♘01♘

43.5K 2.7K 387
                                    


ooOoo

Jari-jari kekar dan panjang itu mengetuk permukaan kayu, matanya menatap tajam ke arah objek di depannya. Tatapan khasnya berhasil membuat objek tersebut merasa takut. Kesalahan besar yang ia perbuat justru menjadi bumerang yang menghancurkan tindakannya dalam sekejap.

Phoenix

Nama ini tidak asing di kawasan pasar gelap, bahkan di telinga anggota kepolisian yang pernah berurusan dengan mereka. Phoenix memiliki anggota di sepuluh negara di dunia, dengan tiga orang kepercayaan yang langsung ditunjuk oleh pemimpin pendiri kelompok ini.

Pemimpin yang terkenal kejam dan tanpa belas kasih ini berbicara seperlunya dan bertindak nyata. Ia sangat lihai dalam mengambil keputusan dan tidak segan-segan membunuh jika rencananya gagal atau diremehkan.

Ia sangat membenci pengkhianatan karena pernah dikhianati oleh seseorang yang ia anggap binatang. Pemimpin Phoenix ini suka memberi gelar kotor untuk orang-orang yang pernah memanfaatkan dirinya.

"Julukan apa yang pantas aku sematkan padamu?"

Mata sekelam malam itu menatap tajam. Tidak ada guratan belas kasih di sana, hanya dendam dan kemarahan yang bercampur menjadi satu, menciptakan urat-urat kasar yang mulai muncul di area leher.

"Binatang? Bahkan sifatmu sudah melampaui binatang!"

Jari yang mengetuk permukaan meja itu berhenti, digantikan oleh telapak tangan yang menghantam meja dengan kasar. Tindakan itu sukses membuat objek di depannya merinding dan memejamkan mata.

"Kau menjual data perusahaanku dan melaporkan dua anggotaku kepada polisi!"

"Kau pikir siapa dirimu? Kau bahkan hanya menjilat air ludahku!"


Objek yang merupakan salah satu manajer keuangan di perusahaan itu langsung menunduk dengan keringat dingin mengalir. Ia kira CEO di tempatnya tidak akan mengetahui pekerjaan kotornya. Kebahagiaannya hanya bertahan sehari, karena keesokan harinya, CEO dari PCY Company langsung memintanya untuk bertatap muka.

"Aku—"

"Aku apa? Kau akan mengatakan bahwa kau mengambil uang itu untuk kepentingan pribadi?"

"Maafkan aku, Sajangnim. Seseorang menyuruhku untuk melakukannya."

Sosok yang dipanggil Sajangnim itu mendecih. Tangan kekarnya merogoh saku celananya, mengambil ponsel, lalu mendial nomor seseorang. Tepat di nada pertama, sosok yang di telfon langsung mengangkat panggilan itu. Tanpa basa-basi, ia langsung mengutarakan maksudnya.

"Ke ruanganku sekarang, Hun. Panggil Kai untuk ikut serta."

"Baik, Hyungnim. Aku akan ke sana dalam dua puluh detik."

"Aku akan menghitung, Hun. Jika kau terlambat, maka kepala dan jantungmu yang akan menjadi taruhan."

"Itu pasti, Hyungnim."

Panggilan itu terputus diiringi hitungan yang mulai keluar dari bibir Sajangnim. Tepat di hitungan lima belas, dua pria dengan tinggi berbeda langsung masuk ke dalam ruangan CEO tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Mafia Wants A Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang