"Bukankah ini terlalu pagi untuk jalan-jalan, Tuan Putri?" Lucas menggaruk tengkuknya.
"Terlalu pagi kata mu? Ini sudah pukul delapan, Lucas."
Aku dan Lucas berjalan beriringan menuju gazebo di Istana Ruby. Rutinitas pagi tiap kali Lucas tidak sibuk. Kalau dia sedang sibuk, aku akan jalan-jalan ke pinggir danau.
"Kenapa Kau suka sekali jalan-jalan pagi sih?" Lucas menatap ku.
"Entahlah. Aku suka mungkin karena bisa menenangkan pikiran. Banyak hal yang terjadi setelah debut membuat ku-"
Kalimat ku terpotong bersamaan dengan langkah ku yang terhenti. Lucas ikut berhenti dan menatap ku bingung. "Kenapa?"
"Ke...Kenapa di situ ada Jennette?" aku gemetaran menunjuk ke arah gazebo yang tinggal beberapa meter.
Lucas mengikuti arah tangan ku dan berdecak kesal. "Ck. Apa yang chimera itu lakukan di sini? Ini kan halaman istana mu."
Kami terdiam di tempat. Saat memutuskan untuk berbalik dan pergi, Jennette menyadari keberadaan kami.
"Lucas!"
Hanya Lucas yang dipanggil. Kami mau tidak mau harus menyapanya dengan hormat karena dia putri kerajaan.
"Lucas, mau bermain dengan ku?" tanya Jennette tersenyum lebar.
"Tidak," jawab Lucas cuek.
"Bagaimana kalau jalan-jalan?" tanya Jennette lagi.
"Tidak," Lucas tetap cuek.
"Kalau na-" kalimat Jennette terpotong.
"Heh! Siapa Kau berani mengajak ku bermain dan segala macam?" Lucas mengerutkan dahinya.
"Apa maksud mu? Aku Tuan Putri di Obelia. Jennette den Alger Obelia. Kau hanya penyihir menara, aku berhak melakukan apapun Kau tahu?" ucap Jennette dengan lembut.
Hening. Aku melirik Lucas. Dia memasang ekspresi jijik. Amat sangat jijik yang bahkan belum pernah ku lihat sebelumnya. "Dengar ya, Kau itu hanya 'Tuan Putri' gadungan. 'Tuan Putri' yang ku tahu adalah Tuan Putri Athanasia. Kau hanya chimera diam saja," ucap Lucas datar namun pedasnya.
"Lucas!" aku menegurnya dan menepuk pelan lengannya, memintanya untuk tenang. "Maaf, Tuan Putri Jennette. Lucas adalah teman saya. Saya mohon agar Tuan Putri tidak menggangu dia. Bukankah Tuan Muda Alphaeus akan mengunjungi Anda siang ini? Lebih baik Anda mempersiapkan diri," ucap ku pelan. Aku tidak mau ada pertengkaran di sini. Para pelayan di Istana Ruby juga akan kena imbasnya nanti.
Muka Jennette memerah. Dia tampaknya menahan amarah. Tangannya digenggam kuat-kuat kemudian menatap ku tajam.
"Heh! Athanasia! Kau ini curang sekali! Aku ini saudara mu sendiri! Kenapa Kau tidak mau berbagi teman dengan ku? Putri terlupakan seperti mu harusnya mengalah!"
DEG!
"Hei! Jaga mulut mu itu, Chimera!" Lucas mengepalkan tangannya, dia mulai habis kesabaran.
Jennette mengerutkan dahi dan menyeringai. "Benarkan ucapan ku? Dia hanyalah putri yang terlupakan."
"Chimera sialan! Kau-" kalimat Lucas terpotong.
"Memang benar aku putri yang terlupakan! Kaulah putri yang disayangi! Kau memiliki segalanya! Harta! Kasih sayang semua orang! Kasih sayang ayah! Kau juga punya tunangan yang perhatian! Kau punya semuanya! Apa itu belum cukup untuk mu?" aku berteriak panjang lebar padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance (WMMAP FANFIC) || S1✓ [REVISI]
أدب الهواة*HANYA SEBUAH FANFICTION* *Kalau Kalian suka WMMAP, baca aja. Saran dan kritik boleh.* . . . Seorang gadis bereinkarnasi dalam dunia novel yang ia baca. Namun bukannya senang, ia malah sedih karena bereinkarnasi menjadi seorang tokoh yang akan mati...