3. Emangnya Lo Siapa?

243 14 1
                                    

Setelah beberapa jam para murid mengikuti pelajaran seperti biasanya, tibalah saatnya bel pulang sudah berbunyi. Dan para murid bergegas untuk pulang. Begitu juga dengan dua gadis ini yaitu Fani dan Amora rencananya mereka ingin kemall.

"Fan gimana nih kita pulang dulu atau langsung jalan aja?"tanya Amora ketika mereka sedang berjalan dikoridor.

"Langsung pergi aja deh Mor, rasanya malas kalau harus pulang dulu"jawab Fani.

Baru saja mereka ingin masuk kedalam mobil Fani, gerakan mereka terhenti ketika mendengar suara yang memanggil nama Fani.

"Fani"teriak orang tersebut.

"Apa?"jawab Fani ketus, karena masih kesal dengan Aldo yang sok tebar pesona sana sini.

"Wih santai aja kali nggak usah ngegas"ujar Aldo.

"Siapa yang ngegas orang gue juga santai kok lo nya aja yang lebay"cerocos Fani.

"Kok lo jadi marah-marah ke gue sih"ujar Aldo.

"Siapa yang marah-marah sih, ah udah ah gue mau pergi nggak penting amat gue urusin cowok kaya lo"ketus Fani.

Aldo hanya mengerutkan alisnya, karena iya bingung sebenarnya ada apa dengan bucinnya ini. Oh iya jadi berfikir apa jangan-jangan karena masalah yang tadi pagi pas dijalan dan didekat lapangan iya melihat Aldo bersama dengan wanita yang berbeda dari yang tadi pagi. Jangan-jangan cewek ini cemburu yah? Sontak membuat Aldo senyum penuh kebahagiaan.

"Lo cemburu?"tanya Aldo spontan membuat Fani membulatkan matanya.

"Cemburu? Ngapain juga gue cemburu orang lo bukan siapa-siapa gue kok"jawab Fani sok cuek.

"Oh gue ngerti jadi lo mau jadi apa-apa gue?"tanya Aldo dengan nada mengejek. "Kalau gitu kita pacaran yuk"lanjutnya.

"Pacaran sama lo?"tanya Fani. "Ngapain buang-buang waktu gue aja"lanjutnya.

"Oh jadi lo remehin gue, awas aja lo yah nanti ngemis-ngemis cinta dari gue"ujar Aldo.

"Ihh amit-amit dah"ucap Fani dengan nada jijik.

"Kita lihat aja nanti"ucap Aldo sombong.

Sekarang Amora sudah tidak terlihat lagi karena iya masuk duluan kemobil Fani. Lalu setelah perdebatan mereka berdua akhirnya Fani segera masuk kemobil, namun sebelum iya masuk Aldo kembali membuka suaranya.

"Gue dengar tadi lo mau kemall yah?"tanya Aldo.

"Iya emang kenapa, lo mau ikut jawabannya nggak boleh"jawab Fani masih dengan nada ketus.

"Lo kalau ngomong santai aja kali, lama-lama gue emosi juga sama lo tau nggak"ucap Aldo dengan nada sedikit emosi dan sontak membuat nyali Fani jadi menciut.

Tak ada jawaban dari Fani, dan keadaan jadi hening seketika. Sekarang Aldo menatap Fani dengan tatapan tajam. Karena sejujurnya Aldo paling tidak suka sama cewek yang nada bicaranya ketus, dan itu bisa membuat sisi asli Aldo keluar. Hal itu sontak membuatnya emosi dan kalau iya lagi emosi bisa saja melakukan kerusakan pada barang yang ada disekitarnya.

"Sekarang gue tanya sekali sama lo, lo mau kemall?"tanya Aldo dengan nada serius.

"Iya"jawab Fani seadanya.

"Gue nggak izinin lo"tutur Aldo dan sontak membuat Fani mengangkat satu alisnya bigung dengan maksud penuturan kata Aldo yang barusan.

"Maksud lo? Kenapa gue harus minta izin sama lo?"tanya Fani. "Emangnya lo siapa"lanjutnya.

"Gue pacar lo. Yap sekali lagi gue perjelas sekarang lo pacar gue"jawab Aldo membuat Fani sontak membulatkan mata dengan ekspresi kagetnya.

"Maksud lo? Kenapa lo tiba-tiba ngomong kalau sekarang gue adalah pacar lo?"tanya Fani masih dengan ekspresi bingungnya.

"Nggak ada maksud apa-apa sih, gue cuma mau ngomong itu aja dan ohiya satu lagi gue nggak nerima penolakan kalau lo mau tau itu"jawab Aldo dengan entengnya.

"Ih apaan sih gak jelas banget tau nggak lo, pokoknya gue nggak mau titik"ujar Fani.

"Kan gue udah bilang tadi, gue nggak nerima penolakan sayang"ucap Aldo dan membuat Fani menjadi salah tingkat ketika mendengar penuturan kata sayang yang Aldo ucapkan. Tapi pertahanan Fani nggak boleh runtuh depan cowok ini.

"Apansih loh sayang-sayang, sayang pale lu"ujar Fani.

Tidak ada sahutan dari Aldo ketika iya mendengar kata Fani barusan. Rasanya iya sudah tidak sabar lagi membalas semua sakit hati yang selama dua tahun ini iya rasakan karena Fani.

"Dan ohiya gue punya peraturan yang harus lo patuhi. Yang pertama pokoknya mulai sekarang lo kalau mau pergi kemana aja harus minta izin sama gue kalau misal gue nggak kasih izin otomatis lo nggak boleh pergi. Yang kedua lo nggak boleh terlalu dekat sama cowok manapun selain gue sekalipun itu hanya teman atau sahabat lo. Yang ketiga gue berhak atur lo dan ikut campur tentang lo, tapi lo nggak berhak dan nggak boleh ikut campur tentang gue. Dan yang terakhir lo nggak berhak atur gue atau ngelarang gue mau dekat dengan cewek manapun"ucap Aldo panjang lebar dan sontak membuat Fani berfikir apa-apaan ini.

"Lo gila yah. Oke gue terima kalau lo mengklaim gue sebagai pacar lo tapi gue nggak terima dengan peraturan yang lo buat untuk gue. Apa-apaan lo berhak atur hidup gue yaitu gue nggak boleh dekat dengan cowok manapun sedangkan lo nggak mau kalau gue ngatur hidup lo dan gue nggak boleh larang lo dekat dengan cewek manapun. Lo egois kalau lo mau tau itu"desis Fani panjang lebar. Mau tidak mau Fani menyetujui ucapan Aldo barusan karna demi menjalankan permintaan terakhir Zidan.

"Iya emang gue egois kalau lo tau itu"ucapnya dengan nada sesantai mungkin.

"Terserah deh terserah gue ikutin aja apa mau lo"ucap Fani dengan nada sepasrah mungkin.

"Gitu dong kan bagus. Dan iya satu lagi gue nggak suka sama cewek pembangkang"ujar Aldo setelah itu iya berlalu dari hadapan Fani.

Setelah itu Fani masuk kedalam mobil dan tak sadar air matanya keluar. Hal itu sontak membuat Amora bingung ada apa dengan sahabatnya ini. Kalau saja Zidan nggak nuliskan permintaan terakhirnya yang iya amanahkan kepada Fani, mungkin Fani nggak mau jalanin hubungan dengan cowok playboy itu dan apakah bisa Fani menjalankan permintaan Zidan yaitu untuk membuat kembarannya itu berubah menjadi lebih baik dan tidak menyakiti banyak hati perempuan. Sedangkan Aldo saja nggak mau kalau Fani ngatur tentangnya sekalipun tentang hidupnya.

"Mor kita pulang aja deh gue lagi nggak mood untuk kemall"ujar Fani.

"Hmm yaudah kita pulang aja"ujar Amora sebisa mungkin mengerti keadaan sahabatnya dan tak ingin bertanya dulu untuk sekarang biarkan saja sahabatnya tenang dulu pasti setelah itu iya akan menceritakannya sendiri.

Lalu mereka memutuskan untuk pulang kerumah. Dan mereka memutuskan pulang kerumah Amora karena sangat tidak mungkin Amora membiarkan Fani pulang pada saat dalam keadaan seperti ini.

TBC
Jangan lupa vomen yahh guyssku ❤❤
Ailofyuu guysss🥀❤

posesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang