Mata indah gadis itu perlahan meredup hingga akhirnya tertutup sempurna.Hujan yang terus mengguyurnya bahkan tak berhenti walaupun gadis itu tak sadarkan diri
"AVA!"
***
Perlahan sepasang kelopak mata indah itu terbuka.Retina nya menyesuaikan cahaya yang masuk
Kepalanya begitu berat rasanya.Badannya lemas seperti tak bertulang
Kepala nya bergerak ke kanan dan kekiri.Melihat keadaan sekitar dan setelah beberapa saat gadis ini tau dimana ia saat ini
Untuk yang kesekian kalinya ia terbaring lemah di atas brankar rumah sakit.Matanya menangkap keberadaan seseorang yang tengah berbaring di sofa ruang inapnya
Pemuda yang tengah berbaring itu begitu asik dengan handphone hingga tak menyadari Ava sudah bangun
Karena ditatap,pemuda itu melirik ke arah gadis yang sudah bangun di atas brankar
"Alhamdulillah Lo sadar Ava.Gue khawatir tau nggak"Aldo.Lelaki itu menghampiri Ava
"Kak Aldo kok bisa tau Ava pingsan di taman belakang sekolah?"
"Nggak penting gue tau dari mana.Coba deh Lo bayangin kalau gue nggak datang pas Lo pingsan?"Aldo menatap gadis di depannya
"Maafin Ava kak.Ava pasti nyusahin kak Aldo lagi"Lirih Ava pada Aldo
"Lo Adek gue btw"
Ava tersenyum singkat pada Aldo.Ia gadis beruntung karena saat semua orang berlari menjauhinya tapi ada seseorang yang berani mendekatinya
"Gue udah telfon nyokap Lo.Please va kali ini hargai cara gue.Lo tau penyakit Lo bukan main main.Nyokap Lo harus tau tentang ini"
Ava menahan nafasnya sesaat.Tapi kembali ia lepas.Benar kata Aldo,bagaimanapun ibunya harus tau.Pasti lambat maupun cepat ibunya juga akan tau
"Terus Ava kata ibu?"Tanya Ava
"Ibu Lo udah disini tapi lagi diruangan nyokap gue.Eh nyokap Lo juga itu mah"
Tak lama kemudian ibu Ava datang dengan papa tirinya.Oh gawat!Berarti dengan pingsanya Ava ia sudah merusak acara bulan madu ibunya
"Ava kamu kok bisa pingsan sih!?"Anna datang dengan tergesa gesa
Baru saja Anna akan memarahi Ava dokter Salsa datang ke ruangan Ava
"Eh Ava udah bangun.Ini makanya dimakan ya va.Terus obatnya itu udah ada di sebelah kamu"
Dan yang lebih mengejutkan lagi ayahnya datang kesini juga.Ayah kandungnya?Iya,Ayah kandung seorang Avania
"Ya Ampun nak,kamu bikin ayah jantungan aja"Dengan terpogoh pogoh ayahnya memasuki ruang
"Ava nggak papa yah.Cuma tadi abis main hujan aja"Ava menjawab dengan senyum paksaanya
"Beneran kamu nggak papa?Kalau nggak papa nggak mungkin kamu bisa masuk rumah sakit"Ayah Ava mengusap punggung tangan Ava
Secara tiba tiba air mata Ava menggenang di pelupuk matanya.Ava merasa terharu dengan perlakuan ayahnya
Walaupun hanya perlakuan kecil saja dapat membuat hati Ava menghangat
"Kamu itu nyusahin Ibu aja sih Ava!Makanya kalau udah waktunya istirahat ya istirahat jangan dipakai waktu istirahatnya buat main.Kalau kayak gitu kamu liat sendiri akibatnya.Bukan kamu doang yang yang kena imbasnya!Semua orang ava!"
Perlahan kehangatan yang ada di hati Ava hilang dan tergantikan dengan perasaan sesak
Ava nggak main.Ava juga pengen istirahat.Tapi takdir mempermainkan kehidupan
"Maafin Ava kalau buat ibu susah"Ava neremas selimut yang membaluti kakinya
"Emang kamu pikir kata maaf kamu itu bisa balikin keadaan ha?Bisa?!"
Ava diam.Ava tak berani menjawab.Yang bisa Ava lakukan hanya mendengar dan melihat
"Kamu bisa nggak sih omongan itu dikontrol?Ava itu anak kita Anna!Nggak seharusnya kamu ngomong seperti itu ke Ava!Tegas ayah Ava
"Mas tolong mikir ya!Dari kecil aku yang ngurus Ava.Aku yang banting tulang buat Ava.Itu semua karna kamu mas!"Nafas Anna memburu setelah mengucapkan kalimat itu
"Kamu juga harusnya mikir.Disini siapa yang salah!"
Anna tak menjawab perkataan sangantan suami
"Kamu tidak pernah berubah sama sekali.Masih tetap egois"Final ayah ava
"Iya!Memang aku egois.Makanya sekarang lebih baik kamu ambil anak kami dan kami urus!"
Semua orang yang ada didalam ruangan melotot tak percaya pada perkataan Anna.Terkecuali Lira.Gadis itu sibuk dengan ponselnya
"Memang seharusnya begitu.Biarin aku yang ngurus Ava.Dari pada kamu yang sama sekali nggak becus jadi ibu"Ayah Ava mulai tersulut emosi
"Nggak becus gimana maksud kamu?Dari kecil loh mas aku yang_"
"UDAH!DISINI NGGAK ADA YANG SALAH!AVA YANG SALAH!KARENA AVA SEMUANYA BERANTAKAN!AVA INI PENYAKITAN!AVA TAU HIDUP AVA NYUSAHIN!"Ava menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya
Menangis sejadi jadinya adalah kegiatan Ava sekarang.Ia tak pernah membayangkan akan seperti ini jadinya
Semuanya karena dia.Salah Ava.Andai saja Ava tak hadir di dunia ini pasti tak akan seperti ini jadinya
Disaat semua orang sibuk dengan pemikiran masing masing,seorang gadis tengah tersenyum sinis sambil melihat handphone nya
"Selamat datang di fase kejutan kakak tiriku tersayang"
-()-
Jangan lupa voment<3
See u next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Arion Adhitama (Selesai)
Teen FictionRasanya, pandangan pertama itu tak terlalu buruk. Benar?