Selamat Membaca^_^
Enjoy dan Have fun, ya♥️ Jangan lupa turn on mood bahagia dan senyum manisnya dulu♥️
Makasih udah berikan banyak cinta pada Semesta. Bantu share selalu cerita ini, ya♥️
Loveyou♥️Extra part ini aku buat karena permintaan readers yang hebat dan selalu kasih aku kata-kata positif, makasih semuanyaa♥️♥️♥️
▪️▪️▪️▪️▪️
"Akhir kata dengan menatap mata dan saling berbicara."
▪️▪️▪️▪️▪️
Bulan dan Fahrul baru saja keluar dari sebuah gedung yang bertuliskan rumah sakit jiwa. Yap, mereka baru saja mengunjungi Dahlia, mamah dari Fahrul. Kondisinya belum memulih setelah beberapa lama berada disana. Bahkan, Bulan belum bisa bertemu dengannya karena dia akan mengamuk ketika melihat Bulan. Bulan sedih, namun Fahrul terlihat lebih sedih karena tak ada perkembangan yang terjadi pada orang tua satu-satunya.
"Kak," panggil Bulan pada Fahrul yang sedari tadi berjalan dengan pandangan kosong.
Fahrul menoleh dan tersenyum ke arah Bulan. "Kenapa?"
Bulan balas tersenyum. "Nggak apa-apa. Tiba-tiba aja Bulan mau makan cumi-cumi bakar yang Kak Fahrul suka."
Bukan tanpa alasan Bulan menginginkan itu, biasanya jika Fahrul sedang lelah ataupun sedih mengenai suatu hal, Fahrul akan membeli makanan ini. Sekarang Bulan tahu kalau hal ini adalah obat untuk sedih dan lelahnya Fahrul.
"Tiba-tiba?" tanya Fahrul yang di jawab anggukan oleh Bulan. "Gas!"
Fahrul langsung merangkul Bulan mengapitnya di ketiak. Hal itu membuat Bulan tertawa, begitu juga dengan Fahrul. Bulan senang ketika Fahrul tertawa dan tersenyum. Melihat semua itu membuat Bulan memiliki mood yang lebih meningkat. Akhir-akhir ini mood-nya adalah tawa Fahrul.
Bulan dan Fahrul sudah berada di salah satu kedai penjual cumi-cumi bakar. Mereka duduk berhadapan sambil menunggu makanan yang sebelumnya mereka pesan. Mereka hanya di teman dengan minuman yang datang lebih dulu.
"Kak," panggil Bulan pada Fahrul setelah dia meminum minumannya. Fahrul mendongak menatap Bulan. "Kakak bener-bener nggak mau lanjut kuliah tahun ini?"
Fahrul memilih untuk menunda kuliahnya tahun ini agar dia bisa fokus pada usahanya. Fahrul ingin membesarkan usahanya lebih dulu dan mencari pekerjaan. Setelahnya dia akan kuliah jika semuanya sudah terpenuhi. Apalagi Fahrul harus membiayai hidup Bulan dan pengobatan ibunya yang ada di rumah sakit jiwa. Fahrul tidak ingin semuanya terbengkalai karena Fahrul sibuk kuliah dan tidak bisa mencari uang dengan baik.
"Untuk tahun ini, Kakak rasa nggak."
"Bulan 'kan bilang biaya hidup Bulan nggak banyak. Bulan bakal bantu jualan atau apapun yang bisa meringankan."
Fahrul tertawa mendengar perkataan Bulan. "Alasan itu yang memperkuat Kakak nggak akan kuliah tahun ini. Biarpun tahun depan Kakak harus masuk bareng kamu atau nggak kuliah sekalipun, Kakak nggak masalah."
"Tapi, Bulan mau Kakak harus kuliah. Itu impian Kakak, kan?"
"Udah, Lan, nggak usah di bahas dulu, ya. Kita kesini 'kan mau makan, bukan ngobrolin hal itu."
Fahrul selalu menghindar ketika Bulan menyudutkannya untuk kuliah. Padahal Bulan benar-benar ingin Kakaknya kuliah tahun ini, karena akhir-akhir ini Fahrul telah berjuang keras untuk keluarganya bahkan melupakan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]
Roman pour Adolescents"Menuliskan lebih punya bukti di bandingkan mengutarakan." Dari Semesta Dirgantara Semesta Dirgantara, seorang siswa di SMA Rajawali. Dia bukan seorang laki-laki yang banyak di gandrungi wanita, justru dialah laki-laki yang menyukai banyak wanit...