[completed]
─ ❝nyatanya, yang terlihat paling sempurna─justru yang paling jauh dari kata sempurna❞
"Lentera, hidup itu kaya bianglala. Terkadang kita bisa berada di atas, dan kadang ada kala nya juga kita ada di bawah. Ketika diatas, kita cenderung...
"mom, lentera pengen beli itu, tapi—kemahalan enggak sih?" "opo? koe ngomong opo le barusan?" "kemahalan enggak?" "WEE LA KOK PAKE TANYA TO LE? KATA 'MAHAL' WES DI CORET SAKA KAMUS KELUARGA ALEXANDRE."
—·Kanjeng Ratu Dewi Jessi alexandre·—
**
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Biru itu tipe cowok yang kalo sama teman temannya jadi rada tengil dan keliatan banget cowoknya, tapi begitu di rumah atau ketemu sama mama nya, dia berubah drastis. Pokoknya kalau sama mama Ale itu, biru jadi kayak anak balita, manja banget, terus kalau misalnya Ale pulang ke Jakarta, kalau malem mau tidur gitu biasanya biru minta di elus elus rambutannya, soalnya udah move on dari cara tidur di pok pok in pantat nya.
Jef suka cemburu kalau Ale pulang tuh yang di perhatiin biru doang, dia kaya anak ilang gitu di rumahnya sendiri. Kayak seratus persen perhatian Ale ada di biru, Jef sampai pernah bela belain ngambek karena di cuekin terus, enggak di ladenin malah di omelin.
Secara biru itu anak tunggal, dulu Ale sempat keguguran soalnya, jadi waktu hamil biru dia bener bener jagain banget, enggak mau kejadian masa lalu terulang, dan makanya dia se-sayang itu sama anak laki laki satu satunya. Mereka jarang bertemu juga, jadi sekalinya ketemu, biru seperti tidak mau jauh jauh dari wanita itu.
Siang ini mereka bertiga makan bareng bareng di rumah, Ale yang masakin, masakannya selalu enak seperti biasa. Awalnya kegiatan makan siang keluarga kecil itu berjalan lancar jaya sebelum—
'OHOK!!! OHOKKK!!!'
—Biru keselek.
Ale langsung sigap gitu ambilin anaknya satu gelas air putih, terus minumnya di pegangin udah mirip banget kaya anak kecil, Jef kepanasan liat nya, belum sampai situ aja, Ale mengangkat tangannya dan bergerak mengelus punggung biru dengan lembut.
Muncul akal jahat dari kepala jefri, dia sengaja nyuapin makanan banyak gitu ke mulutnya terus pura pura kesedak sampai suaranya mirip mirip sama kucing kejepit pintu.
"ini—OHOK!! aku keselek nggak ada yang— OHOKK!! nolongin??"
"nggak usah pura pura pa, ada orang yang pura pura keselek, terus keselek beneran eh abistu meninggal, papa mau??"
"astaghfirullah le... cah bagus.. opo kowe barusan mendoakan papa ben cepet mati??!"
"ya nggak gitu"
"terus tadi apa?" Jef rada ngegas.
"nggak, cuman nawarin."
rasanya Jef pengen buang biru ke kolong jembatan tapi nanti langsung di penggal sama Ale.
