☙Twelve☙

2K 255 61
                                    

Tuk!

"Bodo banget jadi orang." Hyunjin memukul kepala Jisung dengan handgun-nya.

"Salah siapa ngatain!"

"Harusnya lo tahan amarah lo. Sekarang rencananya jadi berantakan nih. Liat, semua orang liat ke kita." Hyunjin menoleh ke arah kanan-kiri.

"Bagus donk, tinggal tembak beres dah," ucap Jisung enteng.

Hyunjin hanya menghela nafas gusar. Anggota timnya ini benar-benar memang kelebihan kalsium. Mangkanya, sekarang jadi bego super bego seperti ini.

"J, karna rencana udah berantakan kayak kolor lu itu. Kita pake Plan B! Teriak dan panggil tim bagian depan, sekarang!"

"Kok kolor gue sih!?"

"Ck, teriak cepet!"

Mau tidak mau, Jisung berterika sekeras mungkin. Hingga, semua orang yang berada di dalam bunker merasa kesakitan pada telinganya.

"PAKE PLAN B! CEPETAN MASUK, NANTI GUE SAMA SAM KEBURU MATI. GUE NGGAK MAU MATI MUDA, GUE MASIH MAU PACARAN SAMA GEBETAN!"

Hyunjin santai-santai melihat semua orang di dalam bunker itu telinganya kesakitan. Hal itu dimanfaatkan olehnya untuk menembaki satu persatu orang tersebut.

Bagi Hyunjin itu simpel, sekali tembak bagian kaki sudah tepar dan siap dibawa ke gedung.

Dor!
Dor!
Dor!
Dor!
Dor!
Dor!

"Fyuhh." Hyunjin meniup ujung handgun-nya.

Semua orang sudah beres di tangannya. Begitu Chan masuk, tinggal mengikat tangan mereka.

"Wah, bagus juga rencana lu. Pake suara toa J.One udah langsung tepar semua orang-orang ini," ujar Changbin.

"No problem, btw itu Felix sama I.N gimana? Udah lo suruh ke sini," ucap Hyunjin.

"Udah, lagi jalan ke sini mereka."

"Kalo gitu, gue nunggu mereka di luar."

Jisung berlari ke arah pintu depan. Tanpa dia sadari, seseorang langsung menyerang Jisung dari belakang menggunakan pisau.

"J.One awas!"

Sret!

"Akh—"

Tidak, itu bukan Jisung yang terluka. Tapi, Jeongin yang tiba-tiba muncul di belakang Jisung bersama Felix.

Tes
Tes
Tes

Darah bercucuran deras mengalir di lengan Jeongin. Felix tidak bisa untuk menahan amarahnya. Dia, langsung memukul orang yang melukai Jeongin tadi.

Bugh!
Bugh!
Bugh!
Prak!

Yang terakhir, bisa didengar kalau itu adalah patahan tulang. Iyah, Felix mematahkan tulang tangan orang tersebut.

"I.N, lo nggak papa 'kan?" panik Jisung.

"Gue nggak pap—"

Bruk

Jeongin terjatuh tidak sadarkan diri di tanah. Jisung semakin panik, dia langsung menyuruh Hyunjin untuk mengangkat Jeongin. Karena, Jisung tidak memiliki badan sebongsor Jeongin.

"Sam, gue mohon angkat dia."

"Tanpa lo minta, gue bakal bawa dia ke mobil."

Hyunjin mengangkat tubuh Jeongin dengan susah payah. Dia pun langsung berlari ke mobil. Disusul dengan anggota lainnya juga.

Jisung tidak bisa menahan air matanya. Dia menangis, lagi. Dan membuat hati Minho semakin teriris.

Grep

Sambil berjalan, Minho membawa Jisung ke dekapannya. Minho tidak tega jika Jisung harus terus menangis karena Jeongin.

"Sung... Jangan bikin gue makim benci sama Jeongin. Berhenti buat nangisin bocah itu, please."

Semua anggota menunggu di depan pintu UGD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua anggota menunggu di depan pintu UGD. Mereka begitu cemas dengan keadaan Jeongin yang berlinangan darah tadi.

"Kalau aja gue nggak nyusul Jeongin sama Felix, ini nggak bakal terjadi," sesal Jisung.

"Jangan nyalahin diri sendiri. Jeongin itu cuma mau lindungin kakaknya."

Jisung mengangkat kepalanya. Dia melihat Hyunjin yang sudah mengepalkan tangan dengan erat. Bisa dia pastikan, Hyunjin kesal padanya.

"Jin—"

"Jangan ajak gue ngomong! Gue nggak mau lo berakhir kaya Kak Lino. Dan, gue nggak mau bikin Jeongin sedih."

Jisung terpaku diam. Dia melihat raut wajah Hyunjin yang bercampur jadi satu itu. Antara kesal, cemas, dan sedih.

Hyunjin pasti merasakan sakit saat melihat Jeongin terluka. Berbeda dengan dirinya, yang takut Jeongin pergi darinya.

Tidak lama, Jisung mulai menyadari suatu hal. Yaitu rasa dia pada Jeongin. Dia tidak merasakan apa-apa ketika Jeongin terluka. Hanya rasa cemas dan takut kehilangan yang ada dibenaknya.

"Apa ini yang dinamakan dengan nyaman sebagai saudara?" batin Jisung dalam hati.

"Sung, lo nggak papa kan?"

Jisung menoleh ke arah Minho. Laki-laki itu tampak cemas padanya. Jisung membalas ucapan Minho hanya dengan senyuman tulus saja.

Jisung tau, kalau laki-laki itu sangat menyukai dirinya. Dan, sebentar lagi sepertinya dia sendiri akan berbalik suka pada laki-laki itu.

"Kak Lino... Maafin Jisung yang udah buat Kak Lino sakit hati. Mulai sekarang, Jisung akan buat Kak Lino ada dalam diri Jisung."

Oke-oke, udah 3x kan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke-oke, udah 3x kan.

Kita akan bertemu di lain waktu.

Babay~

Jangan lupa votment pokoknya!

[✓] Shoot Me [Stray Kids]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang