34 - Tidak Ada Bulan

1.8K 206 125
                                    

"Menghilang tanpa kabar membuat khawatir berkepanjangan."

▪️▪️▪️▪️▪

Kemarin Semesta mengantar Bulan ke depan rumahnya. Bulan awalnya menolak, tapi Semesta terus memaksa dan akhirnya Bulan mengiyakan permintaan Semesta. Semesta lega karena Bulan tidak menyembunyikan apa-apa.

Pagi ini, niatnya Semesta ingin menjemput Bulan. Tapi, Bulan menolaknya. Katanya Bulan akan berangkat sendiri. Semesta tidak bisa memaksa lagi.

Setelah sampai di sekolah dan memarkirkan motornya. Semesta berniat untuk lebih dulu ke kelas Bulan. Padahal sebentar lagi bel masuk. Ya, Semesta berangkat benar-benar siang. Saat Semesta tiba di sekolah saja gerbang langsung di tutup.

"Risa!" panggil Semesta di ambang pintu kelas Bulan.

Risa yang namanya merasa terpanggil langsung menoleh. Saat itu juga Semesta melambaikan tangannya mengisyratkan agar Risa suruh mendekatinya. Risa yang mengerti langsung beranjak dari duduknya dan menghampiri Semesta.

"Kenapa?" tanya Risa.

Semesta sedari tadi mengitarkan pandangannya ke dalam kelas Bulan. Dia berharap kalau Bulan ada di sana. Namun, hasilnya sama. Semesta tidak dapat menemukan Bulan. "Bulan ke mana?" tanya Semesta.

"Gue kira dia berangkat sama lo."

"Bulan belum dateng?"

"Belum."

Semesta mengernyitkan dahinya. "Gak biasanya Bulan berangkat siang." Semesta bermonolog.

"Iya, Kak, gak biasanya Bulan berangkat siang," ucap Risa yang membuat Semesta menoleh. "Gue juga udah nelponin, tapi gak ada jawaban dari Bulan. Emang kemarin lo gak ada ketemu Bulan?"

"Kemarin gue jalan sama dia. Baliknya juga gue anterin dia sampe rumah. Bulan keliatan baik-baik aja."

"Apa Bulan sakit ya, Kak?"

Wajah Semesta terlihat khawatir. "Gue gak bisa hubungin Bulan. Nanti pulang sekolah gue ke rumahnya deh."

"Yaudah, nanti kabarin ya, Kak."

Semesta mengangguk. "Kalau lo punya kabar dari Bulan. Kabarin gue juga."

"Iya."

"Yaudah, gue ke kelas ya."

"Iya, Kak." Semesta langsung pergi meninggalkan kelas Bulan.

Saat bel pulang berbunyi, Semesta langsung pergi ke tempat parkir dan ingin segera ke rumah Bulan. Namun, saat di kantin, dia melihat Chiko. Niatnya yang ingin langsung ke parkiran, jadi berubah. Semesta menghentikan langkahnya lalu mendekati Chiko.

"Chiko!" panggil Semesta yang membuat Chiko menoleh.

"Apaan?"

"Di mana Bulan?" tanya Semesta.

Chiko menautkan alisnya. "Emang Bulan gak ada? Ke mana?"

"Gue nanya sama lo. Kenapa lo nanya balik?"

"Lo doinya. Kenapa lo nanya gue?"

"Akhir-akhir ini Bulan deket sama lo."

Chiko tersenyum miring. "Gak ada Bulan deket sama gue. Ngaco lo!"

"Gue sama sekali gak tau Bulan ke mana. Bulan gak masuk aja gue baru tau dari lo."

"CHIKO!" panggil seseorang yang membuat Chiko menoleh.

"Markas, cuy!" katanya yang di jawab anggukan oleh Chiko.

Chiko langsung beranjak dari duduknya. "Gue bakal bantu cari Bulan. Tapi, lo juga harus cari. Gue percaya lo bisa jagain Bulan dengan baik."

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang