BAGIAN 58

10.6K 568 63
                                    

Kisah kita berujung sampai saat ini. Saat aku memutuksan keluar dari kehidupan kamu. Saat ini dan selamanya.

🥀🥀🥀🥀


Pentry meletakan bayinya di ranjang di dekatnya. Menatap wajah sumringah sang anak yang membuatnya ikut tersenyum. Bahkan, dia membiarkan tangan mungil tersebut menggegam pelan. Sesekali memainkannya, menimbulkan tawa yang semakin melebar.

“Anak mama jangan cengeng ya. Nanti saat kita hanya tinggal berdua, kamu harus menjadi anak kuat dan tidak mudah menangis,” ucap Pentry menahan air matanya.

Kamu harus kuat, Pentry. Jangan pernah ingat semua momenmu bersama dengan Arjuna. Itu hanya akan memperlambat langkahmu, batin Pentry mencoba kuat. Dia menarik napas dalam dan mengembuskan pelan.

“Aku rasa dia akan sekuat mamanya.”

Pentry yang mendengar segera menatap ke asal suara, mendapati Rama dan Hani yang tengah melangkah beriringan. Membuat Pentry mengerutkan kening dengan pandangan mengamati.

“Kalian datang bersama?” tanya Pentry heran.

Rama mengangguk pelan. Dia memilih melangkah ke arah putra kecil Pentry dan menatap bahagia. “Hey, Arjuna junior. Kamu sehat, kan?” tanya Rama sembari menatap lekat.

“Tentu saja. Dia pasti lahir dengan sehat. Secara mamanya juga sehat dan kuat,” jawab Pentry dengan wajah membanggakan.

Rama hanya berdecak kecil dan menatap Pentry sinis. Dia kembali mengalihkan pandangan dan menatap bayi mungil di depannya. Hani yang melihat mengulas senyum tipis dan menatap Pentry dengan perasaan ragu.

“Pentry,” sapa Hani dengan suara lirih.

Pentry yang mendengar menatap ke asal suara dan menatap Hani lekat. Namun, dia tidak mengatakan apa pun. Dia hanya menunggu Hani mengatakan apa yang ingin dikatakan olehnya.

“Aku minta maaf denganmu. Aku sering menyakitimu dan mengatakan hal buruk denganmu. Aku menyesali semuanya,” lanjut Hani dengan perasaan ragu. Dia takut kalau nantinya Pentry akan marah dengannya.

“Tidak masalah, Hani. Aku sudah memaafkanmu sejak lama,” jawab Pentry lembut.

“Mengenai Ar....”

“Pentry, di mana Arjuna?” sela Rama membuat ucapan Hani terhenti seketika.

Pentry yang mulai mengingat Arjuna mengerutkan kening dan berpikir sejenak. “Aku akan mencarinya. Aku rasa dia tadi disekitar sini,” kata Pentry sembari turun dari ranjang.

Aku harap mereka sudah selesai, batin Pentry tidak mau kalau nantinya Arjuna kembali mendapat cacian karena ulahnya.

Pentry segera melangkah ke arah pintu dan membuka pelan. Namun, langkah kakinya terhenti tepat ketika berada di ambang pintu. Tubuhnya hanya diam, menatap Arjuna dan Selvi yang tengah berpelukan di ujung ruangan.

Astaga, kenapa rasanya sesakit ini, batin Pentry sembari meremas ujung pakaiannya.

Penrty mendongak, menahan tetes bening yang kembali muncul. Sekuat tenaga dia menahan air matanya. Hingga dirasa sudah membaik, dia memilih mengalihkan pandangan dan membalik badan. Dia kembali melangkah dan bergabung dengan Hani serta Rama.

My Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang