Bagian I

361 15 5
                                    

Pagi ini Ava berangkat jam 6 pagi, karena dia berangkat hanya dengan berjalan kaki. Sambil menenteng buku fisikanya, Ava berjalan memasuki gerbang sekolahnya.

SMA GARUDA adalah tempat Ava memutuskan melanjutkan pendidikan nya setelah lepas dari Sekolah Menengah Pertama

Ava menghela nafas ringan seraya membaca papan nama sekolah sebelum ia masuk ke dalam pekarangan sekolah.

Lorong sekolah masih sepi dari hiruk pikuk masyarakat SMA GARUDA. Jika diibaratkan, jarum jatuh pun akan terdengar saat ini.

Ava meletakkan tasnya di dalam kelas. Lalu keluar menuju taman sekolah yang letaknya di samping gedung sekolah. Jarak kelas dan taman tidak terlalu jauh. Maka dari itu Ava memilih berjalan dengan lamban.

Ava duduk di dekat kolam
kecil yang ada ditaman itu kemudian membuka buku yang ia tenteng dari tadi. "Kok  bau rokok ya?" Ucap Ava bergumam kecil sambil mengendus-endus sekitarnya.

"Tapi siapa yang ngerokok?" Gumam nya lagi.

Ava hanya mengedikkan bahunya. Gadis ini memilih menyibukkan diri dengan rentetan rumus dari buku tebal yang ia bawa tadi dari pada memikirkan bau rokok.

Sedang asik asik nya menghapal, Ava terkejut bukan main saat melihat seseorang mendarat dengan mulus dari atas pohon yang dekat dengan kursi tempat ia duduk.

Lalu Ava menoleh ke atasnya. Pohon besar dengan ranting tebal yang pastinya sangat kuat. Lalu tatapan mata Ava turun ke bawah melihat bungkus rokok yang tergeletak tak jauh dari kaki nya.

Ia mengambil rokok tersebut dan ternyata isinya masih ada walaupun tidak penuh.

Ava melayangkan tangannya hendak memanggil orang tadi tapi terlambat. Orang tadi sudah pergi. Bel masuk berbunyi nyaring dari gedung sekolah. Dengan segera Ava pun meletakkan bungkus rokok tadi di atas kursi yang ia duduki.

Tidak peduli dengan rokok itu, lebih baik Ava berlari menuju kelas nya sebelum guru yang mengajar tiba.

Ω·Ω·Ω

Ava tiba di depan pintu kelas ternyata gurunya juga baru masuk ke kelas. Dengan tergesa-gesa Ava berjalan menuju meja nya.

"Ava, tumben telat? Biasanya sebelum bel teriak lo udah sampai di kelas." Tanya Airin

Ava melirik teman sebangku nya itu. Tangan Ava memperlihatkan buku tebal yang tadi ia bawa pada Airin.

Airin langsung mengerti maksud ava. Mantap!

Setelah kurang lebih tiga jam para murid dan guru melakukan proses belajar dan mengajar akhirnya jam istirahat yang ditunggu tunggu pun tiba.

Murid murid yang awalnya lesu langsung berteriak heboh mendengar bell istirahat berbunyi. Tak urung dengan Airin yang langsung menghampiri Ava.

"Ava Ayo! Cuss kantin kita!" Ucap Airin sambil menggandeng tangan Ava.

"Ayo!" Balas Ava tak kalah semangat.

Saat tiba di kantin, Ava langsung melirik isi kantin dengan cepat. Satu kursi serta meja kosong di ujung kantin tertangkap oleh sepasang mata nya.

"Disitu ya, Rin. Kamu yang pesen," Usul Ava.

Airin mengangkat jempol nya. "Sip, lo tunggu disitu. Batagor sama es teh kan?"

Ava mengangguk singkat kemudian berjalan di kuris dan meja yang ia maksud tadi.

Langkah Ava mendadak berhenti akibat seseorang di depan nya berhenti begitu saja.

"Untung ga ketabrak." Batin Ava berujar.

Ava mengerut kan dahi nya. Bentuk badan belakang dari seseorang di depan nya terlihat begitu Familiar. Tapi, dimana? Dimana ia pernah bertemu dengan orang ini.

"Rokok gue hilang. Ada liat gak?"

Ava membuka sedikit mulut nya saat telinga nya tak sengaja mendengar ucapan pria di depan nya.

"Tadi jatuh di dekat kursi taman. Eh," Ava membekap mulut nya sendiri setelah mengatakan kalimat ini. Dengan cekatan Ava berlari menjauhi pria yang mengaku kehilangan rokok nya.

Karena mendengar celetukan seseorang, pria ini mencari asal suara celetukan tersebut. Namun, yang ia lihat hanyalah seorang gadis tengah berlari menjauhi kantin.

Gadis dengan pita biru yang terjepit indah di rambut nya. Pita biru, pita yang ia lihat pagi tadi di saat menghisap benda bernikotin di taman pagi tadi. Ah, tepat nya diatas pohon.

Senyum tipis terukir di bibir tebal nya di kala melihat gadis berpita biru itu tak sengaja menabrak seseorang di tengah tengah lari nya.

Lucu. Bagi Arion itu lucu. Tak tahu kenapa itu sangat lucu dan patut mendapat ciuman gemas dari Arion. Et?

Ω·Ω·Ω

Gimana? Kasih saran dan masukkan ya bubbies. Semoga kalian suka dengan par ini, luv u 💙

Arion Adhitama (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang