Happy Reading
..
.
Dirumah Lia
"Kak gue dengar tadi lo ribut sama Jeno,"kata Jaemin kepada Lia yang asik dengan peralatan lukisnya.
"Iya emang kenapa? Lo kenal sama Jeno?"
"Ya pastilah Jaemin kenal, di tuh temannya Jaemin eh ralat sahabatnya Jaemin."
"Mendingan lo nggak usah banyak bergaul sama orang kayak Jeno deh. Kakak nggak mau lo ketularan nakal."
"Jeno nggak nakal kak, dia baik. Kakak aja yang belum mengenal Jeno."
"Terserah lo aja deh. Yang penting kakak sudah memperingatkan kalau Jeno tuh bukan teman yang baik."
Lia dan Jaemin memang kakak adik. Umur mereka terpaut satu tahun, jadi Lia lebih tua setahun daripada Jaemin. Seharusnya Lia jadi kakak kelasnya Jaemin, tapi karena dulu dia sering sakit-sakitan waktu kecil Lia agak terlambat masuk sekolahnya.
Walaupun Lia orangnya terkadang dingin dan ketus tapi Jaemin sangat sayang pada kakaknya itu. Bahkan tak jarang jika adik bungsunya yang bernama Kim Minju cemburu dengan kedekatan mereka.
Dirumah Jeno
Seperti janji Jeno pada mamanya kalau hari ini dia dirumah sedang belajar. Walaupun terkadang dia tidak faham dengan apa yang dipelajarinya tapi Jeno terlihat serius hingga membuat Ryujin heran dengan kembarannya itu.
"Kesambet setan apaan lo Jen, tumben pulsek lo belajar," kata Ryujin sambil minum jus buah naga kesukaannya.
"Husss diam gue lagi konsentrasi nih, lo ganggu konsentrasi gue aja."
"Konsentrasi baca komik maksud lo," kata Ryujin mengambil komik Jeno yang ditutupi oleh buku pelajaran.
"Heh jangan kencang-kencang ngomongnya ntar mama dengar, bisa mampus gue diramahin."
"Ya bagus kalau lo dimarahin mama, kan gue jadi terhibur. Apalagi kalau papa marah sekalian, wahhh tambah seru jadinya."
"Lo saudara gue apa bukan sih Jin."
"Lah menurut lo?"
"Bukanlah, kalau emang kita saudara, kita nggak bakalan ribut mulu tiap hari. Terus sekarang lo malah nyumpahin gue dimarahin bonyok."
Ting tong ting tong
"Siapa tuh yang datang. Coba lo buka pintunya siapa tau tamunya bonyok," kata Jeno menyuruh Ryujin.
"Lah lo kan punya kaki kenapa nggak lo aja yang bukain gue mager nih," kata Ryujin yang mulai tiduran dikasur Jeno sambil mentupi tubuhnya dengan selimut.
"Dasar bocah."
Jeno pun langsung membuka pintunya. Rumah terasa sepi karena mamanya sedang ada acara arisan dengan teman sosialitanya. Kalau Jisung dia lagi ada les bahasa Inggris dengan guru privatnya.
"Lama banget sih Jen buka pintunya, keburu kering nih bulu ketek gue," kata Lucas yang langsung masuk rumah Jeno tanpa permisi.
"Nih Jen gue bawain kue kesukaan lo sebagai ucapan terima kasih waktu itu. Bunda gue bikinya sepesial banget buat lo," kata Renjun.
"Wihhh mantap nih. Yaudah kalian masuk aja kekamar gue. Gue mau motong kuenya dulu didapur."
"Sippp deh."
"Eh tapi Jen, itu tupperwarenya ntar cuci yang bersih ya. Soalnya mau gue bawa pulang sekalian, takut ilang kata bunda," kata Renjun parno dengan tupperwere kramat Wendy.
"Okay. Lagian kalau ilang ntar gue minta nyokap gue buat beli kayak ginian selusin buat nyokap lo."
"Sekate-kate mulut lo. Itu tuh tupperware kramat limited edition. Ayah gue bela-belain nggak kesalon gara-gara pengen beliin bunda itu," kata Lucas.
"Iya-iya ah tenang aja nggak bakalan ilang kok."
"Yuk Ko kita kekamarnya Jeno aja. Mau rebahan gue," kata Renjun mengajak kakaknya.
Dikamar Jeno, Renjun langsung merebahkan tubuhnya kekasur Jeno. Dia terkejut ketika baru menduduki kasurnya Jeno.
"Awwww sakit tau, siapa sih ini," teriak Ryujin bangun dari tidurnya.
"Ryujin, lo kok ada disini?" tanya Renjun.
"Ya iyalah gue ada disini. Ini rumah gue, harusnya gue yang tanya kek gitu. Lo kenapa ada disini," teriak Ryujin nggak bisa selow.
"Mau main sama Jeno."
"Main mulu udah gede juga. Awwww sakit nih kaki gue lo dudukin."
"Sorry gue nggak tau kalau lo tiduran disitu. Sini biar gue pijitin."
"Halah nggak usah malah tambah sakit iya."
"Kalian kenapa ribut-ribut?" tanya Jeno sambil membawa kue dari Renjun.
"Tanya aja sama teman lo ini," ucap Ryujin lalu keluar dari kamar Jeno.
"Kenapa Njun?"
"Tadi gue nggak sengaja dudukin kaki dia. Gue nggak tau kalau Ryujin tiduran dikasur lo."
"Ryujin serem juga kalau marah. Kek nyokap lo Jen," kata Lucas.
"Ya begitulah."
"Eh lo kenapa nggak ikut kumpul ditempat nongkrong tadi selesai pulsek," tanya Lucas.
"Gue dihukum nyokap nggak boleh main dulu sama kalian, apalagi nongkrong."
"Terus lo mau ngapain dirumah, pasti bosan."
"Belajarlah biar pinter."
"Bhahaha belajar, gue nggak salah dengar. Lo mau belajar, gaya lo belajar."
"Yeeee emangnya lo main mulu. Udah gede juga masih main mulu."
"Ucapan lo sama kayak yang diucapin Ryujin tadi," kata Lucas.
"Gue sama dia kan saudara kembar ya wajarlah kalau kita sepemikiran."
"Iyain aja. Terus kita ngapain dong. Padahal niat gue ikut Renjun kemari tuh pengen mabar sama lo."
"Gue lagi sibuk belajar gimana dong."
"Ya udah kita pulang aja yuk Ko, dari pada ntar kita dimarahi sama tante Jisoo," kata Renjun.
"Ya udah sono pulang. Btw sampaikan ucapan makasih gue buat bunda Wendy ya," kata Jeno.
"Tupperwarenya mana Jen?" tanya Lucas.
"Hedehh dari tadi tupperware mulu dah. Ambil aja tuh didapur udah gue cuci kok."
"Okay. Kita pulang dulu Jen. Jangan kangen sama gue," kata Renjun.
"Ihhh jijik gue."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Bad Boy || Lee Jeno
ספרות חובבים~~Cerita ini merupakan sequel Bad Boy Oh Sehun ~~ Kisah cinta yang terulang lagi dari kehidupan orang yang berbeda tapi memiliki ikatan darah yang sama. Geng Exo kini menjadi orang tua dan memiliki anak yang seperti fotocopy dirinya semasa muda dulu...