Tragedi

456 28 5
                                    

Sehari sebelum ulangan harian matematika, Ichigo rada cemas. Masalahnya doi belum paham bab itu, dan doi gak mau mati di tangan kejam Naoto! Bisa aja guru ngeselin itu ngasih soal di atas 15 butir. Apalagi kalo esai semua, berdasarkan penelitian dan pengalaman orang-orang. Mana Erika sakit sejak dua hari yang lalu lagi.

Alhasil, doi yang sebenernya masih marahan, terpaksa minta tolong Naoto. Doi juga tadi nyuruh Ellie pulang duluan karena menduga bakal lama.

"Anda yakin?" tanya Ellie sebelum meninggalkan parkiran habis nganterin Ichigo.

"Iya. Ntar aku minta tolong Nao-kun nganterin ke Starlight."

"Baiklah." Mobil van itu melaju.

"Nao-kun," panggilnya setelah syuting jam 11 dengan wajah ditekuk. Tadi dateng jam 7 aja Naoto udah ngusilin pake kecoak mainan sampe ribut.

"Tumben manggil duluan. Kenapa?" ledek Naoto sambil ketawa-tawa.

Doi ngasihin buku matematika. "Jangan pulang dulu. Ajarin aku matematika."

"Pantesan nggak jadi marah," Naoto menerima buku itu dan duduk kembali di kursi panjang.

"Kata siapa? Ntar aku lanjutin marahnya."

"Bukannya Hatsunara bisa matematika?"

"Dia sakit sejak kemarin lusa."

"Dasar. Sini! Awas kalo kamu tinggal tidur."

"Nggak kok." Ichigo duduk di sampingnya. Gurunya itu mulai menerangkan tentang trigonometri dari awal sampe akhir. Tumben gak terlalu galak.

"Paham?"

"Mmh ..." Ichigo meringis takut, "Nggak."

"Dengerin lagi!" Naoto berusaha sabar, menjelaskan kembali. "Dah paham?"

"Dah. Arigatou."

"Sekarang coba latihan soalnya."

Ichigo nyoba ngerjain sambil sesekali diarahin. Yang mana yang pake sin, yang mana yang pake cos. Gimana persamaannya, dan macem-macem.

"Aduh, pusing!" Cecan itu mengurut kepalanya. "Susah banget."

"Lama-lama juga biasa."

"Kalo emang nggak bakat?"

"Ya udah. Semua orang kan punya passion sendiri-sendiri. Santuy aja."

"Dih, kalo gitu ngapa kamu marah-marah mulu di kelas?"

"Ya minimal paham dikit gitu kek, masa tanggapan kalian gitu-gitu mulu."

"Jangan ngasih yang susah-susah ya. Apalagi kalo banyak."

"Suka-suka aku, lah. Soalnya udah aku buat."

"Yah ..." Ichigo sebel.

"Dah, kerjain soal lain. Yang penting usaha dulu. Besok jangan nyontek."

"Nggak, kok. Gitu-gitu aku jujur. Lagian aku bisa aja minta kunci jawaban langsung ke kamu, kan?" Ichigo beralih ke soal lain.

"Yee, nggak akan aku kasih."

"Esai apa pilihan ganda, sih?"

"Sebagian pilihan ganda, sebagian esai. Dah aku bocorin dikit, kan?"

"Ah elah, gitu doang."

PET! Tiba-tiba lampu mati! Mereka kaget.

"Hwaaa! Kok bisa, sih, mati lampu di gedung kayak gini?" Ichigo menjerit, memeluk erat Naoto cepat-cepat, membenamkan wajah di lengannya.

Actually ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang