"Mungkin gue bukan siapa-siapa bagi dia. Tapi, dia siapa-siapa bagi gue."
▪️▪️▪️▪️▪️
Pagi ini, Semesta datang lebih awal. Semenjak kejadian kemarin, Semesta sama sekali tak bisa menghubungi Bulan. Ponselnya mati. Saat ke rumahnya pun Bi Lastri tak mengizinkan Semesta masuk dan menemui Bulan.
Semesta langsung duduk di kursinya. Kelasnya masih sepi. Kabar tentang putusnya Bulan dan Semesta sudah menyebar. Mereka juga mendapat kabar bahwa Semesta tidak serius dengan Bulan makanya mereka putus.
Risa dan Ulfa yang mendapat kabar bahwa Bulan pulang saat jam istirahat langsung khawatir. Setelah pulang sekolah mereka langsung ke rumah Bulan dan bersyukurnya Bulan mau menceritakan masalahnya. Jujur, Risa dan Ulfa kecewa dengan Semesta yang mendekati Bulan dengan tujuan tersebut. Seharusnya Semesta jujur walaupun Bulan akan marah nantinya. Kalau begini bukankah Semesta tidak hanya membuat Bulan marah, tapi Semesta juga mempermainkan hati Bulan.
Semesta terkejut saat tiba-tiba mendengar suara gebrakan di pintu kelasnya. Saat dia menoleh ternyata ada Chiko di sana. Setelah mengunci pintu kelas Semesta, Chiko langsung mendekat ke arah Semesta lalu memukul meja yang ada di sana dengan keras.
Semesta langsung berdiri di hadapan Chiko. Keadaan kelas yang masih sepi membuat Semesta dan Chiko hanya berdua di kelas.
"Mau apa lagi lo?" tanya Semesta.
Chiko tidak menjawab pertanyaan Semesta. Chiko justru menarik baju Semesta lalu mencengkramnya kuat.
"Bisa-bisanya lo nyakitin Bulan?"
Akhirnya Semesta tau apa alasan Chiko bertindak seperti sekarang. Semesta tau Chiko masih menyukai Bulan. Tapi Chiko melepaskan Bulan dengan Semesta karena melihat Bulan lebih sering tersenyum. Namun tindakan Semesta kali ini membuat Chiko benar-benar murka dan marah dengan Semesta.
"Gue rela Bulan bareng lo karena gue liat Bulan bahagia sama lo. Tapi tindakan lo kali ini buat Bulan sakit hati lo. Berani lo mainin dia? Udah gak sayang sama nyawa lo."
"Gue gak ada niat."
Chiko makin mencengkram kuat baju Semesta saat mendengar jawaban Semesta yang terdengar enteng dan tanpa rasa bersalah.
"Bisa lo ngomong kayak gitu? Gue kira gue laki-laki paling brengsek di dunia karena nyakitin Bulan. Nyatanya, lo lebih brengsek dari gue."
Semesta berusaha melepaskan tangan Chiko dari bajunya. Dia berhasil membawa tangan Chiko menjauh dari sana sehingga bajunya bebas dari cengkraman.
"Ini urusan gue sama Bulan. Lo gak perlu ikut campur."
Bugh,
Perkataan Semesta berhasil membuat Chiko melayangkan tinjuannya ke wajah Semesta. Karena tinjuan tersebut, Semesta tersungkur ke atas meja.
"Siapapun yang nyakitin Bulan, gue pastiin mati di tangan gue. Termasuk lo. Setelah ini, gue harap lo gak pernah lagi deketin Bulan."
Semesta berdiri sambil meyeka sudut bibirnya yang terasa perih.
"Apa maksud lo?"
"Maksud gue?"
Bugh,
Chiko kembali meninju sisi wajah Semesta yang lainnya. Kali ini pertahanan Semesta lebih kuat di bandingkan sebelumnya. Dia masih berdiri tegap di hadapan Chiko.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]
Teen Fiction"Menuliskan lebih punya bukti di bandingkan mengutarakan." Dari Semesta Dirgantara Semesta Dirgantara, seorang siswa di SMA Rajawali. Dia bukan seorang laki-laki yang banyak di gandrungi wanita, justru dialah laki-laki yang menyukai banyak wanit...