eightennth note

277 70 102
                                    

Selain hanya ingin harta gue doang
gue enggak pernah siap sama yang
namanya 'patah hati'

─Aditya Pratama Alexandre

**

Tama masih tidak bisa berkata apa apa saat dirinya berjalan mendekati Una, melihat gesturnya yang tampak nyata, Tama tidak pernah menyangka tentang hal ini, cowok itu sama sekali tak pernah beranggapan jika una─ah! rasanya sesak saat memikirkan ke...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tama masih tidak bisa berkata apa apa saat dirinya berjalan mendekati Una, melihat gesturnya yang tampak nyata, Tama tidak pernah menyangka tentang hal ini, cowok itu sama sekali tak pernah beranggapan jika una─ah! rasanya sesak saat memikirkan kenyataannya yang pahit.

Kenapa harus pada satu satunya gadis yang menerima dirinya apa adanya, tanpa memandang harta, kasta, derajat, dan status? kenapa harus terjadi pada Una.

"saya─ingin berbicara denganmu."

Una tampak biasa saja, seperti pada hari hari biasanya. Sepertinya memang gadis itu sama sekali tidak mendengar pembicaraan nya dengan sezhila atau dia hanya berpura pura saja agar Tama merasa lega. "kemana?"

"rooftop."

**

"apa yang ingin di bicarakan?"

Tama menghela napas pasrah, matanya menatap kosong pada langit lepas bewarna jingga ke ungu ungu an saat itu, apa ini pertanda? jika senja akan pergi dan di gantikan oleh sunyi nya malam. Senja memang berjanji akan kembali, tapi apa Una juga berjanji akan kembali setelah dirinya pergi nanti? setelah ke sunyian kembali menghampiri Tama?

"saya mencintaimu. Saya benar benar mencintaimu."

"hng, t─tapi kak, aku─"

"Sampai rasanya tidak mau menerima kenyataan pahit tentang dirimu, saya tidak mau kamu pergi dan menyisakan kesunyian pada saya seperti senja yang pergi meninggalkan orang orang yang mencintainya lalu tergantikan oleh malam yang sunyi, saya─saya tidak mau itu terjadi, tapi saya juga bukan tuhan yang bisa merubah takdir, saya tidak bisa menentang takdir-Nya"

"kakak─udah tau semuanya ya?"

Tama menoleh, kali ini dengan mata dan hidung yang merah karena sedang berusaha menahan tangisnya agar tidak jatuh, Tama tidak mau terlihat lemah di depan gadis yang ia cintai.

"Dari sekian banyak gadis di dunia ini kenapa harus kamu? kenapa harus kamu yang bisa menerima saya apa adanya? saya tidak pernah mau mencintai seorang gadis karena saya takut jatuh terlalu dalam hingga berujung patah hati, tapi─saya tidak bisa menahan perasaan saya saat melihatmu. Saya sudah jatuh terlalu dalam sehingga lupa bagaimana caranya untuk bangkit kembali. Saya sadar, seharusnya─saya tidak boleh mencintaimu yang sudah jelas berbeda dengan saya, seharusnya dari awal kita tidak bertemu─"

greb!

Una menariknya, memeluknya, seolah menyalurkan kekuatan yang ada pada dirinya untuk Tama, tetapi sepertinya itu sama sekali tidak berhasil karena tangis cowok itu malah pecah saat ia memeluknya.

SWEET DREAM ᶠᵗ ᵐᵃʳᵏ ˡᵉᵉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang