Sakit

458 25 0
                                    

Ichigo yang tambah sibuk, menutupi rasa capeknya dari kemaren-kemaren. Pagi sekolah, siang ke Angely Mountain, sore bisa interview, bisa rekaman, atau yang lain + latihan, malem syuting, gituuu terus.

Puncaknya seminggu kemudian. Pagi, waktu Ichigo sama Aoi bangun kesiangan, jam 06.15. Jam beker mereka mati ternyata. Kepala Ichigo kerasa berat, tapi tetep memaksakan diri.

"Ichigo, kamu nggak apa-apa?" tanya Aoi. Wajah Ichigo pucet soalnya.

"Nggak apa-apa kok. Mandi duluan sana."

"Ya."

Habis mereka mandi ngebut, jam ternyata udah menunjukkan waktu 06.50. Mereka cepet siap-siap. Makan? Urusan nanti.

"Kamu yakin gak ngemil apa gitu Ichigo?"

"Nggak. Semenit lagi masuk. Pelajarannya Aomori-sensei lagi." Ya, Shibara adalah guru killer lain selain Naoto. Masih mending menempati posisi kedua. Baru juga masuk, 20 detik kemudian Shibara dateng. Pelajaran Fisika-Kimia-Biologi atau lebih singkatnya aja IPA.

Kurikulum idol academy udah disesuaikan, pelajaran umumnya terbatas dan disingkat jadi pengetahuan alam, pengetahuan sosial, bahasa Jepang, bahasa Inggris, sama matematika. Masing-masing dijatah sekali dalam seminggu, kecuali matematika yang dua kali. Lainnya olahraga, dance, appeal, modeling, akting, sama harmonisasi.

Nah, udah Shibara galak, pelajarannya bikin pusing lagi, Ichigo jadi tambah cenat-cenut. Jam kedua malah olahraga, lagi. Habis jam pertama, semua ke lapangan.

"Ichigo, apa kamu sakit?" Aoi memegang dahi Ichigo yang memang lumayan panas. "Istirahat aja, ya."

"Nggak usah."

"Ini olahraga, lho. Kalo kamu tambah kenapa-napa gimana?"

"Nggak, kok. Tenang aja." Ichigo ngotot. Di lapangan, habis ganti baju di ruang ganti, Naoto dateng.

"Ohayou gozaimasu. Seperti biasa, lari keliling lapangan 3 kali. Tapi sebelumnya, yang merasa sakit silakan pulang ke asrama daripada kenapa-napa."

Yang lain noleh ke kanan dan ke kiri, nyariin siapa yang sakit, sedangkan Ichigo kaget. Ternyata Naoto tau kalo dia nggak enak badan sampe nyindir gitu. Aoi nyenggol doi, "Tuh, Suzukawa-sensei tau kalo sakit. Ayo aku anter. Asli wajahmu pucet banget."

"Nggak. Paling bukan aku."

"Terus yang pucet di sini siapa lagi kalo bukan kamu?"

"Kiriya, antar Hoshimiya balik," kata Naoto. Kontan semuanya noleh ke Ichigo.

"S-saya tidak sakit!" elak Ichigo waktu Aoi mau memapahnya.

"Dasar stubborn. Wajah pucet gitu nggak katamu? Kiriya, bawa saja ke asrama."

Dengan terpaksa, Ichigo menurut. "Uh, nyebelin!"

"Berarti dia perhatian kan? Cieee ..."

"Tapi aku nggak kenapa-napa tau."

"Alah, udah deh."

Begitu sampe di tengah halaman akademi, kepala Ichigo tambah berat. Mendadak semuanya gelap dan ...

BRUK! Ichigo pingsan.

"Hwaa!" Aoi menjerit. Doi telat menahan tubuh sahabatnya itu. Dengan panik, doi balik ke lapangan dan menghampiri Naoto di atrium.

"S-Suzukawa-sensei, a-ano, etto ..." Saking paniknya, Aoi nyaris gak bisa ngomong. "Ichigo pingsan di tengah halaman akademi!"

Naoto kaget. "Ya sudah, Anda di sini saja!"

Actually ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang