Suara siulan dari sebuah lorong gelap melodi yang menyeramkan, setiap langkah kaki dari sepatu kulit berwarna hitam terdengar seperti memberi kode pada seseorang. Irama langkah yang teratur, lengkap dengan asap mengepul di area wajah.
"Satu."
Gumaman tipis keluar dari bibir, seiring dengan batang rokok yang ia lemparkan ke bawah, dengan cepat ia menginjaknya, perlahan derap langkah kaki bersahutan terdengar di belakang sosok tadi.
"Dua."
Gumaman kedua keluar dari bibir sang pemimpin, lengkap dengan jari yang diarahkan ke depan. Suasana sunyi yang sedari tadi menyelimuti perlahan berubah menjadi menyeramkan, langkah kaki yang sebelumnya berjalan pelan mendadak menimbulkan nada tidak beraturan, menandakan pemiliknya tengah mengejar seseorang.
"Tembak mati saja mereka, kecuali sialan yang berani menjual informasi situs kita pada Scorpio, aku akan mengulitinya dengan tanganku."
"Baik, Hyungnim!"
Pabrik tua dengan lorong panjang menjadi panggung perebutan antara hidup dan mati, jika kau salah mengambil langkah, nyawamu bisa melayang dalam sekejap. Chanyeol menyeringai saat bercak darah mengenai wajahnya, hal yang wajar karena ditangannya saat ini sudah ada kepala yang berhasil ia putuskan dengan samurai kesayangannya.
"Ini surgaaa!!!!"
Sehun dan Suga berteriak keras sembari menjilati area bibir, menatap bagaimana cairan merah kental itu membasahi permukaan dinding dan lantai. Tenggorokan terasa panas seolah ingin mengejar cairan itu untuk melepaskan dahaga.
"Stok daging kita bertambah! Mutilasi dengan cantik, V!"
V mengacungkan jempolnya, telapak tangannya bahkan sudah diselimuti darah. Dengan santai ia mengayunkan kapak miliknya, lengkap dengan Chen yang sudah mengiris tipis daging paha dan lengan. Chanyeol dengan santai berjalan menendang beberapa mayat yang menghalangi langkahnya, mata kelam dingin itu menatap telak pada seorang pria dan wanita. Ia mengenal dua orang ini, salah satu tikus yang sangat dicari oleh aparat kepolisian.
"Tidak kusangka, kita bertemu di sini, sudah lama sekali."
Chanyeol menyeringai tipis, pasangan ini mendadak kehilangan nyali, padahal semalam mereka baru saja memaki kebodohan Chanyeol yang menempatkan manusia seperti Mingyu. Padahal situs itu dengan sengaja dibuat dengan pertahanan yang lemah, setidaknya dengan cara itu Phoenix bermain, terlihat lemas padahal mereka lebih berkuasa.
"Kris Hyung, Suho Hyung. Bawa mereka masuk kesana, mengiris kulit mereka sepertinya tidak masalah."
Kris tertawa keras, bayangan kulit yang akan dijadikan sebagai bahan sepatu sudah terbayang jelas di benaknya. Kulit sampah seperti mereka pantas untuk diinjak. Kris masih mengingat dua bulan yang lalu ketika mereka meminjam uang pada Suho, bertingkah seperti tikus lemah, padahal uang itu ia gunakan untuk menyewa pembunuh bayaran.
Jangan menebak siapa korbannya, Kris bahkan harus mendapatkan empat jahitan setelah bertarung sengit dengan pembunuh kelas tinggi itu. Dengan santai Kris menarik leher wanita itu dengan kasar, sementara Suho menarik kerah baju pria yang mengemis uang padanya. Oh, Suho bukanlah orang pelit atau hitungan, tetapi sampah seperti ini terkadang melupakan siapa yang mendorong mereka dari belakang.
"Kurasa malaikat lebih suka mendengar rintihan kalian," bisik Kris dengan senyuman iblis, mengabaikan rintihan wanita yang ia pegang. Tidak masalah jika wanita itu akan mati, tujuan mereka hanya membantai habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Wants A Baby
أدب الهواةChanyeol, pemimpin mafia paling ditakuti di Korea Selatan, memimpin jaringan kriminal internasional yang dikendalikan oleh tiga pria dominan di setiap negara. Anggotanya dipilih dengan sangat ketat melalui ujian yang melewati batas kewarasan. Denga...