Suara-suara merdu dari paduan suara yang sedang latihan membumbung tinggi mengatasi dengung suara orang. Rekamannya jernih yang membuat Hyeri sedikit tenang. Wanita ini tidak menyangka pagi harinya menjadi bom nuklir. Ingin bersikap biasa, sulit. Sampai mengamankan Hyuka di kediaman ibunya, khusus hari ini.
"Mana Rosie," tanyanya, kemudian berhenti menggerakkan telapak kaki, mematikan musik setelah mendengar suara pintu dibuka oleh Kris yang memperlakukannya seperti bayangan semu kasat mata. Apa-apaan
"Aku bicara padamu Kris."
"Aku ingin sendiri."
Mengangkat sedikit dagunya dengan wajah menahan marah pada suaminya, Hyeri menyusul Kris ke kamar, "aku paling tidak suka jika kau sedang marah, karena semua orang akan mendapatkan kebencian mu." Bertepatan saat itu, layar ponselnya menyala, nama si penelpon tertera jelas. "Sungjin."
Jarang, Hyeri dihubungi oleh pria itu. Benar...Kris mengabaikan seluruh panggilan telepon dari Sungjin, lalu dari ayahnya, ibu kandungnya dan jajaran ibu tiri yang jumlahnya tidak ingin ia ingat. Saudara-saudara sepupu, paman dan bibi juga membuat ponselnya berdering terus menerus. "Ya Sungjin." Hyeri menyalakan pengeras suara.
"Kau bersama Kris?"
"Iya, dia baru saja pulang. Duduk di depanku, mengabaikan pertanyaanku."
"Hei dengarkan kalimatku baik-baik bung, Jika keadaan kesehatan ibuku semakin parah atau jika ibuku meninggal karena mengetahui adikku bercerai. Aku akan membunuhmu Kris. Aku tidak perduli jika harus menjadi tahanan. Akan ku lakukan. Jangan sampai Jungkook menandatangani dokumen perceraian!!!"
Mendengarnya membuat Hyeri bukan main terkejut, mulutnya menganga lebar, ia mematikan pengeras suara, keluar dari kamar untuk berbicara dengan Sungjin secara baik-baik. Kris melirik punggung kepergian istrinya, "barusan dia mengancamku. Wah."
Tidak lama istrinya kembali yang juga marah kepadanya. "Kau ingin dihargai tapi tidak menghargai keluarga mereka. Sungjin menjelaskan tentang Jungkook, karena ia tidak ingin kau terlalu marah pada Rosie."
"Tapi kau malah menyuruh mereka bercerai. Jika Rosie tertekan dan tidak ingin hidup lagi lalu bunuh diri karena ulahmu, kau menyesal seumur hidup. Ingat, kau hanya punya Rosie, begitu juga Rosie yang hanya punya dirimu. Lalu disusul nyonya Hana meninggal karena hasil perbuatanmu. Apa bedanya kau dengan pembunuh Kris. Kau membunuh dua orang sekaligus. Bisa tidak jangan melakukan tindakan besar disaat seperti ini."
Hyeri menarik banyak oksigen tanpa jeda sambil meluapkan emosinya. "Sekarang katakan dimana adik ipar, karena aku tahu kau membawanya keluar dari rumahnya."
❄️❄️❄️
Nada ponsel yang berbunyi nyaring menghentakkan dua pria yang sedang dalam membahas beberapa hal serius. Satu orang lainnya pergi dari kamar untuk menjawab panggilan. Jungkook berjalan ke arah nakas terganggu dengan melodinya.
"Akhirnya nomormu bisa ku hubungi. Jangan pergi kemanapun. Diam di rumah saja. Aku sudah mengatakan pada manajemen dan menjelaskannya. Semua berita tidak benar. Sehun mengatakan pada manajernya akan mengadakan pertemuan pers dengan tim mereka."
"Semua sponsor menghubungiku, memastikan kebenarannya. Salon sialan, ternyata selama ini mereka yang memberikan informasi, tidak bisa menjaga privasi pelanggannya. Media semakin lama semakin hilang integritas, berlebihan. Seolah-olah aku biang onar yang ikut terlibat karena menyetujui. Wah...memangnya aku gila. Hah. Padahal akulah yang selalu memintamu berhenti berhubungan dengan Sehun. Arrgh, sungguh gila. Ini masih pagi."
"Istriku pergi, dia tidak ada di rumah."
"Apa!! kemanaaaa." Sora sangat terkejut mendengar suara berat dari pria di ujung sambungan.
"Kakaknya menjemput kemari. Kami akan bercerai."
"KAU GILA YA. JANGAN LAKUKAN. JIKA KAU LAKUKAN AKU AKAN DIHABISI BOS."
"Pihak keluarganya yang meminta."
Sora mendengus, mendesah meratapi hidupnya. "Kenapa mereka tidak ada yang berkordinasi dengan pihak kami. Akan ku hubungi kakaknya. Tunggu kabar dariku. Jangan kau tanda tangani. Demi kebaikan semua pihak."
Panggilan telepon mati. Jungkook melihat sekilas banyak sekali pesan masuk ke semua sns aktif yang istrinya gunakan. Sebagian ia buka dan periksa. Lalu galeri foto yang masih sedikit. "Fotoku semua."
Kemudian menoleh pada Yugyeom, "Panggil media ke kantor untuk pertemuan pers. Yugyeom dan pengacara yang mewakili ku menjadi juru bicara atas NAMAKU. Tugas Bambam, batalkan pengajuan gugatan cerai. Tidak ada dokumen-dokumen. Aku tidak akan menandatangani nya. Kalian tidak perlu mengikutiku mencari Rosie."Selanjutnya Jungkook pergi dari kamar dengan meraih kunci mobil dari rak gantung kunci, menyimpan ponsel istrinya dalam saku celana, lalu menenteng tas berisi beberapa potong pakaian miliknya dan sebagian milik Rosie.
"Pak, ini saya yang membuat sendiri atau pengacara yang membuat pernyataannya. Atau Anda yang membuatnya...yang mana pak?"
"Pak, jadwal penerbangan bagaimana?"
"Kau belum mengurus visanya. Bagaimana bisa pergi." Sungut Yugyeom tiba-tiba emosi.
Bambam berhenti, "aku sudah mengajukan visanya. Jangan mengajakku bicara." Bambam menjauhi Yugyeom.
"Dokumennya benar-benar tidak jadi ya pak, jadwal penerbangan jadi atau tidak pak? pak Jeon, saya pusing, saya urus yang mana pak. Astagaaaa."
"Kita kembali ke kantor. Bantu aku membereskan media. Urus penerbangan nanti saja, sekarang hubungi pak Namjoon pengacaranya."
Bisa dikatakan mengumpat kekacauan dalam hati, pagi-pagi nyawa mereka dibuat melayang-layang pergi ke beberapa tempat dalam waktu singkat bagaikan bola yang dilempar tidak ada kepastian kapan berhenti memantul.
Setelah menekan tombol remote kunci mobil. Ponselnya berdering nyaring.
"Halo kak." Sapa Jungkook.
"Rosie ada di tempat kalian melakukan pemberkatan, aku menahan Kris agar tidak pergi, sebaiknya kau tiba lebih dulu darinya." Suaranya lirih sekali, di tempat yang juga kedap suara tidak terdengar apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Test ⌛ Rosékook [END]
Fiksi Penggemar[M] [C O M P L E T E D] "In a world of endless questions, love is the only answer." Perselingkuhan dan Teror yang terjadi dalam satu waktu membuat runyam. Siapa sebenarnya yang menuliskan pesan rahasia "seratus delapan puluh tiga" hari? ____________...