~~Paman Anas~~

1.3K 160 65
                                    

H-1 Pesta ulang tahun Athanasia
Malam harinya

Hari ini adalah ulang tahun ku dan besok adalah pesta ulang tahun ku. Seperti tahun kemarin, perayaan ulang tahun ku di Istana Emerald sangatlah menyenangkan. Seluruh pelayan dan kesatria Istana Emerald,serta orang-orang terdekat ku datang untuk merayakannya kecuali papa dan seseorang.

Kalau papa, aku sudah yakin dia tidak akan datang. Papa masih belum bisa melupakan mama ketika mendekati hari kematiannya. Tidak apa, aku paham betul. Mama bukanlah orang yang mudah dilupakan. Mengingat mama selalu meninggalkan kenangan indah kemanapun dia pergi bahkan dalam mimpi sekalipun.

Apa aku tadi bilang, 'dan seseorang'? Sepertinya iya. Kalau begitu aku harus memberi tahu Kalian. Seseorang yang ku maksud itu adalah Lucas. Iya, dia tidak hadir saat perayaan ulang tahun ku tadi. Jujur aku kecewa dia tidak hadir, tapi tidak ada yang tahu akan hal itu. Sebaliknya, tamu di perayaan pesta tadi malah menganggap ku bahagia karena aku terus tersenyum.

"Haaah!" aku menghela napas pelan. Itu tadi sungguh melelahkan, tapi juga sebuah akting yang bagus secara bersamaan.

Ugh! Apa Lucas sedang sibuk? Kenapa dia tidak memberi kabar sejak siang ini? Aku lelah kalau disuruh menunggu tanpa kepastian begini!

Ini pukul sebelas malam dan aku belum tidur. Sebaliknya, aku masih berdiri di balkon kamar ku memandangi bintang-bintang di langit. Mau sedingin apapun anginnya, aku tidak peduli. Tujuan ku saat ini adalah menunggu Lucas datang.

"Kau belum tidur?"

Suara seseorang mengusik ku. Akhirnya dia datang juga. Bukan pangeran berkuda putih, melainkan penyihir agung bersurai hitam, Lucas. Dia mendarat di railing balkon ku dan berjalan mendekati ku. Dengan tatapan kesal, dia duduk di dekat ku yang bersandar santai di railing balkon.

"Apa yang Kau lakukan malam-malam begini tanpa jubah atau selimut, ha?" Lucas bertanya dengan nada kesal, lebih terkesan seperti interogasi.

"Menunggu mu," jawab ku singkat.

"Untuk apa?" Lucas bertanya lagi.

Apa-apaan pertanyaan mu itu? Tentu saja aku menunggu mu untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada ku. Apa kau lupa karena usia mu yang kini mencapai ratusan itu?

"Kau belum menjawab pertanyaan ku, Tuan Putri," Lucas melipat kedua tangannya dan menatap ku kesal.

"Ck. Lupakan saja," aku berdecak kesal dan berbalik, "sana pergi! Aku mau tidur."

Tepat sebelum aku melangkah masuk ke kamar, Lucas memeluk ku dari belakang. Dia menyelimuti ku dengan jubahnya. "Jangan marah, Tuan Putri. Aku hanya bercanda," ucapnya pelan.

Aku mengerutkan dahi dan menatap ke lantai balkon. Jadi kau pura-pura lupa? Menjengkelkan! Benar-benar menjengkelkan! Kenapa aku bisa menyukai orang semenyebalkan diri mu?

"Sekarang aku jadi bertanya-tanya. Kenapa aku bisa menyukai orang menyebalkan seperti mu? Di luar sana ada orang yang lebih baik, seperti Izekiel misalnya," ucap ku cuek saat Lucas mengeratkan pelukannya pada ku.

"Ck. Hama itu bukan tandingan ku. Kenapa Kau harus repot-repot memilihnya dari ku?" Lucas tersinggung.

Aku melirik ke arahnya dan melepaskan pelukannya dalam sekali hentak. "Itu karena Kau menyebalkan. Selamat malam," aku melangkah cepat menuju kasur ku, naik, dan menyelimuti diri ku.

Karena aku tidur memunggungi Lucas, aku tidak bisa melihat ekspresi wajahnya sekarang. Jujur aku hanya pura-pura ngambek. Anggap saja ini balas dendam.

"Tuan Putri," panggilnya lirih.

TAP!

TAP!

Chance (WMMAP FANFIC) || S1✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang