"Dosa tidak diciptakan oleh Tuhan; dosa diciptakan oleh kita ketika kita mencoba mengubah apa yang tak terhindarkan menjadi sesuatu yang subjektif. Kita berhenti melihat keseluruhan dan akhirnya melihat hanya satu bagian saja; dan bagian itu dipenuhi rasa bersalah, aturan-aturan, kebaikan lawan kejahatan, dan masing-masing pihak menganggap dirinyalah yang benar."
-PC-
Awal hari kelabu yang bisa disematkan untuk pagi ini, diantara mereka bertiga yang cukup tertekan adalah Jungkook. Suzy, seseorang yang juga bersamanya selama ini.
Salah seorang yang mempunyai tempat di dalam hatinya. Yugyeom bagai robot hidup, diam dan kaku, akan bicara jika ditanya saja, setelahnya kembali diam. Seharusnya keadaan bisa membaik, namun masalah baru justru cepat sekali mengikuti mereka.
Rosie melirik ke bagian tangan yang masih di genggam suaminya. Pegal, penat, berkeringat, hangat. "Aku tidak akan menghilang, tolong lepas tanganku. Kasihan dia sulit bernafas."
Harapannya terkabul kalimatnya itu bisa berhasil sekaligus membuat Jungkook memalingkan wajahnya dari aktifitas menatap jalanan lengang yang mereka lintasi. Memang menoleh kepadanya, tetapi tetap bungkam, harga sebuah senyuman mahal sekali untuk Jungkook.
"Baiklah. Akan ku sambungkan pada bos—sebentar." Yugyeom menyerahkan ponselnya yang masih tersambung kebelakang kursi penumpang baris kedua.
"Kau atur saja, harus tiba disini sebelum malam hari."
"Baik pak, lokasinya saya sesuaikan dengan lokasi yang baru." Jungkook mengembalikan ponsel milik Yugyeom.
Dan percakapan itu mempengaruhi perasaan Rosie, "tadi siapa?"
"Bambam. Aku juga memberitahu kakakmu, sekarang dalam perjalanan kemari."
Rosie terbelalak mendengarnya, "apanya yang kakakku? Kak Kris maksudmu??? Kau katakan apaaaa...aku selingkuh atau bagaimana. Sudah gila ya..."
"Ide bagus, akan ku katakan semuanya kau lah yang berselingkuh terlebih dahulu sehingga membuatku mencari pemuas nafsu di luar sana."
"Itu akan terjadi, jika kau masih sulit diatur nyonya Jeon. Saat ini aku masih sebatas mengatakan; menitipkanmu sementara waktu karena mengurus teror yang kau terima. Aku tidak mempercayai seratus persen siapapun termasuk semua pengawal baru yang akan menjagamu."
"Hanya kakakmu saja yang bisa ku percaya. Selama penyelidikan kematian Suzy, mungkin namaku akan terlibat disana jika mereka menemukan bukti yang berkaitan denganku. Untuk sementara tinggal bersama Kak Kris lebih aman. Dan––" Jungkook menjeda kalimatnya.
"Kenapa berhenti bicara."
"Kita tidak perlu bertemu satu bulan ini. Ada banyak hal dan pekerjaan yang menyita waktuku, tidak mungkin 24 jam aku selalu menemani. Ponselmu tidak perlu kau ambil dan tidak perlu membeli yang baru. Gunakan ponsel kak Kris atau kak Hyeri saja saat kita berkomunikasi."
"Jangan menghubungi siapapun kecuali menghubungi nomorku. Jangan menerima pekerjaan, selama sebulan ini. Aku sudah mengirimkan alasan juga kepada Sora. Kali ini, kau harus menuruti semuanya."
Rosie menarik paksa tangannya yang di genggam Jungkook, sekarang sesak nafas berpindah ke dalam isi kepalanya. "Kenapa kita tidak membahas ini bersama, aku tidak suka caramu yang menganggapku seperti orang lain. Aku istrimu. Sudah...jangan mengajakku bicara. Aku tidak ingin bicara denganmu lagi." Rosie memalingkan wajahnya ke samping kaca mobil dan mengubah posisi duduknya, tidak ingin dekat-dekat dengan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Test ⌛ Rosékook [END]
Fiksi Penggemar[M] [C O M P L E T E D] "In a world of endless questions, love is the only answer." Perselingkuhan dan Teror yang terjadi dalam satu waktu membuat runyam. Siapa sebenarnya yang menuliskan pesan rahasia "seratus delapan puluh tiga" hari? ____________...