twentiefourth note

458 68 166
                                    

"apa keinginanmu?"
"tidak banyak-satu saja"
"apa?"
"memiliki akhir yang bahagia."

─A. Pratama Alexandre─

**

Usai gerimis mengalami henti jantung secara tiba tiba malam itu yang mana membuat semua orang panik termasuk jonnhy dan Jessi yang saat itu sedang tidak ada di Jakarta, Tama jadi lebih sering memperhatikan gerimis ketimbang lentera yang kayaknya udah setengah sembuh.

Hari ini sudah waktunya mereka pulang dari rumah sakit setelah menetap di dalam rumah bau antiseptik itu selama hampir dua minggu. Ada Ecan, Jia, rey dan hendery yang membantu lentera untuk membereskan barang barangnya.

"Bisa jalan?"

Gerimis dengan wajah pucatnya mendongak lalu menatap kakinya, ia tidak yakin karena badannya masih terasa lemas. Ia pun menggeleng pelan, Tama tersenyum senang karena anak itu tidak lagi berpura pura kuat seperti kemarin saat memaksakan diri berjalan sendiri ke toilet dan berakhir jatuh.

Tama membalikkan badannya dan sedikit menekuk lututnya, "naik"

Gerimis merasa ragu, ia melirik sebentar ke arah Lentera yang diam memperhatikan interaksi mereka, menatap Tama dan gerimis secara bergantian dengan sorot yang susah di artikan.

"gerimis?"

"..."


greb!


Merasa tak ada respon dan kakinya mulai pegal karena terus menekuk akhirnya Tama menarik tubuh gerimis ke punggungnya.

Perih sih rasanya harus berjalan di belakang mereka, lentera merasa terasingkan dan merasa cemburu─tapi dia tidak boleh egois, gerimis masih belum sepenuhnya pulih seperti dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perih sih rasanya harus berjalan di belakang mereka, lentera merasa terasingkan dan merasa cemburu─tapi dia tidak boleh egois, gerimis masih belum sepenuhnya pulih seperti dirinya.

"nggak usah cemburu gitu kalii, lo mau di gendong juga??"

Lentera melirik sinis Lucas yang tiba tiba merangkulnya sok akrab. Dia kelihatan ucrit banget di samping Lucas yang tingginya udah kayak pohon mangga ini.

"sama lo?"

"ya iyalah, kalo sama biru nanti penyet, kalo sama ecan nanti dia gepeng"

"dih! ngeledek kalo gue berat ya?!?!?!"

"ya─yang pasti enggak se enteng gerimis kan?"

Lentera memutar bola matanya jengah, menurut lentera─cowok bernama Lucas ini selain pecicilan juga banyak bicara, yang bikin lentera jengah mendengarnya adalah─dia selalu mengoceh tentang hal hal yang enggak penting sama sekali. Lucas pernah memaksa lentera untuk mendengarkan dongeng nya sebelum lentera tidur, karena terlalu malas berdebat akhirnya lentera menurut saja meski cara Lucas mendongeng sangat membosankan tapi ceritanya bagus─lentera menyukainya sampai dia tertidur.

SWEET DREAM ᶠᵗ ᵐᵃʳᵏ ˡᵉᵉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang