24

2.1K 403 66
                                    

Sesampainya di rumah sakit, jaehyun dan lisa menghampiri chenle yang sedang menangis sendirian di depan UGD. Jisung tadi pergi buat cari minum.

"Chen" Lisa memeluk tubuh chenle yang agak basah itu.

"Bun, abang bun"

"Ssstt, udah tenang. Abang pasti baik baik aja kok"

Jaehyun hanya mengusak rambut chenle agar anaknya lebih tenang. Tapi dia mencium bau aneh dari tubuh chenle.

Jaehyun menarik chenle dari pelukan lisa dan menatapnya intens.

"Kamu dari mana chen?" Tanya jaehyun dingin.

Chenle hanya diam menunduk sembari terisak.

"Kamu punya mulut bukan cuma buat pajangan"

"Ayah" Lisa menyentuh lengan jaehyun.

"Liat ayah"

Chenle masih menunduk.

"Lexa! Kamu nggak denger ayah ngomong apa?"

"Maaf yah"

"Ayah nggak butuh maaf. Ayah tanya kamu dari mana?"

Chenle makin menunduk.

"Udah yah, kasian" Lisa mengusap punggung chenle pelan.

"Bun, kam-"

"Apa ada keluarga dari pasien?" Ucapan jaehyun terpotong oleh dokter yang baru keluar dari UGD.

"Saya dok, gimana keadaan anak saya?"

"Pasien mengalami retak ditulang punggungnya untuk sekarang masih belum sadar dan keadaannya kritis"

"Kritis?" Tanya lisa panik.

"Tenang ibu, beruntung lukanya tidak terlalu serius. Kita hanya perlu menunggu pasien sadar"

"Alhamdulillah, berarti anak saya nggak kenapa napa kan dok?"

Si dokter menganggukkan kepalanya "Do'akan saja yang terbaik"

"Baik terima kasih dok"

Setelah dokter itu pergi, lisa memasuki ruangan junkyu untuk melihat keadaannya. Jaehyun masih di luar bersama chenle, dia belum selesai mengintrogasi anaknya itu.

"Jadi gimana chen? Kenapa abangmu bisa sampe kritis?"

"Maaf yah"

"Ayah nggak bodoh buat nggak tau kamu dari mana! Sekarang kamu mau bilang sendiri atau ayah marah?"

"Jisung yah" Jawab chenle sambil menunduk.

"Kemana anak itu?"

"Ayah jang-"

"Yah" Jisung datang dengan membawa minuman di tangannya.

"Sini kamu"

Jisung takut, muka ayahnya sudah terlihat marah. Melihat dari tatapan panik dari chenle, jisung tau kalau dia sudah ketahuan.

"Ayah bukan orang tua kamu lagi?"

"Nggak yah, kenapa ayah ngomong gitu"

"Terus kenapa kamu nggak dengerin ayah?!" Bentak jaehyun.
"Kamu bukan cuma sekali dua kali ngelanggar omongan ayah. Ini udah yang keberapa jian?"

"Maaf yah"

"Apa kalo ayah maafin kamu bakal berubah? Ayah harus pake cara apa lagi biar kamu nurut sama ayah? Apa ayah harus pukul kamu dulu?"

"Nggak yah, maaf" Jisung menundukkan kepalanya.

"Ayah kurang apa sih ji sama kamu? Apa yang kamu minta sebisa mungkin ayah turutin. Apa ayah kurang kasih sayang sama kamu ji? Kenapa kamu main ke tempat kotor itu jian?"

Jaehyun menghela nafas frustasi "Kalau kamu nggak mau dengerin orang tua kamu, mending kamu pergi aja dari rumah"

"Yah jangan" Ucap chenle.

"Jangan apa chen? Kamu mau ikutan jadi anak pembangkang. Terserah kalau kamu mau belain jisung, silahkan pergi dari rumah. Ayah nggak butuh anak pembangkang!"

"Yah maaf" Ucap jisung

"Kamu liat sekarang abang kamu kritis, ayah udah berapa kali bilang JANGAN PERGI KE CLUB!"

Lisa yang mendengar keributan langsung keluar dari ruangan junkyu.

