Segala apa yang ditetapkannya adalah hal terbaik yang pernah ada. Jika kamu menjalani kehidupan dengan terasa begitu menyedihkan, percayalah. Akan ada hari di mana kamu menjadi pemeran utama yang begitu bahagia. Jangan pernah salahkan takdir karena bukan takdir yang salah. Hanya saja kita yang tidak mampu bersyukur dengan apa yang sudah ditentukannya.
🥀🥀🥀🥀🥀
Dua tahun kemudian.
Seorang bocah kecil tengah melangkah ke sana-sini dengan tawa polos. Mata birunya menunjukan kelembutan dan keteduhan. Membuat siapa saja yang menatapnya terpesona seketika.
Pentry yang tengah duduk di rumput halaman belakang hanya tersenyum kecil menatap putranya tertawa bahagia. Hal yang selalu membuat hatinya tenang seketika.
“Abi, kemari, sayang,” teriak Pentry dengan senyum tipis.
Abimanyu, putranya mulai menghentikan langkah dan menatapnya lekat. Perlahan, kakinya mulai berbalik arah dan menuju ke arah sang ibu berada. Hingga akhirnya, langkah kaki mungil tersebut mulai berubah menjadi lari kecil dan mendekap Pentry cepat. Hal yang membuat Pentry tertawa seketika.
“Buka mulutnya, sayang. Sekarang waktunya makan,” ucap Pentry penuh kebahagiaan. Tangannya mulai menyodorkan sendok kecil berisi makanan.
Abi yang mendengar mulai menuruti apa perkataan mamanya dan membuka mulut lebar. Pentry yang melihat tertawa keras dan memasukan sesuap makanan. Matanya masih sibuk mengamati wajah polos sang anak ketika suara gaduh terdengar. Membuat Pentry mengerutkan kening dalam.
Siapa di luar?, batin Pentry segera menggendong putranya.
Pentry yang penasaran langsung menuju ke arah kegaduhan berasal. Menyusuri rumah yang sudah dua tahun ditinggalinya. Sampai matanya menatap keluarga besarnya tengah melangkah dan sibuk berceloteh keras.
“Mama, Papa,” sapa Pentry dengan wajah terkejut.
Audi, Vika dan Bima yang mendengar menghentikan langkah dan menatap Pentry lekat.
“Mama dan Papa ke sini tidak bilang-bilang,” ucap Pentry semakin mendekat.
“Kami mau membuat kejutan untukmu, Pentry,” jawab Vika yang langsung melanjutkan langkah. Matanya menatap Abimanyu yang hanya diam dna tersenyum bahagia. Sampai dia memutuskan untuk mengambil Abimanyu dan menggendongnya.
“Mama kemari mau menjenguk Abi. Sudah lama kamu tidak menjenguknya, sayang,” imbuh Audi yang ikut mendekati sang cucu.
Pentry menangguk pelan. “Kalau begitu Pentry buatkan minum untuk Mama dan Papa dulu,” ujar Pentry dengan wajah sumringah.
“Kami menunggu di halaman belakang saja,” ucap Bima lembut.
Pentry mengangguk pelan. Dia mulai melangkah ke arah dapur dan menyiapkan minumannya dengan cekatan. Hingga tidak lama kemudian, dia merasakan dekapan di bagian pinggang. Membuat Pentry membuang napas pelan. Dia bahkan sudah tahu siapa sang pelaku meski tanpa melihatnya.
“Tumben sudah pulang, Mas?” ucap Pentry sibuk mengaduk kopi di depannya.
“Mas merindukanmu, sayang,” jawab Arjuna pelan. Dia masih asyik mengamati putranya bermain bersama orang tuanya dari balik jendela dapur.
Pentry menghentikan gerakan tangan dan menatap Arjuna dari samping. Mengamati wajah lelah yang sangat dirindukanya. “Kamu lelah? Mau aku siapkan air hangat untuk mandi?” tanya Pentry sembari mengelus pelan rahang suaminya.
Arjuna menggeleng pelan. “Tidak. Aku hanya mau bersamamu seperti ini. Kamu tahu? Aku sangat merindukan bersama denganmu dan Abi,” jawab Arjuna dengan nada melemah.
Pentry hanya tersenyum kecil dan kembali menatap putranya yang tengah berlarian bersama dengan sang kakek. Tidak ada sepatah kata pun yang terucap diantara keduanya. Sampai deheman kecil membuat keduanya tersentak dan menatap ke asal suara lekat.
“Pantas saja minumannya tidak juga datang. Ternyata kalian malah pacaran,” gerutu Audi dengan decakan kecil.
Pentry yang mendengar terkikik kecil. Dia melupakan minman yang dibuatnya karena Arjuan yang tiba-tiba saja datang. Hal yang mampu mengalihkan perhatiannya.
“Maaf, Ma. Aku lupa,” ucap Pentry langsung meletakan minuman dan makanan yang sudah disiapkan.
“Biar mama saja yang membawa,” ujar Audi yang langsung merebut nampan tersebut. “Nanti kalau kamu yang antar, bisa sampaii besok,” sindir Audi dengan twa tertahan.
Pentry mendengus kesal mendengar sindiran sang mama. Sampai mamanya pergi. Arjuna yang melihat langsung mendekap Pentry dan mencium pipinya pelan.
“Sayang, mumpung Abi masih sama mama dan papa, bagaimana kalau kita buat adik untuk Abi. Biar tidak kesepian,” bisik Arjuan dengan bibir mengulas senyum tipis.
Pentry yang mendengar membelalak seketika dan menatap Arjuan kesal. “Arjuna,” protes Pentry tidak setuju. Namun, Arjuna yang mendengar hanya tertawa, tidak menanggapi apa yang Pentry katakan. Hal baru yang mulai disukainya.
“Aku mencintaimu, sayang. Sangat,” bisik Arjuna pelan.
Pentry tersenyum kecil dan mengangguk pelan. “Aku juga mencintaimu, Mas. Sangat,” jawab Pentry pelan.
_____Yehey...akhirnya kita benar-benar sampai di ujung perjalanan. Terima kasih untuk semua dukungannya sayangkuh. Jangan lupa baca cerita Kim selanjutnya. 😘😘
Berdampingan dengan orang yang dicintai memanglah hal yang begitu diimpikan. Sama halnya dengan keinginan Sefvirda yang ingin hidup bahagia dengan Reno, pria yang sudah menjalin hubungan dengannya selama enam tahun. Namun, keinginannya harus pupus saat seorang Naga, pria dingin yang datang dalam kehidupannya. Membawa kabar mengejutkan dan memaksa untuk menikahinya. Tanpa cinta, tanpa pengenalan dan bahkan tidak pernah saling kenal.
"Aku tidak pernah berharap menikah dengan pria yang belum aku kenal sama sekali."
Sefvirda Arniatika
"Menikahlah denganku dan kamu akan tahu seperti apa aku."
Naga Agleer Cetta
Akan Kim up hari Senin ya 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Wife
RomanceJika cinta adalah sebuah kesalahan. Maka aku tidak ingin mengenalnya. Novel ini hanya berisi cerita klasik ketika gadis bernama Pentry Meiva, seorang gadis dengan kacamata tebal selalu bertengger di hidung mancungnya mulai bertemu dengan Arjuna Pras...