"Thor, aku mau protes." sebuah suara mengagetkanku.
Aku berjengit, menoleh kearah sumber suara. Rara? Kapan dia masuk? Tiba -tiba saja sudah berdiri di sampingku. Tanpa disuruh dia mengambil posisi duduk di depanku.
"Ish...kamu ni ngagetin aja. Datang-datang, bukannya Assalamualaikum kek!" gerutuku kesal. Aku membetulkan posisi duduk, menegakkan punggung. "Pake mau protes segala. Emangnya ada apa?"
"Kamu gak adil thor." jawabnya ketus.
"Maksud kamu?" tanyaku bingung. Kenapa anak ini tiba-tiba membahas tentang keadilan? Apakah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang dimaksudnya? Hihihi.
"Banyak readers yang ngefans sama Satria. Dari gadis sampe emak-emak banyak yang mengidolakan dia. Sebaliknya gak ada readers yang mengidolakan aku. Itu semua gara-gara kamu, Thor! Kamu selalu menuliskan yang manis-manis tentang dia. Sedangkan aku? Aku selalu di posisi ketiban sial." cerocosnya tak puas.
Aku mengangguk -angguk paham. Sepertinya Rara telah salah paham, dia merasa dianak tirikan.
"Ya iyalah Satria banyak fansnya, juga banyak yang mengidolakannya, karena readersnya RaSa kebanyakan gadis dan Emak-emak. Coba kalau readersnya kebanyakan pria, ya pasti kamulah yang jadi idola."
"Tapi aku gak suka itu, Thor! Coba sesekali posisi kami dibalik." Ucapnya memohon.
"Balik aja gakpapa Thor, biar sesekali Rara di atas, aku dibawah." Suara bariton itu, menyela pembicaraan kami. Satria muncul dari balik pintu, menghampiri kami.
Aku dan Rara saling berpandangan, tak mengerti.
"Ish...apaan sih, Bang! Nyamber aja kayak geledek. Apa coba maksudnya , atas bawah? Dasar omes! " Rara mendengkus kesal.
Satria terkekeh. Aku yang baru menyadari, tak bisa menahan tawa menyaksikan kekonyolan RaSa 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imamku Nyebelin (Sudah Terbit)
Lãng mạnSikap jutek yang sengaja ditunjukkan Rara untuk menggagalkan perjodohan dengan Satria, anak sahabat mamanya, ditanggapi oleh cowok itu dengan santai, bahkan keadaan berbalik. Sikap Satria yang jahil dan menyebalkan membuat Rara harus menghadapi cowo...