48 - Bazar Makanan

1.8K 207 203
                                    

Selamat membaca 💚 Kalau boleh ramaikan lagi ya part ini😂 bercanda 😍 fokus aja sama ceritanya 😂

▪️▪️▪️▪️▪️

"Pertemuan satu-satunya cara mengobati rindu."

▪️▪️▪️▪️▪️

Hari ini Semesta menjemput Bulan menggunakan motor barunya. Jujur, Semesta sangat menyukai motor ini. Walaupun bukan motornya yang dulu, tapi motor ini benar-benar memudahkan Semesta untuk pergi dan akhirnya Semesta bisa menjemput Bulan lagi setelah banyak halangan sebelumnya.

Semesta menunggu di luar karena di rumah Bulan tidak ada orang. Asisten rumah tangganya sedang pergi ke kampung, sedangkan Fahrul pergi untuk mengurus sesuatu. Sebelumnya Semesta juga sudah meminta izin pada Fahrul untuk membawa Bulan pergi. Dan bersyukur Fahrul mengizinkan. Fahrul benar-benar percaya dengan Semesta mengenai Bulan.

Bulan juga sudah mengetahui perihal motor yang Fahrul belikan untuk Semesta sebagai rasa terima kasihnya. Semula Bulan yang memberikannya ide sampai akhirnya Fahrul menuruti keinginan Bulan.

Tapi Bulan benar-benar lama di dalam. Semesta yakin kalau dia mengelilingi komplek Bulan selama menunggunya pasti akan habis tujuh putaran. Tangan dan kaki Semesta sudah habis di gigiti nyamuk sedari tadi.

"Bagus, anak perawan lama amat," ucap Semesta saat melihat Bulan keluar dari rumahnya.

"Gue cewek, wajar lah."

"Yakin lo cewek?"

"Kalau gue cowok, lo homo dong suka gue."

"Anjir, ngeri banget. Ayo, naik! Udah habis darah gue di isep nyamuk gara-gara lo dandan gak ada abisnya," ucap Semesta sambil memberikan helmnya pada Bulan.

"Minta gue pites ini orang. Gue dandan dikit doang di kata lama," kata Bulan sambil memakai helmnya.

"Emang lama, kenapa gak pernah nyadar sih cewek?"

"Lo nyalahin cewek?" ucap Bulan sambil menatap Semesta dengan tatapan mengintimidasi.

Semesta menampilkan sederet gigi putihnya. "Gak kok, gue yang salah datengnya kecepetan."

Bulan tersenyum. "Pacar Bulan pinter. Ayo berangkat, sayang."

"Uwek," ucap Semesta seolah sedang muntah karena mendengar ucapan Bulan.

"Salah mulu jadi gue. Romantis, salah. Kasar, salah. Gue panggil bego, salah. Gue panggil sayang juga salah. Lo maunya apa?"

"Maunya lo," jawab Semesta.

"Uwek, ogah," ucap Bulan lalu naik ke atas motor Semesta.

Tanpa di suruh, Bulan sudah memegang jaket Semesta. Semesta tersenyum lalu langsung melajukan motornya untuk menjauh dari kawasan rumah Bulan.

"Kita mau ke mana, sih, malem-malem gini?" tanya Bulan dari balik punggung Semesta dengan suara yang lumayan keras.

"Bazar makanan," jawab Semesta

"HAH? APA?"

"BAZAR MAKANAN."

"Oh, dimana?"

"Kepo lo, kayak nenek lampir."

Bulan memukul punggung Semesta. "Emang nenek lampir kepo?"

"Iya lah. Apalagi nenek lampirnya modelan lo."

"Mimpi apa sih gue punya pacar yang hobby nistain ceweknya?"

"Mimpi indah."

Semesta dan Bulan melanjutkan percakapan-percakapan randomnya. Mereka benar-benar tak berhenti berbicara sepanjang perjalanan. Walaupun mereka saling menghina, mereka rasa itu lah gaya pacaran mereka yang membuat mereka nyaman.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang