Summer Festival Day 2

620 26 2
                                    

Pagi-pagi, jam setengah 6, Ichigo bangun duluan, mandi, dan berubah menjadi alarm hidup buat makhluk-makhluk kamar 1 dan 2.

"Ayooo, bangun, para bayi bagooong!" Doi mukul-mukul Aoi pake guling. Enak kali ya, sekalian aja Semar, Gareng, sama Petruk biar dikepruk. #eh, apaan si

"Ih, masih malem ..."

"Malem apanya, matahari udah terbit. Ayo, dong. Musim panas gini enak banget kali kalo lari pagi. Seira-chan, Otome-chan, kalian kan juga ikut lomba masak, ayo bangun!" Yaelah, ternyata ngajakin lari.

"Kamu aja sendiri, masih ngantuk kita," sahut Otome. Tidur lagi mereka.

"Huft," Ichigo sebel, ke kamar 2, "Giiirls, bangun! Ayo lari pagi! Apalagi kalian disuruh jaga kafe!"

Gak ada sahutan. Kamar-kamar lain juga sepi.

"Jangan-jangan gurunya pada belum bangun lagi, katanya mau ngobrakin," gumamnya. Gak jadi lari pagi deh, gak ada temen. Doi membuka pintu balkon dan menghadap matahari yang masih kekuningan. Cantik ..., difotonya pemandangan itu.

"Dah bangun?" suara dari balkon Vila A mengagetkannya.

"Oh, Nao-kun."

"Pagi-pagi dah foto aja."

"Orang foto pemandangan doang. Senyum!" Malah ngajak selfie. Naoto langsung pasang gaya ikemen. CKRIK!

"Bangunin temen-temenmu, sana, sebelum guru-guru cewek bangunin," gurunya itu bersandar pagar kayu balkon.

"Udah, susah banget tuh. Padahal kalo lagi sekolah aja bangun cepet. Oh iya, tokorode ... gomen ne."

"Heh? Kenapa?"

"Aku sama yang lain kemarin kebut-kebutan."

"Makanya, aturan berkendara itu gak cuma kepake di jalan. Untung temen-temenmu nabraknya di sisi pantai, bukan di tengah laut."

"Gomen."

"Udahlah, besok lagi pelan-pelan. Yang penting boat-nya gak rusak sama gak ada korban. Bilangin yang lain, jaga kafe. Shun-kun kemarin gak ada habisnya marah-marah sampe malem, doi kan jurinya."

"Arigatou, kita bener-bener minta maaf."

Naoto cuma senyum tipis. "Doa apa tadi malem tiba-tiba ngegas bilang 'amin'?"

"Gak ah, rahasia," Ichigo yang keingetan langsung memerah, membuang muka.

"Apaan? Tentang musim panas? Tentang menang nggaknya? Atau doa buruk?"

"Iya, buruk banget + konyol," cecan itu menghela napas, "mereka doa biar kita saling suka. Dasar! Mana sudi."

"Mereka nggak ada kapoknya apa udah aku bilangin juga?"

"Gak, padahal kata mereka waktu kamu ngomong aja superduper sadis."

"Ehm!" Ada yang berdehem-dehem dari balik pintu balkon Vila A. Mereka menoleh. Tiara keluar sambil senyum-senyum.

"Wah, pagi-pagi udah kencan aja," ledeknya. Ichigo diem, memerah.

"Aneki, plis deh. Masa aku harus bikin proklamasi sih? Gara-gara Aneki bicara yang gak bener, kemarin aku ditanyain sama Saegusa, tau. Konyol banget. Ich, masuk vila aja deh daripada kena masalah gak jelas."

Actually ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang