TOK! TOK! TOK!
Aku dan Lily menoleh ke arah pintu. Apa itu Seth?
"Masuk!" ucap ku setengah berteriak.
KRIEET!
Pintu terbuka dan muncullah Hannah. Hm? Ku pikir dia masih ada kerjaan? Aku menatap Hannah yang berjalan gontai, seperti baru saja kehilangan nyawa. Wajah yang biasanya terlihat ceria kini muram. Ada apa dengan Hannah?
"Apa terjadi sesuatu Hannah? Wajah mu tampak muram," ucap ku mengajaknya untuk duduk.
Dia menunduk lalu menatap ku. Beberapa saat dia menatap ku sampai akhirnya menghela napas. Sungguh! Ini bukan Hannah! Ke mana Hannah yang asli? Ke mana Hannah ku yang ceria?
"Ada apa Hannah?" aku bertanya lagi.
"Tuan Putri!" dia merengek, "maafkan saya!"
Lha? Kenapa dia tiba-tiba minta maaf? Apa yang terjadi sih? "Kenapa tiba-tiba? Ada sesuatu yang salah?"
"Tuan Putri! Tadi saya bertemu Tuan Muda Alphaeus di taman pribadi Anda. Beliau akan menemui Anda lusa siang. Saya tidak bisa menolaknya, Tuan Putri!"
Hannah merengek kesal. Benar-benar tidak seperti Hannah. Tunggu, apa katanya tadi? Lusa siang ingin bertemu? Izekiel?
"APA?"
Aku dan Hannah tersentak kaget. Jangan salah sangka, yang berteriak barusan bukan aku, melainkan Lily. Kami memandang Lily yang tampak syok. Ini respon yang unik dari Lily.
"Lily?" aku menepuk pelan pundaknya.
"Tuan Putri, maafkan saya. Saya hanya kaget mendengar kabar barusan," Lily membuang muka.
"Huaaaa...saya benar-benar minta maaf karena tidak bisa menolak permintaan Tuan Muda Alphaeus!" Hannah merengek lagi.
Haduh, yang akan bertemu Izekiel itu kan aku. Kenapa kalian yang panik begitu? Izekiel hanyalah seorang remaja usia enam belas tahun lho. Aku terkekeh pelan. Kalian memang pelayan setia, menghawatirkan keadaan tuan mereka sampai seperti ini. Terima kasih.
"Tidak perlu khawatir. Aku hanya akan menemui Izekiel bukan ke medan perang."
Mereka mengangguk pelan. Lily merapikan peralatan jahit dan menuangkan teh untuk ku. Hannah terduduk lemah di hadapan ku.
"Meskipun Tuan Putri bilang 'tidak apa-apa'. Saya tetap merasa bersalah. Sejak Tuan Lucas pergi mencari pohon dunia, Tuan Putri mengosongkan jadwal siang untuk bermain di sini kan?"
Ah, jadi itu masalahnya ya. Memang sih aku meluangkan waktu siang khusus bermain di kamar Lucas, tapi kalau sekali tidak apa-apa.
"Tidak apa Hannah, hanya sekali ini kok," aku tersenyum sejuta watt untuk menghibur Hannah.
Hannah mengangguk lemah. Setelah berbincang-bincang sebentar dengan ku, Lily dan Hannah minta izin untuk kembali ke Istana Emerald. Mereka sudah berpesan pada Seth untuk mengantar ku pulang. Aku mengangguk dan mencium pipi mereka. Setelah itu, mereka pergi.
Aku sendirian di Kamar Lucas sekarang. Ku edarkan pandangan ku. Aku sering ke kamar ini, tapi rasanya sekarang berbeda. Biasanya ada Lucas, sekarang tidak.
"AAAA! Kapan Kau pulang, bodoh!" aku memukul bantal sofa yang sejak tadi ku peluk.
Merasa tidak ada gunanya, aku pun menghentikan aksi ku. Aku berdiri dan menghampiri kasurnya Lucas. Aku ingat kalau aku pernah tidur di sini. Lucas benar-benar membantu ku saat itu. Coba saja dia tidak mengusulkan hal itu, aku pasti sudah tidur entah di mana itu dan jatuh demam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance (WMMAP FANFIC) || S1✓ [REVISI]
Фанфик*HANYA SEBUAH FANFICTION* *Kalau Kalian suka WMMAP, baca aja. Saran dan kritik boleh.* . . . Seorang gadis bereinkarnasi dalam dunia novel yang ia baca. Namun bukannya senang, ia malah sedih karena bereinkarnasi menjadi seorang tokoh yang akan mati...