#Event_RaSa
Judul: Terpesona
By. Vhyt NurmillahSiang itu, selesai melakukan bimbingan lagi dengan dosen, aku berniat ke toko buku. Pak Binsar memintaku untuk menambah buku rujukan, agar skripsiku lebih berbobot. Saat berjalan di sepanjang koridor kampus, aku memeriksa gawaiku ternyata ada pesan dari Bang Satria kurang lebih 15 menit yang lalu.
(Ra, aku tunggu kamu di parkiran kampus. Aku antar kamu ke toko buku)
Isi pesannya membuatku heran, darimana ia tahu kalau aku mau ke toko buku. Aku menepuk jidat, baru ingat kalau tadi pagi aku membuat status di WA-ku tentang jadwalku hari ini. Mungkin ia melihat statusku. Aku jadi tersenyum sendiri melihat perhatiannya yang begitu besar padaku.
Aku pun berjalan memutar arah menuju parkiran kampus. Saat berjalan menuju parkiran, aku melihat para mahasiswa, kebanyakan juniorku pada senyum-senyum gak jelas. Mereka juga terlihat senang. Beberapa dari mereka seperti memuji-muji seorang laki-laki. Aku memelankan langkahku ingin tahu apa isi pembicaraan mereka. Aku dalam mode kemal alias kepo maksimal.
“Gila ya, tuh cowok badannya kekar gitu, seksi banget tau gak,” ucap salah seorang dari tiga mahasiswa yang sedang duduk di koridor.
“Iya, apalagi senyumnya itu, duh, bikin hati aku melting,” timpal satu lagi.
“Apalagi pas pake kacamata hitam itu, duh kaya oppa-oppa korea gitu. Siapa ya dia?” tambah perempuan yang mengenakan pakaian Korean Style.
Perbincangan ketiga junior itu, malah membuaku tambah penasaran. Aku pun mendekati mereka. “Eh, sorry, ada apa sih, kok rame bener? Ada artis ya, ke kampus kita?” tanyaku.
Salah satu dari mereka pun menjawab. “Bukan artis sih, Kak, gak tau siapa, tapi yang pasti cowoknya ganteng banget, dia lagi nungguin seseorang katanya. Pokoknya cool abis deh, mahasiswa di sini lewat semua,” jawabnya sambil cengengesan.“Oh, gitu. Thanks ya.” Aku pun ber-oh ria dan tak lupa mengucapkan terimakasih sebelum meninggalkan ketiga juniorku itu. Otak kepoku berpikir keras tentang kata-kata junior tadi. Cowok ganteng, di parkiran, nunggu seseorang. Aku menepuk jidat seakan tersadar sesuatu. ‘Jangan-jangan yang mereka bicarain bang Satria. Duh, jangan sampe bang Satria jadi santapan para mahasiswi di sini deh.’ Aku mempercepat langkahku menuju parkiran.
Sesampainya di parkiran kampus, aku melongo melihat para mahasiswi semua pandangan matanya mengarah pada satu laki-laki yang berada di bawah pohon duduk di depan kap mobilnya. Hari ini ia berpenampilan casual lengkap dengan kacamata hitam bertengger manis di hidungnya. Tentunya menambah kesan cool pada diri Bang Satria.Cuaca siang yang panas membuat hatiku merasa panas juga melihat pemandangan seperti ini. Entah kenapa aku merasa gak ikhlas Bang Satria-ku jadi santapan mata genit junior-juniorku di sini. Aku lekas mendekat dan menarik Bang Satria untuk segera masuk ke dalam mobil lagi. Bang Satria yang kaget dengan kedatanganku yang tiba-tiba menariknya itu hanya mengernyitkan kening. Tetapi ia menuruti perintah. Kemudian aku pun menyuruhnya untuk menjalankan mobil.
“Kenapa sih, Ra, kok nyeret-nyeret abang buat masuk ke mobil? Kangen ya?” tanya Bang Satria sambil fokus menyetir dengan nada menggoda. Sekarang kita sudah dalam perjalanan menuju toko buku.“Ish, apaan sih. Abang seneng ya, jadi pusat perhatian cewek-cewek di kampusku?” Aku tidak menjawab tapi malah balik bertanya. Tentu saja hal itu membuat Satria heran.
“Apa maksud kamu, Ra?” Satria malah bertanya lagi. Dasar gak peka. Aku memutar bola mata jengah.
“Bang, aku kan udah bilang kalau jemput Rara tunggu di dalam mobil aja, gak usah keluar. Tadi gak liat apa? gimana mata para mahasiswi temen-temenku di sana liatin abang. Bikin aku mau colok aja tu mata mereka.” Mendengar ucapanku, Satria malah cengengesan, aku tambah kesal.
“Jadi, calon istri abang cemburu? Emang sih pesona abang tuh mampu mengalihkan dunia perempuan dari games cacing, hahaha...”
Perkataan Satria tambah membuatku kesal kuadrat. Tapi memang benar sih, apalagi dengan gaya casual seperti sekarang, tingkat ketampanan Bang Satria naik level. Aku saja ikut terpesona sebetulnya, tapi aku tak ingin menampakkan kekagumanku bisa-bisa gede kepala dia tuh.
“Tapi tenang aja Rara sayang, hati abang udah mentok di kamu kok, calon istri abang yang manja, penakut, tapi imut dan gemesin.”
Mendengar penuturannya aku memukul lengan sebelah kirinya. Tapi ucapannya sukses membuatku tersipu malu dan hatiku berbunga-bunga. Aku hanya menatap jendela untuk menutupi ketersipuanku. Seketika suasana jadi awkward. Suara penyiar radio yang menemani kami dalam perjalanan pun ikut hening.
“Ra?”
“Hemm... .”
“Masih lama lulusnya?”
“Ya, lumayan, skripsiku saja masih banyak yang harus diperbaiki. Emang kenapa, Bang?” jawabku sambil membalas pesan dari Sisca.
“Gak apa-apa.” Bang Satria terlihat kikuk. “Aku cuma gak sabar pengen cepat-cepat halalin kamu,” tambahnya dengan senyum manisnya.
Aku yang mendengar perkataannya hanya tersenyum kikuk. Dasar calon imamku nyebelin tapi ngangenin dan gemesin, jadi pen cium. Eh...
***
Hai readers, masih suka ngikutin ceritanya RaSa?
Yuk, beli novelnya bisa langsung ke saya atau tanya2 dulu di WA 085367736916.Terima kasih buat yang sudah beli, novel ini sudah masuk best seller 🙏😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imamku Nyebelin (Sudah Terbit)
RomanceSikap jutek yang sengaja ditunjukkan Rara untuk menggagalkan perjodohan dengan Satria, anak sahabat mamanya, ditanggapi oleh cowok itu dengan santai, bahkan keadaan berbalik. Sikap Satria yang jahil dan menyebalkan membuat Rara harus menghadapi cowo...