ooOoo
Baekhyun berlari meninggalkan Chanyeol yang tengah menggelengkan kepala sambil memasukkan tangan ke dalam kantong celana, matanya memandang bagaimana si mungil itu berlari dengan semangat, lengkap dengan tawa yang mengalir halus dari bibirnya.
"Pantai!!!! Aku suka pantai!"
Baekhyun berteriak keras. Lokasi ini sudah disewa Chanyeol selama beberapa jam ke depan, jadi apa pun yang mereka lakukan tidak akan dilihat orang lain, termasuk keadaan Baekhyun saat ini, ia tengah berguling dengan semangat di atas pasir. Beberapa kali si mungil ini berteriak bahkan memainkan pasir, menulis nama Chanyeol dengan jari lentiknya.
"Kecil, kau tidak takut jika tubuhmu kotor hm?"
Baekhyun yang sudah menulis nama Chanyeol di atas pasir langsung menoleh ke atas. Di sana, Chanyeol tengah berjongkok menatap ke arahnya. Baekhyun tersenyum manis, bahagia karena mereka berada di pantai, salah satu tempat yang sangat disukainya.
"Tidak, Hyungnim! Terima kasih sudah membawaku ke sini."
Chanyeol tersenyum tipis, mengusap surai halus Baekhyun, beberapa kali membersihkan pasir yang menempel di sana. Anak ini benar-benar mengotori rambutnya sendiri dengan pasir.
"Seharusnya aku yang berterima kasih, kecil. Kau mengajakku liburan."
"Hehehe, aku menyayangi Hyungnim," ujar Baekhyun dengan senyuman tulus. Bahkan ia sudah bangkit dari posisi tidurnya, menutup salah satu kata yang ditulisnya di bawah nama Chanyeol dengan tubuhnya, berusaha agar pria tampan itu tidak bisa membaca apa yang ia tulis saat ini.
Ucapan tulus Baekhyun membuat Chanyeol terdiam. Napasnya sesak beberapa detik, ditambah dengan denyutan halus yang teratur, menambah kesan jika saat ini sendi yang ada di tubuhnya mati rasa, hanya ada Baekhyun di matanya dan suara deburan ombak.
"Hyungnim?"
Baekhyun tanpa sadar memeluk tubuh Chanyeol, bahkan mendorongnya hingga terlentang di atas pasir dengan dirinya di atasnya. Dengan penuh kegembiraan, ia memeluk Chanyeol erat sambil tertawa kecil, memperlihatkan sisi manusia yang harus mengekspresikan kebahagiaannya, seperti yang sedang dirasakannya sekarang.
Tak peduli siapa yang ia peluk saat ini, Baekhyun bahkan mengusap wajahnya di dada Chanyeol, memberikan kecupan kecil di sana.
"Hyungnim, si kecil ini menyayangimu."
Baekhyun kembali mengusapkan surai halusnya di dada Chanyeol, dan rambut Baekhyun saat ini telah diberi warna yang manis, seperti gulali yang dijual oleh Rowoon—saran dari Chanyeol sebelum mereka berangkat. Suho bahkan dipaksa membuat surat keterangan sakit untuk Baekhyun, sehingga ia bisa liburan bersama Chanyeol.
"Hyungnim harus selalu sehat, ya?"
Baekhyun mengucapkan dengan penuh kesadaran, paham akan perasaannya saat ini. Namun, di sisi lain, ada suatu ketidakpastian yang menahannya untuk bertindak lebih jauh. Chanyeol terlalu sempurna baginya, bahkan terlalu kaya. Baekhyun merasa kecil, dan mungkin Chanyeol tidak akan pernah melirik manusia miskin seperti dirinya.
"Kecil?"
Chanyeol tersadar, merasakan basah di kemejanya. Ia menarik wajah Baekhyun lembut, menemukan aliran air mata di pipi Baekhyun. Chanyeol spontan bangkit dari tempatnya tidur, memeluk Baekhyun erat, mencium pipi itu beberapa kali, meskipun ada serbuk pasir yang masih menempel di rambut Baekhyun.
"Kenapa kau sangat manis, kecil?"
"Hyungnim_"
"Dengarkan aku, mungkin rasa manis adalah rasa yang paling aku benci di dunia ini, tapi pengecualian untukmu, kecil. Kau terlalu menghiasi kehidupanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Wants A Baby
FanfictionChanyeol, pemimpin mafia paling ditakuti di Korea Selatan, memimpin jaringan kriminal internasional yang dikendalikan oleh tiga pria dominan di setiap negara. Anggotanya dipilih dengan sangat ketat melalui ujian yang melewati batas kewarasan. Denga...