"Tempat spesial untuk orang spesial."
▪️▪️▪️▪️▪️
Semenjak kejadian kemarin, Semesta kini lebih banyak diam. Bahkan, semalaman Semesta tidak menelpon ataupun mengirim pesan pada Bulan. Semesta masih terus memikirkan tentang Bulan dan Chiko. Jujur, Semesta berpikir negatif sekarang. Semesta berpikir kalau Chiko dan Bulan ada apa-apa di balik semua ini.
Semesta tak mau ambil pusing. Dia tak mau terus memikirkan Bulan yang entah faktor apa sehingga Bulan bisa menjadi Bulan yang sekarang.
"Kantin gak?" tanya Erwin yang tak di jawab oleh Semesta karena dirinya terlihat sedang melamun.
"Esta, conge!" ucap Erwin.
"WOEY!" teriak Fahrul tepat di telinga Semesta sehingga membuat Semesta langsung tersadar. "Bengong mulu lo kayak orang patah hati," kata Fahrul.
"Emang lagi galau, anjir," kata Erwin.
"Oh iya. Neng Bulannya kemarin belain Chiko ya?" tanya Fahrul.
"BACOT, ANJING! BERISIK!" kata Semesta yang membuat mereka malah terkekeh. "Ayo ke kantin. Ghibahin hubungan gue mulu lo."
"Ngumpulin kok dosa? Mending ngumpulin pacar," kata Semesta sambil melangkahkan kakinya pergi keluar dari kelas.
"Emang si Esta minta gue hajar," kata Fahrul. "Awas aja kalau dia playboy lagi."
"Gue hajar juga," kata Aksa.
"Nah, brader ini namanya," ucap Fahrul membanggakan dirinya.
"Bodo amat, anjir. Gue laper mau makan," ucap Erwin.
Mereka berempat berjalan bersama menuju kantin. Koridor sekolah nampak ramai karena ini adalah jam istirahat. Yang artinya tidak ada pembelajaran di kelas.
"Eh, Salsa! Love you kata Erwin," ucap Fahrul pada seseorang gadis yang terduduk di sana.
"Bego, kalau baper beneran gimana?" kata Erwin.
"Tinggal lo pacarin. Pusing amat," jawab Fahrul enteng.
"Bego! Masalah hati bukan mainan. Dasar fuck boy!"
"Eh Ta, Ta, Bulan tuh," ucap Fahrul yang membuat Semesta mengikuti arah pandangan Fahrul.
Semesta melihat Bulan berjalan dengan kedua temannya. Mereka terlihat mendekat ke arah Semesta. Saat mereka berhadapan, baik Bulan dan Semesta tak ada yang membuka suara. Sama halnya dengan Fahrul dan Risa.
"Ah, males. Diem-dieman doang ketemu juga," kata Ulfa.
"Ulfa!" panggil Erwin pada Ulfa yang membuat Ulfa menoleh. Ulfa sedikit kebingungan ketika melihat Erwin sedang mengangkat tangannya terlihat ingin high five. Namun, akhirnya Ulfa mengerti sampai akhirnya dia mau menyambut tangan Erwin. "Ulfa pinter," kata Erwin.
"Udahlah bubaran aja. Males gue kalau gak ada yang ngomong," kata Ulfa.
"Tau nih. Masa gue doang sama Ulfa yang ngebacot," jawab Erwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]
Teen Fiction"Menuliskan lebih punya bukti di bandingkan mengutarakan." Dari Semesta Dirgantara Semesta Dirgantara, seorang siswa di SMA Rajawali. Dia bukan seorang laki-laki yang banyak di gandrungi wanita, justru dialah laki-laki yang menyukai banyak wanit...