"Si...Siapa yang milik siapa?" aku mendorong Lucas agak keras. Namun, dia malah semakin mendekat.
"Siapa? Tentu saja Kau, Athanasia," ucapnya dengan suara rendah, "jahat sekali Kau lupa besok hari apa."
Aku tersenyum kikuk. Mampus aku! Lucas menganggapnya serius! Aku cuma bercanda kalau lupa besok hari apa!
Aku mengalihkan pandangan ku. Padahal aku sudah merencanakan ini matang-matang! Semuanya kacau karena Lucas menanyakannya! Argh! Tau begini aku langsung pulang ke Istana Emerald!
"Coba ku tanya lagi," Lucas mendekatkan wajahnya, "besok hari apa, Athanasia?"
Ugh! Dia memanggil nama ku lagi, ini sudah sangat serius! Aku harus bohong lagi kalau rencananya mau berhasil!
FUUUH!
Aku memekik kaget. Lucas! Dia! Dia meniup telinga ku!
"Besok hari apa, Athanasia?" bisiknya dengan nada rendah.
FUUUH!
BERHENTILAH MENIUP TELINGA KU!
"Besok Selasa!" aku berseru cepat dan menutup mata.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
"Oh," ucap Lucas pelan.
Aku mengintip sedikit untuk melihat ekspresi wajahnya. Mata ku membulat tak kala mendapati ekspresi wajah Lucas benar-benar datar. Tidak, lebih terkesan marah.
Dia menatap ku lamat-lamat kemudian menjauh dari ku. Dia melepas jubah penyihir kerajaan miliknya dan melemparnya sembarangan. Dengan langkah yang gontai, dia menuju ke kasurnya dan merebahkan diri.
Apa aku berlebihan? "Luc-" kalimat ku terpotong.
"Pulanglah, Tuan Putri. Aku lelah. Selamat tidur dan sampai jumpa," ucapnya datar sambil melambaikan tangan pelan.
"Lucas, dengarkan aku du-" kalimat ku terpotong lagi.
"Aku tidak dengar!" serunya ketus kemudian memunggungi ku.
Aku menghela napas dan menghampirinya. Ketika sampai di belakangnya, aku terdiam. 'Bagaimana cara menghiburnya?' itulah yang terlintas di benak ku.
"Pulanglah, Tuan Putri. Aku sedang sibuk," kalimatnya mengagetkan ku.
"Sibuk apa? Kau jelas-jelas tidur!" aku protes.
"Nah, itu tahu sendiri. Aku sibuk tidur dan Kau mengganggu."
Fosil berjalan narsis yang menyebalkan ini! Kenapa dia tambah menyebalkan kalau sedang marah begini sih? Argh! Menjengkelkan! Mau tidak mau aku harus melakukan itu!
"Lucas!"
"Apa lagi?" Lucas duduk dan menatap ku kesal.
CUP!
Sebuah kecupan mendarat di pipinya. Iya, aku mencium pipinya. Lucas membulatkan matanya. Dia menoleh ke arah ku saat aku selesai mencium pipinya.
Semburat merah muncul di wajah Lucas, begitu pula aku. Aku mengalihkan pandangan ku dan berjalan menjauh. Namun Lucas menarik tangan ku, membuat ku terhentak ke belakang.
GREP!
Lucas memeluk ku dari belakang dan membuat ku duduk di pangkuannya.
"Apa-apaan itu?" ucapnya pelan, "mencium pipi ku tiba-tiba."
Aku melirik Lucas yang menatap ke arah lain. "Itu, untuk menghibur mu. Maaf, aku membuat mu marah. Aku berbohong soal lupa besok hari apa."
Lucas mengeratkan pelukannya. Ku rasakan rambutnya di leher ku, dia bersandar pada bahu ku. "Ku rasa Kau benar-benar lupa," lirihnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance (WMMAP FANFIC) || S1✓ [REVISI]
Fanfiction*HANYA SEBUAH FANFICTION* *Kalau Kalian suka WMMAP, baca aja. Saran dan kritik boleh.* . . . Seorang gadis bereinkarnasi dalam dunia novel yang ia baca. Namun bukannya senang, ia malah sedih karena bereinkarnasi menjadi seorang tokoh yang akan mati...