Jisung jalan santai di koridor kelas sambil siul siul. Terus ada cewek cantik bawa buku nabrak dia sampai bukunya jatoh berantakan.
Kalo kalian pikir jisung bakal nolongin dia sambil minta maaf kaya di novel novel, kalian salah "Iyuhh ngapain sih nabrak nabrak, kegatelan banget!"
Cewek itu syok, niat mau caper malah diomelin. Tapi dia masih belum kapok "Maaf maaf, nggak sengaja. Bukunya berat, tolongin aku dong" Sambil memasang wajah sok cantik.
Jangankan nolongin, dilirik aja nggak! Jisung langsung meninggalkan perempuan itu. Jisung emang nggak suka kalau ada perempuan yang modus ke dia. Dia lebih suka ngejar daripada dikejar.
Dia mau pergi ke ruang musik buat nyamperin chenle yang lagi persiapan buat ikut lomba nyanyi tingkat nasional. Sebagai kembaran yang baik, dia mau ajakin chenle makan.
"Chen! Makan kuy"
Chenle yang sedang bermain piano menghentikan permainannya "Eh elo ji. Duluan aja gih, gue masih pengen latian piano"
"Gue udah nyamperin lo kesini masa lo tolak sih! Jahat banget lo" Jisung cemberut.
"Gue kan harus latihan dulu"
"Yaudah, kalo gitu gue tungguin sampe selesai" Jisung menyilangkan kedua tangannya.
Chenle tersenyum dan mengacak acak rambut adiknya "Yaudah ayo kita makan. Laguan mau nungguin, perut lo udah bunyi tuh"
Jisung memukul lengan chenle "Rambut gue rusak bego!"
"Durhaka lo sama abang sendiri" Ucap chenle.
"Kita itu sama! Abang gue cuma bang junkyu!" Jisung menarik tangan chenle untuk pergi ke kantin.
Di kantin lumayan rame, soalnya emang jam istirahat. Chenle dan jisung yang baru sampai di kartin dipanggil oleh junkyu.
"Dek! Sini!" Sambil melambaikan tangannya.
Chenle jisung menghampiri junkyu "Tumben jajan dikantin"
"Lagi mode tobat nih. Kalian juga tumben jajan bareng"
"Ini si jisung nyamperin gue ngerengek minta ditemenin makan" Ucap chenle.
"Gue nggak ngerengek ya! Lo tau kan bang ni bocah kalo udah main musik bisa lupa waktu lupa segala" Jelas jisung.
Teman teman junkyu tersenyum melihat persaudaraan "menggemaskan" mereka.
"Oh iya, lo mau ikut lomba nyanyi ya lex. Kalo menang jangan lupa traktirannya" Kata lucas.
"Wajib itu mah, mekdi gaskeun" Jeno menimpali.
"Mekdi palalu! Gausah plorotin adek gue lu!" Junkyu menjambak rambut jeno.
Jeno berusaha melepaskan jambakan junkyu "Sakit woi, lepasin!"
"Kalo gue sih mau numpang panjat sosial aja biar femes. Nanti makin banyak deh cewek cewek yang kenal gue" Jaemin menaik turunkan alisnya.
Renjun tidak mau kalah "Kalo gitu gue mau panjat doa aja biar lo kena azab" Jaemin langsung melempar tisu ke renjun.
Chenle berdiri "Gue mau pesen nih, ada yang mau nitip?"
Emang dasarnya temen junkyu nggak tau diri, nitip pesenan banyak banget. Apalagi lucas.
Setelah pesen makanan chenle panggil jisung "Ji, bantuin gue bawain"
"Kalian sih, ngrepotin!" Ucap jisung pada teman teman junkyu. Dan mereka cuma nyengir aja.
Chenle dan jisung kembali sambil membawa dua nampan, tiba tiba jisung tersandung dan makanannya tumpah semua "ANJIR! SIAPA YANG JREGAL GUE?"
Seisi kantin langsung liat jisung. Tapi nggak ada yang ngaku.
Junkyu dan teman temannya berdiri nyamperin jisung dan chenle "Lo nggak papa dek?"
"NGAKU LO! SINI SAMPERIN LANGSUNG KALO BERANI!" Jisung masih marah marah.
"Ji tenang ji, paling tadi lo kesandung" Chenle menenangkan jisung.
"Kesandung gimana?! Orang jelas jelas gue kerasa ada yang jregal kaki gue!"
Junkyu membawa jisung kembali ke tempat duduknya. Adiknya yang satu itu kalau marah nggak ada obat.
