~~Minum Teh~~

1.2K 151 114
                                    

"Athy."

"Iya?"

Aku meletakkan pena ku dan mendongakkan kepala menatap papa. Dia menatap ku serius. Seakan tersihir, aku ikut-ikutan menatapnya serius. Atmosfer dalam ruang kerja papa saat ini terasa berat.

"Apakah Kau," papa menghentikan kalimatnya.

Aku menautkan alis ku, penasaran. Apa yang ingin papa bahas? Apa ini tentang pelajaran ku? Atau ini tentang Jennette?

Ah, tunggu! Wajah seserius ini! Jangan bilang papa ingin membahas soal laki-laki? Apa ini soal Izekiel? Kemarin aku memperbolehkan papa mencabut blacklist nya. Apa papa tidak setuju?

Aku menatap mata papa sekilas. Di manik biru sapphire permata yang cerah itu, tampak keseriusan yang amat mendalam. Sepertinya bukan Izekiel. Ini lebih parah. Mungkinkah papa tahu kemarin malam aku menghilang dari istana?

Gah! Bahaya! Lucas dalam bahaya! Aku tersenyum kikuk pada papa saat pikiran ku dipenuhi rasa panik. Papa menompang dagunya dengan kedua tangan.

"Apakah Kau pernah memimpikan Diana?"

"He?" tanya ku balik dengan tidak percaya.

"Hm? Kenapa? Ada sesuatu yang salah?" papa menaikkan sebelah alisnya.

"Eh, tidak. Bukan apa-apa," aku tertawa hambar dan menghela napas.

Sialan! Ku pikir papa tahu aku pergi dari istana kemarin malam! Aku sudah panik setengah mati di dalam! Kalau papa hanya mau menanyakan mama, kenapa serius sekali? Dan juga, kenapa papa tiba-tiba menanyakan mama? Papa bukannya belum bisa move on dari mama?

"Kau pernah?" pertanyaan papa menyadarkan ku.

"Tentu saja Athy pernah. Papa sering memberi Athy ingatan tentang mama bukan?"

"Bagaimana Kau tahu?" papa mengerutkan dahinya.

"Athy menyadarinya. Papa selalu ada di samping Athy setiap kali Athy memimpikan mama. Jadi Athy berpikir bahwa papa yang memberi mimpi itu," aku menggaruk pipi ku.

Papa mendengus pelan dan tersenyum bangga. "Kau memang pintar mengambil kesimpulan. Tapi, bukan mimpi itu yang ku maksud."

"Lalu?" aku memiringkan kepala.

"Mimpi tentang Diana dan Kau bisa berkomunikasi dengannya."

GLEG!

Aku menelan ludah ku. Maksud papa, mimpi seperti waktu itu? Mimpi di mana aku bisa bicara dengan mama dan koma satu bulan karena tidak berniat untuk kembali? Sebentar, bisa jadi salah.

"Papa tidak berhalusinasi kan?"

"Maksud mu?"

"Mabuk?" aku mengalihkan pandangan ku.

Bukan salah ku. Papa selalu minum alkohol di hari ulang tahun ku. Aku berani jamin dia pasti mabuk. Kalian pasti tahu orang mabuk bukan? Mereka selalu berhalusinasi. Nah, aku mengambil kesimpulan di sini dulu. Bisa jadi kemarin papa minum alkohol, mabuk, dan berhalusinasi tentang mama. Iya kan? Ada kemungkinan begitu.

"Tidak. Aku tidak sedang mabuk," jawab papa datar.

Baiklah, bukan halusinasi. "Mau menceritakannya pada Athy?"

Papa mengangguk pelan. Dia bertompang dagu dan memejamkan mata. "Ini terjadi kemarin malam. Saat itu-"

***

Claude POV

SWOOSH!

Angin berhembus kencang? Kapan aku membuka pintu balkon ku? Padahal aku sedang tidur di kamar dalam keadaan lampu mati, kenapa di sini terang sekali?

Chance (WMMAP FANFIC) || S1✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang