Katakan padaku—apa tugas seorang kakak selain menjaga adiknya?
—P. Alexandre—
Bagaimana rasanya di tolak kehadirannya?
Pertanyaan yang tidak perlu di tanyakan sebab semua orang akan menjawab 'sakit' sebagai jawaban, ya memang itu jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu, tapi jika gerimis yang akan di tanya, cowok itu akan menjawab 'tidak apa apa, aku memang di takdirkan untuk di tolak' jawaban yang bisa membuat hati siapa saja bergetar, termasuk Lucas juga biru.
Gerimis melangkahkan kakinya santai sambil membawa kantung plastik berisikan persediaan makanan untuk di rumahnya, kalau bukan karena Una, gerimis tidak akan bisa keluar dari rumahnya dan malah tewas di sana, Lucas sempat menahannya untuk pergi karena takut terjadi apa apa pada cowok itu jika dia tinggal di tempat yang jauh dari Lucas, biru sih up to you aja, soalnya ngelarang juga bukan hak dia, dia juga tidak bisa terus menerus membiarkan gerimis tinggal bersama ibunya yang kejam itu, atau bertahan di lingkungan yang tidak bisa menerima dia apa adanya.
greb!
"?!"
Gerimis tersentak saat ada sesuatu yang memeluknya dari belakang, dia hampir menjatuhkan kantung plastik yang ada di genggamannya. Awalnya gerimis mengira bahwa itu Una, karena selama ini dia tidak pernah di peluk siapapun kecuali gadis itu dan Lucas, awalnya gerimis beropini seperti itu, sebelum tangan kekar yang sama sekali tidak ia kenali memegang pundaknya dengan erat dan membalikkan tubuhnya.
"kamu enggak kenapa kenapa kan? ada yang terluka? ada yang sakit?"
Gerimis menatap laki laki berpakaian rapi yang sedikit lebih tinggi darinya dengan tatapan heran, seseorang yang bahkan tidak pernah ia temui, tidak pernah ia kenali, asing.
"lentera, kakak sedang bertanya."
Cowok bersurai kecoklatan itu mengangkat alisnya, dia tidak tau apa yang sedang terjadi, tiba tiba orang asing ini datang, memeluknya, menanyakan keadaan lalu sekarang memanggilnya dengan-lentera? itu bukan namanya.
"apa ini? tumben kamu keluar rumah sendirian? jalan kaki? mr.han di mana? terus ini apa? kenapa kamu pakai alat bantu—"
Laki laki itu ingin memegang sesuatu di bagian telinga gerimis, tapi buru buru cowok itu menepis tangannya, gerimis tidak suka di sentuh, apalagi oleh orang asing.
"lentera—"
Gerimis buru buru mengambil note kecil miliknya dan pulpen yang selalu ada di saku jaketnya, menuliskan sesuatu di atas nya, cepat cepat ia memberikan kertas itu pada laki laki di depannya.
aku bukan lentera. Kamu siapa? aku tidak mengenalmu.
Sebelum laki laki itu mendongak, menatapnya lagi, gerimis buru buru pergi dari sana, meninggalkan laki laki asing yang tiba tiba datang memeluknya lalu memanggilnya dengan nama orang lain, gerimis hanya-takut, dia sendirian di sini, tidak punya siapapun kecuali Una.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET DREAM ᶠᵗ ᵐᵃʳᵏ ˡᵉᵉ
Novela Juvenil[completed] ─ ❝nyatanya, yang terlihat paling sempurna─justru yang paling jauh dari kata sempurna❞ "Lentera, hidup itu kaya bianglala. Terkadang kita bisa berada di atas, dan kadang ada kala nya juga kita ada di bawah. Ketika diatas, kita cenderung...