"...nasia?"
Siapa?
"..tanasia?"
Siapa yang memanggil ku? Lily? Bukan, suaranya seperti laki-laki. Apa itu papa? Atau Felix? Atau-
"Athanasia!"
DEG!
Aku membuka mata ku dan langsung terduduk. Karena gerakan yang tiba-tiba, kepala ku berdenyut pelan. Napas ku juga jadi tersengal-sengal. Apa yang terjadi?
"UHUK! UHUK!"
Aku menutup mulut ku dengan satu tangan saat batuk. Aku mengeceknya, tidak ada darah, syukurlah. Tunggu, kenapa tenggorokan ku kering sekali? Bukankah aku baru tidur sebentar?
Aku menoleh ke arah Lucas. Karena pandangan ku masih kabur, aku tidak melihat jelas ekspresi Lucas. Tapi sekilas seperti, panik?
"Athanasia? Kau baik-baik saja?" Lucas menaruh tangannya di dahi ku kemudian di pipi ku, lalu menggenggam tangan ku.
Aku mengangguk pelan. Pandangan ku sudah mulai fokus, dapat ku lihat wajah Lucas terlihat panik. Kenapa dia panik begitu? Apa terjadi sesuatu?
"Apa...yang terjadi? Aku...hanya tidur sebentar...kan? Kenapa... tenggorokan ku kering sekali?" aku bertanya dengan nada terputus-putus, mencoba untuk berbicara dengan tenggorokan yang sakit.
Lucas menautkan alisnya. "Apanya yang sebentar? Kau tertidur selama sebulan!"
Aku mendelik kaget. Apa katanya? Sebulan? Seperti saat mana ku kacau itu? Aku melihat ke luar jendela, sudah malam. Lucas tidak bercanda kan? Ini masih malam, bisa jadi dia hanya main-main dan mengatakan omong kosong.
Aku menatap Lucas. Lucas masih menautkan kedua alisnya. "Aku tidak sedang bercanda, Athanasia!"
Wow, Lucas memanggil nama ku lagi. Biasanya dia memanggil ku 'Tuan Putri' atau 'Kau'. Apa artinya dia sedang serius? Aku menatap Lucas meminta penjelasan. Lucas menghela napas panjang dan menidurkan ku.
"Untuk sekarang jangan banyak bergerak. Tubuh mu masih kaku," Lucas memakaikan selimut pada ku dan duduk kembali.
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Aku juga tidak tahu. Awalnya semua baik-baik saja. Setelah Kau tidur, aku keluar untuk menginfokan bahwa Kau sedang sakit dan tidak bisa diganggu. Aku berencana untuk mengunjungi mu malam harinya, lalu papa mu datang dan memaksa ikut. Akhirnya kami menjenguk mu dan Kau benar-benar sakit."
Aku menelan ludah mendengar penjelasan Lucas. Bagaimana bisa aku sakit tiba-tiba? Lagipula aku hanya merasa tidur sebentar, sungguh.
"Saat itu suhu badan mu sangat tinggi. Orang yang suhu badannya setinggi itu biasanya akan terlihat tersiksa, tapi Kau tidak menunjukkan tanda-tanda itu sama sekali. Kau terlihat seperti mayat."
"Selama sebulan aku mencoba mencari tahu penyebab sakit mu itu. Aku juga mencoba menyembuhkan mu dengan sihir. Tapi percuma saja, aku tidak bisa menemukan penyebabnya ditambah sihir ku terblokir sesuatu. Aku bahkan mencoba menyadarkan mu secara paksa dan tentu saja percuma. Terasa seperti jiwa mu terjebak di suatu tempat dan menolak untuk kembali, Athanasia."
Lucas menunduk dan bertompang pada kedua tangannya di atas kasur ku. Apa aku hampir mati lagi? Kenapa bisa begitu? Aku hendak menyentuh bahu Lucas untuk menenangkannya, tapi tangannya tiba-tiba menggenggam lengan ku.
GREP!
"Ceritakan pada ku apa yang terjadi di mimpi mu itu!"
Nada bicara Lucas sedikit kasar. Apa dia sedang marah? Ku tatap matanya, di sana terlihat rasa takut. Kenapa kau takut begitu? Kau terlihat lemah kalau begitu. Di mana diri mu yang biasanya mengejek dan menjelek-jelekkan ku itu pergi?

KAMU SEDANG MEMBACA
Chance (WMMAP FANFIC) || S1✓ [REVISI]
Fanfic*HANYA SEBUAH FANFICTION* *Kalau Kalian suka WMMAP, baca aja. Saran dan kritik boleh.* . . . Seorang gadis bereinkarnasi dalam dunia novel yang ia baca. Namun bukannya senang, ia malah sedih karena bereinkarnasi menjadi seorang tokoh yang akan mati...