"Ngapain sih bang lo bawa gue kesini, gue belom tau pelakunya" Omel jisung pada junkyu.
Junkyu menghela nafasnya "Lo nggak malu diliatin satu kantin? Lo treak treak kaya gitu pelakunya juga nggak ngaku kan?"
Jisung langsung diem, menyetujui yang junkyu ucapkan. Tiba tiba hp chenle bunyi, dan chenle mematikan panggilan itu sambil menghela nafas.
"Siapa lex? Kok dimatiin?" Tanya jeno.
"Nggak penting bang" Jawab chenle.
"Dari cewek yaa, wah lexa udah punya cewek nih kiw kiw. Kalah lo jun" Lucas menggoda chenle.
Chenle menggelengkan kepalanya "Bukan bukan, nomernya aja nggak dikenal"
"Angkat aja, siapa tau cantik. Kan bisa lo kenalin ke gue" Ucap jaemin.
Chenle cuma tersenyum tipis melihat jaemin dilempari kulit kacang oleh yang lain
"Yee dasar buaya buntung"
"Ngardus aja lu bang"
Nomer privat itu selalu saja menghubungi chenle, baik di telepon maupun sms. Gapapa kalau itu fansnya, tapi ini selalu mengirim sms berupa makian. Saat teleponnya diangkat tidak terdengar suara dari sebrang. Chenle sudah malas menanggapinya.
🚀🚀🚀🚀
Chenle masuk ke kamar junkyu dan membenamkan kepalanya ke punggung junkyu yang lagi ngegame.
"Bang gue capek" Ucap chenle dengan lirih.
Meskipun berat, junkyu membiarkan adikknya tetap di posisi itu. Dia tau kalau chenle lagi sedih, dia juga tau soal nomer asing yang selalu menghubunginya.
"Masih sering sms?" Tanya junkyu, chenle hanya mengangguk.
Junkyu merasakan sesuatu yang hangat di punggungnya. Chenle menangis.
"Chen? Lo nangis?" Junkyu memutar posisinya menghadap chenle, chenle menunduk menutup mukanya dengan tangan. Chenle sangat jarang menangis, kecuali saat ia benar benar lelah dan tidak bisa meluapkan emosinya.
Hati junkyu sakit melihat adiknya menangis seperti itu "Dia ngomong apalagi?"
Masih dengan menutup mukanya chenle menjawab "Dia bilang gue harus ngundurin diri dari lomba nyanyi, kalo nggak dia bakal ngapa ngapain kalian"
Junkyu menurunkan tangan chenle dari wajahnya "Liat gue, lo harus tetep ikut lomba itu! Lo pengen kan ngebanggain nama sekolah? Lo pengen kan ngebanggain ayah sama bunda?"
Chenle menatap junkyu "Tapi lo sama jisung gimana? Gue nggak mau kalian kenapa napa"
"Gue sama jisung nggak bakal kenapa napa. Percaya sama gue, gue bakal jagain jisung. Jangan pernah ambil hati omongan orang yang jelek jelekin lo. Karna kalo pada dasarnya orang itu nggak suka sama lo, apapun yang lo lakuin dia nggak bakal suka. Dia nggak suka liat lo jadi orang sukses, dia iri sama lo. Lo harus liat orang yang sanyang sama lo, yang ngedukung lo. Disini kita nungguin lo sukses, lo mau penantian kita sia sia?"
Chenle menggelengkan kepalanya dan memeluk junkyu.
"Gue tau lo sayang sama gue, sama jisung. Tapi anceman basi kaya gitu jangan lo percaya. Dia cuma pengecut yang nggak berani nunjukin mukanya" Lanjut junkyu.
"Makasih bang, lo bener bener abang terbaik. Gue bahagia punya sodara kaya lo sama jisung"
"Udah nggak usah nangis, jelek" Ucap junkyu.
Chenle tersenyum dan menghapus air matanya. Tanpa disadari, diluar ada yang melihat dan mendengarkan obrolan mereka. Jisung sangat marah karena chenle tidak memberitahunya kalau dia diteror oleh seseorang. Jisung sedih melihat kembarannya menangis. Dia mengepalkan tangannya.
"Gue bakal cari siapa yang udah bikin lo nangis. Gue bakal cari siapapun yang gangguin sodara gue!" Ucapnya lalu masuk ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR FAMILY
ComédieCuma cerita kehidupan keluarga bibit unggul dengan sedikit bumbu