thirteenth note

301 83 103
                                    

Siapa

anak raja itu?

—Lentera A. Alexandre—

"boleh gue nanya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"boleh gue nanya?"

Una mengangguk pelan tanpa mengalihkan fokusnya dari tuts hitam putih piano yang sedang ia mainkan di hadapannya.

"siapa—anak raja yang terbuang itu?"

Lentera bertanya ragu ragu, takut menyinggung. Cowok itu tau dirinya sedang bermimpi, karena ia tidak merasakan apa apa saat menatap manik biru laut yang selalu terlihat indah milik gadis mungil itu, sebelum dirinya terbangun dari tidur, entah karena di bangunkan atau di perintahkan untuk bangun, lentera mengambil kesempatan itu untuk bertanya tentang cerita 'anak raja yang terbuang' yang pernah Una ceritakan padanya.

"kenapa kamu ingin tau?"

"gue hanya—gue hanya penasaran aja"

"seseorang yang mempunyai wajah sama persis denganmu. Mempunyai segala hal yang mirip denganmu, hanya ada satu perbedaan dari dalam yang bisa membedakan kalian"

"apa?"

"dia cacat, tak se perfect dirimu."

Lentera diam beberapa saat mendengar jawaban Una, lantas bertanya lagi, karena bagi lentera, saat dirinya ingin tau sesuatu, maka ia harus mendapatkan jawabannya, istilah penasaran bagi dirinya bukan hanya sekedar penasaran yang biasa.

"dia siapa? apa orang itu termasuk di antara tujuh kembaran gue yang ada di dunia?"

Una menghentikan permainannya, denting piano sudah tak terdengar lagi, hanya ada suara hujan yang memenuhi ruangan tersebut.

"dia—saudara kandungmu"

Lentera melongo, tidak bisa berkata kata lagi, saudara yang di katakan Una jelas bukan Tama, karena sudah jelas Tama adalah laki laki yang sempurna bagi dirinya, tidak ada kecacatan sama sekali dalam dirinya. Lentera ingin bertanya siapa namanya dan akan melakukan background check setelah bangun nanti, itu rencana awalnya, namun tiba tiba saja dari arah belakang pundak nya di tarik, di paksa untuk berbalik. Lentera tidak menemukan siapa siapa saat ia berbalik, yang ia lihat hanya cahaya putih yang menyilaukan matanya lalu perlahan menghilang dan di gantikan oleh langit langit kamarnya yang berhias bintang, juga—ecan dan Jia yang sudah berdiri di samping kanan dan kirinya.

Ah, terlambat. Lentera tidak sempat menanyakan siapa nama laki laki itu. Ingin kembali tidur tapi dia tidak yakin akan bertemu Una kembali. Kalau bertanya di kampus, lentera takut ada yang mengetahui hal ini. Tidak mungkin juga, karena Una yang ada di mimpinya pasti jelas berbeda dengan Una si gebetan kakaknya.

"mimpi buruk lagi ya ra?"

"iya...mimpi—buruk."

"mimpi buruk bahwa kenyataannya gue punya saudara kembar." Lentera melanjutkan dalam hati, tanpa menyuarakannya.







SWEET DREAM ᶠᵗ ᵐᵃʳᵏ ˡᵉᵉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang