Beberapa hari kemudian
Aku menatap langit dari jendela kamar ku. Ku pikir langit akan mendung. Mengingat ini adalah hari ulang tahun ku, hari kematian mama. Hari sedih bagi papa, Raja Obelia.
PLAK!
Aku menampar pelan kedua pipi ku. Sakit juga ternyata, tapi tak apa. Aku tidak boleh sedih seperti ini, hari ini tetaplah ulang tahun ku dan aku harus merayakannya.
Aku menatap langit-langit kamar. Besok debut, hari yang sibuk untuk ku. Papa akan menari dengan ku, aku akan bertemu anak bangsawan yang lain, ada duel dengan Izekiel, dan mungkin saja aku akan bertemu Jennette. Ah, semoga Jennette tidak diperkenalkan saat debut ku.
Bicara soal debut, kemarin lusa aku, papa, Felix, Lily, Seth, dan Hannah melakukan diskusi. Kami memantapkan rencana, terutama bagian jika Jennette jadi diperkenalkan. Diskusi itu cukup singkat, terkesan seperti briefing. Setelah itu, lanjut dengan memilih desain gaun untuk debut.
Perlu kalian ketahui, pemilihan gaun itu lebih lama daripada briefing yang kami lakukan. Kenapa begitu? Alasannya adalah debat berkepanjangan. Sebenarnya yang memilih gaun bukanlah aku, melainkan papa, Lily, Seth, dan Hannah. Mereka terus memperdebatkan semua model gaun yang tersedia.
"Yang ini terlalu berat, Yang Mulia," Seth menolak salah satu pilihan papa.
"Modelnya sangat pas untuk Athanasia. Yang ini saja!" papa mengotot.
"Bahannya panas, Yang Mulia. Lebih baik memilih yang berbahan seperti ini," Lily ikut nimbrung.
"Kenapa warnanya biru? Tuan Putri cocok dengan warna merah muda," Hannah mulai protes.
Dan begitulah pemilihan gaun terjadi sampai sore. Aku dan Felix hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka. Jujur, ini sangatlah lucu. Akhirnya pemilihan gaun itu selesai sebelum makan malam. Gaunnya? Tentu saja gabungan dari empat pemikiran. Ringan, modis, bahannya nyaman, dan warnanya merah muda.
Kalau seingat ku, gaun itu akan sampai sore ini. Mungkin saat perayaan ulang tahun ku nanti. Hm, papa datang tidak ya? Aku memejamkan mata sejenak. Mau berharap apa kau, Athy? Papa jelas tidak akan datang.
***
"Selamat ulang tahun, Tuan Putri!" ucap semua pelayan Istana Emerald plus Felix dan Seth bersamaan.
"Terima kasih semuanya. Athy senang bisa merayakan ulang tahun dengan orang-orang tersayang Athy!" aku tersenyum senang.
Sore menjelang malam, seperti tahun-tahun sebelumnya, aku dan pelayan istana akan merayakan ulang tahun. Mereka akan menyiapkan kue, makanan, minuman, dan hadiah. Dan yah, papa tidak datang. Aku yakin papa masih sedih memikirkan mama. Aku paham hal itu, tidak apa.
Bicara soal sore, gaun debut ku akhirnya tiba. Lengkap dengan sepatu dan perhiasannya. Aku ingin melihat bagaimana rupa gaun itu, tapi Lily melarang. "Biarkan ini menjadi sebuah kejutan, Tuan Putri."
Ulang tahun kali ini sedikit berbeda. Entah kenapa, porsi makanannya banyak sekali. Karena tak mungkin habis, aku pun mengundang Remo dan kakak kesatria yang bertugas menjaga Istana Emerald dan perpustakaan pribadi ku. Akhirnya malam itu, Istana Emerald ramai sekali.
"Sudah pukul sepuluh malam. Bukankah ini waktunya istirahat? Besok kita harus mendandani Tuan Putri secantik mungkin," Lily menepuk tangannya.
Semua orang menoleh dan mengangguk. "Nona York benar. Besok adalah hari yang besar untuk Tuan Putri. Ayo kita kembali," Remo mengajak para kesatria untuk kembali. Setelah mengucapkan salam dan hormat, mereka pergi. Para pelayan juga pamit untuk membereskan sisa pesta. Setelah berterima kasih pada mereka semua, aku dan Lily pergi ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance (WMMAP FANFIC) || S1✓ [REVISI]
أدب الهواة*HANYA SEBUAH FANFICTION* *Kalau Kalian suka WMMAP, baca aja. Saran dan kritik boleh.* . . . Seorang gadis bereinkarnasi dalam dunia novel yang ia baca. Namun bukannya senang, ia malah sedih karena bereinkarnasi menjadi seorang tokoh yang akan mati...