Einundzwanzig Teils - C1

1.8K 225 46
                                    

Hari ketiga pasca melahirkan...

        Bambam, mengunci pintu ruangan sebelum mengajak bicara Yugyeom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        Bambam, mengunci pintu ruangan sebelum mengajak bicara Yugyeom. "Aku tidak melihat aura bahagia dari wajah pak Jeon, setelah nyonya Rosie melahirkan." Kata Bambam cemas.

        Sebelum menjawab, Yugyeom melihat posisi Bambam berdiri, yang mana pria itu menyandarkan tubuhnya di daun pintu. "Harus ya pintunya kau kunci."

       "Iya, bos suka tiba-tiba muncul dan masuk kemari."

        "Ada-ada saja. Mau beliau berwajah sedih dan tidak bukan urusanmu." Sesal dan rasa bersalah masih Yugyeom simpan setelah pengakuan keterlibatannya untuk setiap teror, berdampak pada perubahan sikap Jungkook.

        Cenderung menyimpan sendiri dan menjaga semua kalimat yang keluar dari mulutnya. Tidak menceritakan keluh kesah seperti dulu kepadanya. Sejujurnya, jika ada alat detektor kebohongan. Sekarang Yugyeom sedang berbohong karena ia sama hal nya dengan Bambam yang juga khawatir pada Jungkook.

        Ada sesuatu yang tidak beres. Atensinya beralih ketika tombol pintu kaca pembatas antara resepsionis dengan ruangan Jungkook berbunyi. Tandanya seseorang baru saja masuk. Suaranya terdengar di dalam ruangan sekretaris. Suara langkah dari sepatu-sepatu heels, bagian resepsionis berbaik hati mengantarkan wanita itu.

      "Pak Jeon ada pertemuan ya..."

      "Tidak. Kenapa." Bambam ikut memutar lehernya mengintip di balik kaca, mengikuti atensi Yugyeom. Mereka melihat Jihyo masuk ke dalam ruangan, tetapi tidak mengenal siapa wanita yang baru masuk ke dalam ruangan bos mereka.

        Di dalam ruangannya, Jungkook menatap kedatangan Jihyo tidak bersemangat, tidak menyapa, dan tidak tersenyum pada wanita itu.

       "Kenapa melihatku dengan tatapan bosan hidup. Apa yang ingin dibicarakan." Jihyo menahan langkahnya setelah pintu tertutup secara otomatis, kedua kakinya sedikitpun tidak beranjak dari sana. Jungkook mengangkat dagunya,

       "Kunci saja pintunya. Agar tidak ada yang masuk." Jihyo melihat ke lubang kunci dengan ragu-ragu dan bingung. Tiga detik kemudian baru ia lakukan. Setuju.

      "Ada masalah serius apa. Jangan bertele-tele." Bentaknya, emosi melihat Jungkook yang lama sekali menjelaskan. Menuju kemari, membuatnya seperti pembalap di sirkuit karena terburu-buru. Tetapi mendapati Jungkook yang bersikap sebaliknya, itu sangat menyebalkan.

      "Hari minggu, tolong jaga Rosie. Aku tidak bisa menemaninya nanti."

      "Oh." Jihyo lega, ternyata bukan perkara serius seperti yang ia bayangkan.

       Alasan sebenarnya yang masih ditutupi, Jungkook tidak meneruskan penjelasan penting atau poin penting terkait permintaan tolong nya itu. Mulutnya terkunci, tidak sanggup. Mungkin ada baiknya semakin sedikit yang mengetahui.

Time Test ⌛ Rosékook [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang