"Jisung beneran anak Buna, Jisung nggak bohong"

Lyra langsung didera sakit kepala, tangannya memijit pangkal hidungnya sendiri.

"Masalahnya gue belum nikah dek, bikinnya aja nggak pernah gimana ceritanya gue bisa punya anak segede bagong kayak lo!"

"Jisung kan datang dari masa depan"

"Makin parah lagi dongg!! Lo pikir itu masuk akal ha? Mikir dek, mikir!" Helaan napas lelah keluar dari sela bibir Lyra. "Lo kalau lagi bikin cerita fantasy atau malah lagi latihan teater, jangan ke gue tapi ke orang lain aja sana"

"Jisung nggak lagi bikin cerita fantasy kok apalagi latihan teater, Jisung serius"

"Terserah ya, terserah lo. Cape gue ngomong sama pasien rumah sakit jiwa kayak lo"

"Jisung bukan---"

"TERSERAH DEK TERSERAH GUE NGGAK PEDULI!!"

"Ra, kenapa kok marah-marah?"

Kedatangan Renjun dengan tangan berisi dua plastik penuh cemilan itu disambut desahan frustasi dari Lyra.

"Jun, tolongin guee.."

"Om Injun!!"

"Hah?"

"Apa? Lo manggil temen gue apa?"

Baik Lyra maupun Renjun sama-sama menatap ke arah Jisung yang kini malah tersenyum lebar, matanya berkilau bekas air mata yang hampir menetes.

"Om Injun kan?" Jawabnya polos. Saking polosnya bahkan sanggup membuat dua plastik cemilan di tangan Renjun nyaris terlepas.

Son From The Future ✓ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang