35 - Starlight Cafe

1.7K 197 125
                                    

"Menghindar tanpa penjelasan sama saja seperti ingin di kejar untuk di cari tahu."

▪️▪️▪️▪️▪

Niat Semesta yang awalnya ingin berkunjung ke rumah Bulan saat pulang sekolah harus batal karena dia ingin bertemu dengan salah satu temannya. Saat bel pulang sekolah tiba, Semesta langsung beranjak menuju parkiran dan melajukan motornya menuju ke sebuah tempat pertemuannya dengan temannya.

Saat badan Semesta sudah naik ke atas motor dan sudah siap untuk memakai helmnya. Tiba-tiba ada suara yang memanggil namanya.

"KAK ESTA!!" panggilan tersebut membuat Semesta menunda dulu aktivitasnya.

Semesta melihat ke arah sumber suara yang ternyata adalah Risa. Risa langsung melangkahkan kakinya mendekat ke arah Semesta yang masih ada di tempat parkiran motor.

"Ada apa?" tanya Semesta pada Risa yang kini sudah ada di hadapannya.

"Lo jadi ke rumah Bulan?"

"Sekarang gue ada urusan. Nanti kalau urusannya kelar. Gue bakal ke rumah Bulan."

"Tolong ya, Kak, cari Bulan. Gue mau ke rumah Bulan tapi gak bisa, Ulfa juga sama."

Semesta mengangguk. "Gue pasti cari Bulan. Kalau hari ini gue gak nemuin Bulan dan Bulan gak bisa di hubungi. Gue bakal hubungi polisi."

"Yaudah, Kak, kalau ada kabar tentang Bulan kabarin gue ya?"

"Lo juga."

"Iya, Kak, kalau gitu, gue duluan ya?" Semesta mengangguk menjawab perkataan Risa. Setelahnya, Risa langsung menjauh dari hadapan Semesta.

"Lo ke mana sih, Lan? Semua khawatir nyariin lo," gumam Semesta lalu langsung memakai helmnya dan melajukan motornya.

Selama Bulan tak ada Semesta benar-benar memikirkannya. Semesta hanya khawatir dengan kondisi Bulan. Bulan tak pernah bisa mencurahkan isi hatinya pada Semesta. Bulan selalu terlihat baik-baik saja di hadapan Semesta. Semesta berpikir kalau dirinya bodoh karena tidak bisa memahami Bulan.

Semesta benar-benar tak akan pernah memaafkan dirinya sendiri kalau terjadi sesuatu pada Bulan. Semesta akan membunuh dirinya sendiri jika Bulan tak berhasil di temukan.

Motor Semesta yang semula melintasi jalanan Jakarta, kini sudah terparkir rapih bersama beberapa motor lainnya di depan sebuah cafe. Semesta langsung turun dan masuk ke dalam cafe tersebut. Sebelum duduk, Semesta lebih dulu mengitari pandangan berusaha mencari seseorang yang ingin bertemu dengannya.

Semesta melihat seseorang yang mengangkat tangannya. Semesta tersenyum lalu langsung melangkahkan kakinya mendekat ke sana.

"Maaf lama," kata Semesta pada perempuan yang ada di depannya.

Perempuan ini adalah perempuan yang sama saat Bulan memergoki Semesta jalan di mall waktu itu. Perempuan yang waktu itu membuat Bulan marah pada Semesta karena Semesta mengikari perkataannya. Perempuan yang membuat Semesta harus mengirimkan banyak kata maaf pada Bulan agar Bulan mau memaafkannya.

"Gak kok, aku juga baru dateng," kata perempuan tersebut.

"Kak Sena ada apa ajak aku ketemu?"

Perempuan itu bernama Sena Aldheana. Orang yang Semesta bilang adalah sahabat baiknya semenjak dia kehilangan ayahnya. Semesta dan Sena terlihat sangat akrab dan sudah sangat dekat, terlihat dari perkataan mereka yang berkata aku-kamu satu sama lain. Dari panggilan Semesta juga kita bisa tau kalau Sena lebih tua di bandingkan Semesta.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang