Time Test ⌛ Rosékook [END]

Zweiundzwanzigsten Teils - C2

Melbourne, Box Hill.

Kejadian tiga hari lalu...

(Vittoria berusia tujuh bulan)

        Selasa pagi. Di sebuah ruangan tembus pandang karena seluruh sisi dinding menggunakan kaca setebal lima senti sebagai ruang rapat, ada tim editor majalah, maka up dan busana, dan fotografer. Mereka sedang mengadakan diskusi untuk konsep pemotretan yang akan Rosie lakukan.

        "No, no. Tahun lalu bukannya sudah menggunakan tema itu." Sanggahnya bukan tanpa alasan. Hampir sepanjang tahun. Konsep yang digunakan bertitik berat pada kesan glamor penuh warna.

        "Tema natural, yang menunjukkan kekuatan menurutku lebih pas."

Semua orang melihat kepadanya. Lalu pada proyektor yang ditampilkan."

        "Yap, ide itu masuk akal. 'Berwarna' kurang menarik di tahun ini." Tim make up artis mengangguk menyetujui. lebih menonjolkan pada riasan wajah natural yang kuat itu seperti menujukkan sisi terkuat juga ada di dalam diri kita, belum ada yang berani memutuskan konsep apa seharusnya.

Nanny (Vio) is calling...

         Rosie berbisik menjawab panggilan setelah dering kedua. "Akan ku hubungi nanti, sepuluh menit lagi."

        "Saya di rumah sakit, nyonya Park. Nona Vio tiba-tiba demam."

        "Oh My God...lagi."

        Rosie panik, pikirannya sekarang menjadi tidak jernih, ia mendekatkan bibirnya ke belakang telinga salah satu dari tim editor seperti ingin membicarakan sesuatu, "anakku di rumah sakit, kondisinya sedang tidak baik."

        "Oke, pergilah. Kami akan mengabarimu detail hasil rapatnya."

        Terburu-buru keluar ruangan, menutup wajahnya gusar. Vio sudah terlalu sering keluar masuk rumah sakit dengan penyakit yang berbeda-beda.

❄️❄️❄️

Box Hill Hospital.

        Terbaring di pangkuannya, di dampingi Tara yang bertugas mengurus Vittoria sehari-hari ketika dirinya bekerja. kadang-kadang dibantu oleh Lisa. "Dimana ayahnya?"

        Wah, kata ayah secara pribadi sudah lama lenyap, baru-baru ini ia menambahkan nama Jungkook disana, kadang-kadang rasa marah pada mantan suaminya meluap semakin banyak. "Kami bercerai sejak Vio lahir."

         "Aku juga memiliki anak sepertimu, aku seorang laki-laki. Aku mengerti bagaimana situasi putrimu nyonya Park. Sebaiknya kalian bertemu untuk membahas kesehatan Vittoria."