Note: Terdapat kalimat-kalimat vulgar. Jangan diucapkan sembarangan. Jangan ditiru. Agar lebih bijaksana untuk menyikapinya. Jika merasa risih. Bisa di lewati saja part ini. Trims
❄️❄️❄️
Hari kelima di penginapan...
Rosie bisa melihat dari kejauhan ketiganya duduk dengan menampilkan wajah-wajah super serius di restoran hotel. Ia tidak berani bergabung kesana. Duduk di kursi terdekat dari pintu masuk memberikan ruang tersendiri untuk suaminya.
Tidak semua pria seperti Jungkook. Kuat berhadapan dengan wanita macam dirinya yang memiliki aturan dan kehidupan sendiri, bersikap semaunya. Kebanyakan yang terjadi mereka memilih menceraikan istrinya dan menikah dengan wanita lajang yang belum berpengalaman dalam rumah tangga.
Aura meja mereka sangat tegang tanpa ada canda tawa, gerak gerik tubuh Jungkook sudah cukup menggambarkan situasinya. Suaminya itu tidak sengaja menoleh ke arahnya. Menemukannya tempat duduknya.
"Dia bersikap manis lebih menyeramkan dibanding bersikap acuh padaku." Rosie membalas dengan senyuman, suaminya juga menyapa dengan lambaian tangan, menyebabkan Yugyeom dan Bambam bersamaan menoleh ke arahnya juga ikut tersenyum.
"Tumben tidak melotot." Malam ini, Jungkook berangkat ke Amsterdam. Jihyo yang akan menemaninya bermalam di hotel menggantikan Jungkook. Besoknya ia akan tinggal sementara di rumah wanita itu.
Yugyeom terlihat berdiri dari kursinya dan pamit, Bambam tetap duduk bersama Jungkook. Ketika melintasinya. Yugyeom hanya memberikan senyuman tanpa berkata-kata, lalu pergi. "Wah pria itu kenapa jadi pendiam dan tidak bersemangat. Apa yang terjadi."
Mengeratkan jaket Jungkook di tubuhnya. Sensitif dengan udara dingin, sudah dua hari belakangan kondisi kesehatan tubuhnya menurun. Bertengkar dengan suaminya karena remote pendingin ruangan.
Rosie tidak ingin menggunakannya, Jungkook ingin. Rasa mual, lemas, cepat lelah walaupun tidak melakukan aktifitas berat, mudah mengantuk lalu tertidur perubahan yang sangat terasa padanya. "Siang nyonya Jeon." Sapa Bambam ramah yang berjalan lurus ke tempat duduknya.
"Sudah siang ya. Aku tidak merasakan perbedaannya kecuali malam hari. Biasanya Jungkook dengan Yugyeom." Sahut Rosie sekaligus bertanya seraya memasukkan tangannya di antara celah jaket di bagian dalam sekitar perutnya yang berbunyi.
"Ingin merenungi kesalahannya, bu. Pak Jeon memberikan cuti selama tiga hari." Jawab Bambam.
Dahi Rosie berkerut-kerut tidak mengerti, Jungkook datang seperti angin, cepat sekali. Padahal tadi ia lihat masih berdiri di depan meja bar. Sekarang sudah berdiri tegak, merangkul lehernya memaksa pergi dari sana.
"Kau istirahat saja dulu. Nanti malam kita bertemu di lobi." Kata Jungkook menoleh tersenyum Bambam yang langsung diangguki oleh pria itu. "Siap pak."
"Kenapa suka sekali, menghentikan obrolan orang lain sih."
"Aku ingin berdua di kamar, sebelum pergi." Jungkook mengalihkan pembahasan, ia tidak ingin memperpanjang pertanyaan Rosie yang belum terjawab.
"Berdua di kamar, dan selalu berakhir dengan bercinta." Sindir Rosie. Terbiasa dengan aturan Jungkook terhadap kegiatan seks mereka sejak awal menikah. Tetapi tidak intens dan rutin seperti akhir-akhir ini.Hubungan seks hanya akan dilakukan setelah sarapan, makan siang dan makan malam. Sesekali jika Jungkook tiba-tiba ingin melakukan, ia bisa menganggu Rosie yang sedang tertidur di pagi buta lalu mengajak istrinya melakukannya lagi. Jungkook tertawa mendengar sindiran Rosie seraya mengecup singkat pipi istrinya. "Kau juga menikmati."
"Mualnya belum hilang." Rosie mengerucutkan bibirnya, mengeluh.
Membuat suaminya berhenti melangkah, "masih ya? sebentar ku hubungi Jihyo jam berapa kemari. Sebaiknya tiba sebelum aku berangkat."
"Biasanya hanya setelah selesai kita berhubungan seks saja. Sekarang rasa mualnya lebih lama. Lapar, tapi tidak bisa makan karena mual."
"Akan ku tanyakan pada doktermu." Jungkook mencari nomor kontaknya, setelah melakukan panggilan dan menaruh ponsel di telinganya.
❄️❄️❄️
Sementara angin dan hujan mendera kaca mobil tanpa henti di pagi ini dan Rosie tertidur pulas dengan dengkuran tipis di samping Jihyo yang sedang menyetir. Daniel suaminya harus menginap dua minggu di luar kota,Jungkook meminta bantuannya disaat yang tepat. Ia tidak akan kesunyian dengan kehadiran Rosie. "Hei, katanya kau ingin makan buah alpukat. Bukan kah kau tidak menyukai rasanya."
Suara Jihyo bisa menembus masuk dalam mimpinya, ia mengerjap dan menguap mengucek kedua matanya agar terbuka sempurna. "Akhir-akhir ini aku suka mencium aromanya, dan rasanya tidak buruk. Terima kasih kau sahabat terbaik, hehe."
Jihyo cekikikan, senyumannya indah dengan kedua mata yang bulat sempurna seperti mata Jungkook. "Sudah lama tidak bertemu, terakhir ketika di pesta pernikahan kalian. Setelahnya semua sibuk. Aku menyusul suami ke luar kota dan banyak mengabiskan waktu disana."
"Iya, aku rindu padamu bob," Rosie memeluk Jihyo dari samping, tersenyum tidak jelas.
"Dasar...." Jihyo menyalakan audio musik di mobilnya, ia mengingat apa yang Jungkook sampaikan tanpa sepengetahuan Rosie, agar tidak membahas segala bentuk hal yang tidak menyenangkan yang terjadi padanya dan Rosie.
Bersenandung dengan suara indahnya. Wanita di sampingnya ikut bergabung dalam irama dengan suara khas yang juga indah. Harmonisasi mereka berdua sungguh membuat telinga pendengar bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Test ⌛ Rosékook [END]
Fiksi Penggemar[M] [C O M P L E T E D] "In a world of endless questions, love is the only answer." Perselingkuhan dan Teror yang terjadi dalam satu waktu membuat runyam. Siapa sebenarnya yang menuliskan pesan rahasia "seratus delapan puluh tiga" hari? ____________...