"Ayah kenapa sih teriak teriak? Sabar yah ini di rumah sakit"

Jaehyun menarik tangan jisung "Pulang, beresin barang kamu. Besok kamu pergi ke rumah kakek"

"Yah jangan yah, jisung nggak mau pergi" Jisung berusaha melepaskan tangannya. "Bun tolongin bun, jisung nggak mau pergi"

"Yah kasian yah, kita bisa bicarain baik baik" Lisa berusaha menolong jisung.

"Nggak bisa! Otak anak ini perlu dibersihin biar nggak ngelawan orang tua terus" Jaehyun menyeret jisung, kali ini lebih kuat.

"Jangan kasar kasar yah"

Jaehyun tidak mendenggarkan ucapan lisa, dia tetap menarik jisung keluar rumah sakit. Jika jaehyun sudah kepalang emosi, ucapan tidak akan didengarkan.

🚀🚀🚀🚀

Sampai dirumah, jaehyun langsung menyuruh jisung untuk mengemasi pakaiannya.

"Yah maaf, jisung nggak mau pergi yah. Jisung mohonn"

Jaehyun diam tidak memperdulikan ucapan jisung. Saat jaehyun hendak melangkahkan kaki, jisung menahan kaki jaehyun dan bersujud.

"Yah jisung mohonn, jisung minta maaf. Jisung nggak mau ke rumah kakek. Ayah boleh hukum jisung yang lain, ayah boleh pukul jisung, ayah mau kunci jisung dikamar mandi jisung nggak papa. Tapi jisung nggak mau tinggal sama kakek yah. Jisung masih mau disini" Ucap jisung sambil menangis.

*fyi kakek jisung itu gualak dan tegasnya minta ampun. Setiap ada cucu yang nakal pasti dititipin ke kakek, ibaratnya kaya algojo lah dan pasti pulang pulang mereka jadi pendiem. Mana rumahnya jauh dari kota lagi.*

"Kalo udah kaya gini aja kamu mohon mohon sama ayah, kemaren pikiran kamu kemana ji?" Ucap jaehyun sinis, sebenernya dia juga nggak tega tapi rasa kecewanya lebih besar.

"Kenapa kamu kemaren nggak mikir? Udah berapa kali ayah bilang, jangan sampe pergi ke club! Dan kamu masih bisa santai pulang kerumah tanpa rasa bersalah udah bohongin ayah ji? Masih untung ayah nggak usir kamu"

Jisung cuma diem aja, dia nggak bisa bantah karena apa yang diucapkan ayahnya memang benar.

"Cepet beresin baju baju kamu, ayah udah pesenin tiket. Kamu pergi malem ini juga"

"Yah jisung nggak mau"

"Ayah nggak peduli! Kelakuan kamu itu perlu dibenerin! Kalau kamu nggak mau beresin baju kamu, biar ayah yang beresin" Jaehyun beranjak ke kamar jisung.

"Kalau ayah tetep mau bawa jisung ke rumah kakek, jisung bakal pergi dari rumah!" Ancam jisung

"Udah berani ngancem ayah kamu? Kamu pikir ayah bakal luluh sama anceman kamu? Silahkan kalo kamu mau pergi, pintunya masih kebuka lebar. Tapi jangan pernah balik kerumah ini lagi!"

"Yah maafin jisung, jisung nggak mau pergi"

Jaehyun tidak mendengarkan ucapan jisung dia tetap pergi untuk membenahi pakaian jisung. Jisung mengikuti jaehyun dari belakang.

"Yah jisung minta maaf, tapi jisung pergi club nggak ngapa ngapain. Jisung nggak minum minum"

"Silahkan kamu cari alasan sebanyak banyaknya, ayah nggak peduli" Ucap jaehyun ketus.

Setelah mengemas beberapa pakaian jisung, jaehyun keluar dari kamar jisung. Dia merasa jisung tidak mengikutinya dari belakang. Dan benar, jisung masih duduk menangis diatas kasur.

"Cepet turun, ngapain malah nagis disitu"

"Jisung mohon yah, jisung nggak mau pergi"

"Buat apa kamu disini kalau udah nggak mau dengerin omongan orang tua? Kamu tu perlu di didik. Nurut kalo masih mau jadi anak ayah"

OUR FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang