Prolog

202 59 64
                                    

Tinky Michiru hanyalah seorang gadis biasa yang ingin bahagia, tetapi sepertinya takdir membawanya ke berbagai cobaan. Setelah mengetahui ternyata dia bukan anak kandung Bella Stephany, melainkan anak tetangga yang tidak bisa membesarkannya karena tidak mampu, Tinky harus memohon pada pria yang dicintai Bella--Brayden Nathaniel--agar hidup bersama dengan mengaku sebagai anak kandungnya.

Ibarat buah busuk yang jika tidak segera dibuang akan menyebar ke buah lain, pengakuan tersebut membuat segalanya bertambah runyam. Dimulai dari kebencian anak Brayden--Ray, hancurnya rumah tangga Nathaniel, hingga kematian mama Ray.

Sebagai pelengkap dari semua itu, Tinky tidak bisa melewati hari-harinya di SMA dengan tenang karena Ray telah bersumpah akan menghancurkan hidupnya dengan menyebarkan rumor yang tidak enak. Dalam sekejap, gadis itu dikucilkan satu sekolah. Tak ada lagi kebahagiaan sampai-sampai dia hampir saja bunuh diri jika tidak ada Jemmy yang membantunya. Di sisi lain, Sherina turut mendukung, tetapi siapa sangka, gadis itu menyukai Ray dan berharap Tinky bisa membantunya mengingat mereka tinggal bersama.

Katanya, jarak antara cinta dan benci itu sangat tipis sehingga mereka yang mengalaminya akan sulit membedakannya. Begitulah yang terjadi di antara Ray dan Tinky. Semakin Ray membencinya, gejolak untuk mengikat cewek itu semakin besar. Bahkan cowok itu tidak bisa membedakan apakah dia membutuhkan Tinky demi nafsu kemarahan ataukah sekadar mengisi ruang kosong di dalam hatinya. Tidak ada yang tahu apa jawabannya sampai di satu titik di mana Jemmy dekat dengan Tinky, sedangkan Sherina melakukan segala cara agar Ray membalas perasaannya.

Seperti layaknya kisah cinta Tinkerbell, Peterpan, serta Wendy dalam dongeng asli, apakah Ray akan mengisi ruang kosongnya bersama Tinky hingga akhirnya membalas perasaannya atau justru... membalas perasaan Sherina demi keegoisannya sendiri?

Cheer Up, Tinkerbell! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang