24 - Hal yang Tidak diketahui

2.4K 256 145
                                    

"Sebaik apapun tindakan lo kalau di dasari niat salah, jatuhnya tetap kejahatan."

▪️▪️▪️▪️▪️

Pagi ini Bulan sudah berada di kelasnya karena dia harus melaksanakan piket. Bulan kembali melakukan pelanggaran di kelas dengan tidak melakukan piket minggu kemarin. Makanya kali ini dia harus piket, kalau tidak masalahnya akan di adukan kepada wali kelas.

Bulan sedang menyapu kelas. Dia menyapu barisannya. Sampai sampah itu dia keluarkan dari dalam kelasnya. Bulan terlonjak saat tiba-tiba ada orang yang datang dan mengagetkannya.

"BULAN JELEK!"

Bulan sudah melayangkan sapunya, dia sudah siap untuk memukul Semesta yang membuat jantungnya hampir saja copot pagi-pagi.

"Jangan, jangan," ucap Semesta sambil menahan sapu yang hendak menyentuh tubuhnya.

"Lo ngapain sih? Kalau gue mati sekarang gimana? Lo jomblo mau?"

"Gue tinggal cari cewek baru."

Perkataan Semesta kali ini berhasil membuat Bulan benar-benar memukul badan Semesta dengan sapu yang ia pegang.

"Aduh, duh, sakit dong," kata Semesta yang berusaha menghentikan Bulan.

"Udah, udah." Akhirnya setelah cukup lama, Bulan menghentikan aksinya.

"Temenin gue makan yuk!" kata Semesta.

"Ogah!"

"Ayo, sarapan. Lo belum sarapan, kan?" Bulan diam. Dia tidak menjawab pertanyaan Semesta.

"Lan, please."

"Kak Erwin!" panggilan Bulan membuat Semesta ikut menoleh.

Ternyata benar, di sana ada Erwin yang masih menggunakan tasnya. Artinya dia baru saja datang. Erwin yang merasa di panggil pun langsung menghampiri keduanya yang ada di depan kelas Bulan.

Erwin langsung high five dengan Semesta. Erwin juga bingung kenapa Bulan memanggilnya ke sini. Sama halnya dengan Erwin, Semesta juga bingung atas panggilan Bulan terhadap Erwin.

"Kenapa gue di panggil ke sini? Suruh jadi kambing conge?" kata Erwin.

"Emang cocok banget lo jadi kambing," kata Semesta.

"Temen gak ada akhlak, emang bener-bener." Semesta tertawa mendengar perkataan Erwin.

"Kak!" panggilan Bulan membuat Erwin menatap ke arah Bulan.

"Gak usah di tatap, nanti lo jatuh cinta," ujar Semesta.

"Terus gue harus liatin ujung sepatunya?" kata Erwin kepada Semesta dengan sinis.

"Kak, tolong temenin si kutu kampret satu ini sarapan. Nanti dia yang bayarin," kata Bulan pada Erwin.

"Lho, gue 'kan ngajakinnya lo, Lan," kata Semesta.

"Gue gak mau."

"Kenapa?"

"Pikir aja sendiri," ujar Bulan lalu langsung masuk ke kelasnya.

"BULAN!"

"BULAN. KUTU LO!"

"Udah, udah," ucap Erwin sambil merangkul Semesta.

"Ayo sarapan bareng gue. Mumpung masih kosong nih perut." Erwin mengelus-elus perutnya menandakan bahwa dia lapar.

"Makan noh sarapan, gak pernah nafsu gue kalau makan sama kambing!" ucap Semesta lalu pergi meninggalkan Erwin sendirian di depan kelas Bulan.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang