Rosie pergi kesana, tidak mengganti pakaian seksinya untuk sekedar berpose beberapa menit lalu, ia juga tidak mengetuk pintu ruang baca. Langsung saja melenggang masuk dalam keadaan diam, tidak bicara.
"Hai." Sapa suaminya dari meja baca satu-satunya yang ada di dalam ruangan. Rosie mengedikkan bahu seraya memutar kursi kosong untuk duduk bersebrangan dengan suaminya. "Jika kau bisa menebak. Berarti kau benar-benar mencintaiku."
"Rumusan macam apa itu...kita menikah ulang tiga hari lalu. Itu sudah membuktikan aku mencintaimu. Kurang jelas ya. Walaupun sempat berpisah: berbulan-bulan kau pergi jauh, sulit dihubungi, mengganti nomor ponsel. Memblokir ku dari semua akses dari sns pribadimu. Mengacuhkan aku. Perlu bukti apalagi."
"Tidak ada hubungannya. Sekarang coba baca isi pikiranku."
"Astaga....memangnya aku peramal. Clue-nya hanya kau bergaya seksi, di depan kamera. Mengirimkan kepadaku fotonya. Datang kesini menggunakan pakaian itu. Oh—."
Jungkook diam, lalu tersenyum. Kedua iris mata Rosie ikut berbinar-binar. "Bisa menebak ya. Haha. Ternyata kau benar-benar mencintaiku. Terima kasih suamikuuuuu." Kata Rosie bahagia.
"Aku tidak ingin berpujangga. Jangan merayu-rayu. Itu tidak mempan. Kemungkinan dugaanku benar. Kau masih ingin bekerja...ya kan? Baiklah. Aku berikan izin. Aku tidak bisa memaksamu meninggalkan segala sesuatu yang kau sukai. Hobi atau pekerjaanmu. Termasuk modeling. Berarti nantinya kita akan jarang bertemu. LDR lagi."
"LDR apaaa...ckck. Disini ada agensi baru yang menawariku untuk bergabung. Di Melbourne hanya freelance saja. Aku tidak menjadi bagian dari agensi manapun. Tapi...."
"Wow. Tidak LDR. SYUKURLAH. Haha. Tapi apa—hmmm..." Satu alis suaminya menjadi tinggi sebelah karena dibuat bingung dengan kalimat terakhir Rosie, tingkah laku istrinya ini, seharusnya bahagia. Sekarang menjadi was-was. Kalimat Rosie masih rancu untuknya. Hanya sekarang perbedaannya Jungkook lebih sabar menghadapi istrinya.
"Jangan marah." Pinta Rosie tiba-tiba menjadi manja.
Giliran buku bacaan di tutup oleh pria itu. Sudah tidak tertarik membaca isinya. "Sini." Ia menunjuk pangkuannya dengan maksud agar istrinya yang sangat bawel itu bisa duduk tenang di atasnya. Rosie terpaksa mengikuti.
"Bukan posisi seperti itu sayang. Aku tidak bisa melihat wajahmu." Karena salah posisi, Jungkook memutar tubuh istrinya. Sambil tersenyum setelah posisinya itu sesuai dengan yang Jungkook kehendaki.
"Nah, begini lebih jelas."
"Wow, harus ya seperti ini. Memangnya tidak kau dengarkan jika aku duduk disana tadi. Ini terlalu dekat dan aku menggunakan gaun pendek."
"Aku lebih fokus seperti ini."
Rosie menarik keras hidung Jungkook. Habis sudah kesabarannya. "Selama aku tinggal pergi, kau semakin mesum. Jangan-jangan kau lakukan juga kepada wanita-wanita lain setelah kita bercerai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Test ⌛ Rosékook [END]
Fanfiction[M] [C O M P L E T E D] "In a world of endless questions, love is the only answer." Perselingkuhan dan Teror yang terjadi dalam satu waktu membuat runyam. Siapa sebenarnya yang menuliskan pesan rahasia "seratus delapan puluh tiga" hari? ____________...