♘ 23 ♘

7.2K 781 93
                                    

Mansion yang dulunya penuh kehangatan perlahan berubah menjadi sarang kecurigaan. Bahkan Suho, yang dikenal sebagai malaikat di Phoenix, berubah menjadi kaku dan hanya tersenyum pada Baekhyun.

Sudah satu minggu sejak Suga meninggalkan mansion. Para anggota Phoenix memilih mengurung diri di kamar masing-masing. Tidak ada perbincangan berarti, tidak ada sapaan hangat, candaan konyol dari si bungsu, atau anggota muda lainnya. Bahkan taktik menghadapi Tuan Xi pun tak dibahas.

Mereka keluar kamar hanya untuk makan, itupun karena menghormati Xiumin dan Jungkook yang memasak. Baekhyun juga membantu di dapur, meski perhatiannya sering teralihkan oleh keadaan Chanyeol. Jadi, tak heran jika ada sedikit kesalahan dalam beberapa masakan.

"Suasana mansion jadi tambah menyeramkan, tidak biasanya," ujar Baekhyun sambil mengelus lehernya. Ada peraturan baru beberapa hari yang lalu, tidak ada yang boleh menghidupkan lampu di ruang utama. Baekhyun yang takut gelap, merasa kesulitan dengan aturan ini.

Meski dinding mansion sudah kembali normal, beberapa patung hiasan di rumah ini tetap berhasil membuat Baekhyun hampir terkena serangan jantung. Jungkook, yang terpaksa duduk di kursi roda, harus mengandalkan bantuan Xiumin dan Baekhyun.

"Chan-Chanyeol, sampai kapan kau akan tidur? Apakah peluru itu sangat menyakitkan?" Baekhyun mengusap tubuh Chanyeol dengan handuk hangat. Meski Chanyeol tertidur, kebersihan tubuhnya tetap harus dijaga. Baekhyun memandikan Chanyeol dua kali sehari, pagi dan sore.

"Baek, setelah selesai membersihkan suamimu, tolong bantu aku dan Jungkook memasak, ya," teriak Xiumin dari luar kamar. Ia merasa segan masuk ke dalam kamar itu. Ada sesuatu yang membuatnya merasa kecil dan bersalah. Setelah mendengar jawaban Baekhyun, Xiumin berjalan ke dapur.

Xiumin mengambil beberapa sayuran dan daging. Hari ini adalah hari spesial. Ia berusaha menebus dosanya, meskipun ia tergolong baru mengenal anggota Phoenix. Xiumin lebih suka mendengar tawa dan candaan di meja makan daripada tatapan tajam dan adu mulut.

"Jungkook, potong sayurnya dengan hati-hati. Aku tidak ingin kejadian kemarin terulang, ingat kau hampir memotong jari telunjukmu," kata Xiumin.

Jungkook tersenyum kecil dan mengusap tengkuknya canggung. Pikirannya selalu berpusat pada V. Meskipun tidur satu kamar dengan V, suasana mansion yang dingin membuat Jungkook sulit tidur. Posisi tidur terlentang membuatnya tidak nyaman.

Jungkook berusaha mengubah posisi tidurnya, tetapi usahanya sia-sia. Dengan napas kesal, ia hendak berteriak kecil sebelum pintu kamar mandi terbuka. V keluar tanpa sehelai kain pun, hanya handuk hitam kesayangannya yang menutupi kepala.

Jungkook terdiam sejenak, matanya tanpa sadar mengarah pada aset pribadi V yang menggantung di tengah pahanya. Menyadari betapa salah tingkahnya, Jungkook segera menutup mata dan berpura-pura tidur.

"Ah, sial. Aku lupa kalau ada Jungkook di sini. Oh, dia tertidur, jadi tidak masalah," gumam V.

V berjalan menuju lemari, menatap postur tubuhnya di cermin, menggoyangkan tubuhnya tanpa alasan sambil menyanyikan bait lagu aneh yang di karangnya sendiri. Setelah merasa puas, ia membuka lemari dan mengambil pakaian hitam pemberian Suga. Mengingat sahabatnya itu, rasa bersalah perlahan menggerogoti dirinya. Apakah ia terlalu kasar? Di mana Suga akan tinggal sekarang, sedangkan mereka hanya memiliki rumah pribadi di Jepang?

Memikirkan itu membuat kepalanya sakit. V memutuskan tidur setelah rambutnya kering. Ucapan Jungkook dan Baekhyun bersarang di kepalanya, dua pria manis itu selalu mengingatkannya untuk mengeringkan rambut sebelum tidur.

"Aku tahu, manusia seperti aku tidak pantas berdoa. Sudah berapa orang yang habis karena tangan ini. Tapi kali ini, kumohon berikan kesembuhan untuk Hyungnim dan kehangatan bagi anggota Phoenix. Apa aku meminta terlalu banyak?"

Mafia Wants A Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang