Dua Puluh Empat

126 40 5
                                    

Setelah mengantarkan Orang tua Cha keluar, Zuho kembali menemui Cha yang ditemani Yerim.

"Zuho, aku harus pergi juga. Tidak apa kan ?" tanya Yerim memastikan, saat ini dia harus segera kekampus.

"Ah tidak apa, terimakasih karena sudah menemaninya selama ini"

"tidak masalah" Yerim tersenyum dan keluar dari ruangan itu.

---

Zuho menatap gadis yang selama ini ia rindukan.

"Maaf aku baru menemuimu, aku tidak tahu bagaimana harus bertindak selama ini"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf aku baru menemuimu, aku tidak tahu bagaimana harus bertindak selama ini"

"Kau mau memaafkanku kan"

Zuho membelai lembut rambut gadis itu, dan tangan sebelahnya menggenggam tangan Cha.

"Ku mohon buka matamu"

"Aku sangat kesepian sekarang"

"Aku akan membelikanmu ice cream yang banyak jika kau bangun"

Zuho menarik nafasnya dalam-dalam lalu mengembuskannya.

"Hm aku ingin jujur"

"Apa kau tahu bagaimana perasaanku kepadamu ?"

"Aku mencintaimu, Cha Yeoul"
Bisiknya lirih lalu menjatuhkan kepalanya dilengan Cha sesaat, sampai dia merasakan jari-jari Cha mulai bergerak digenggamannya memberi respon dan matanya perlahan terbuka membuat Zuho sempat terdiam lalu dengan cepat memencet bel untuk memanggil Dokter.

Cha melihat Zuho dihadapannya, air matanya menetes dan berusaha untuk bergerak, namun dia tahan oleh Zuho.

"Jangan bergerak dulu" Zuho tersenyum lembut sambil menghapus air mata sahabatnya itu.

Dokter datang untuk memeriksa keadaan Cha lalu berbicara pada Zuho.

"Pasien sudah membaik, tapi kondisinya masih sangat lemah. Jadi kita harus menunggu sampai kondisinya sudah mulai stabil"

"Baik Dok, terimakasih"

---

Dawon menuju rumah sakit ditemani Jaeyoon dan Youngbin, senyumnya merekah sepanjang perjalanan karena tadi Zuho menghubunginya dan mengatakan bahwa kekasihnya sudah sadar.

Masih dengan senyum yang menghiasi wajah tampannya, ia menyusuri koridor rumah sakit tak lupa dengan snack bucket di tanganya.

Masih dengan senyum yang menghiasi wajah tampannya, ia menyusuri koridor rumah sakit tak lupa dengan snack bucket di tanganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ICE CREAM • SF9 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang