~~Rencana dan Harapan~~

1.1K 151 60
                                    

"Maksudnya baj***an itu masih hidup?" suara papa yang tegas mengagetkan kami berdelapan.

Siapa yang baj***an? Paman Anas? Em, dari surat ini seperti begitu.

Ini surat dari Jennette yang asli. Jennette yang aku kenal tidak mungkin berbohong. Aku sudah yakin Jennette tidak akan melakukan hal jahat seperti itu. Syukurlah aku tetap percaya padanya.

"Saya pikir begitu, Yang Mulia," Felix angkat suara, "saat pesta ulang tahun Yang Mulia, saya melihat seseorang yang mirip dengan Tuan Anastacius."

Mirip dengan Paman Anas? Aku mengerutkan dahi. Paman Anas wajahnya seperti apa saja aku tidak tahu. Di kamar papa memang ada lukisan raja terdahulu, tapi khusus lukisan Paman Anas tidak ada.

"Apa Tuan Putri juga pernah melihatnya?" Felix membuyarkan lamunan ku.

"Athy belum pernah melihat Paman Anas, tapi," aku diam sejenak, teringat akan seseorang, "Athy pernah melihat ada orang yang matanya sekilas seperti permata."

"Sepertinya memang tidak salah," papa mengerutkan dahinya, "bocah penyihir, bawakan lukisan baj***an itu."

Lucas mengangguk. Dia menjentikkan jarinya dan sebuah lukisan besar muncul di atas meja. Lihatlah bingkainya, 100% terbuat dari emas! Kalau aku jadi ratu, apakah lukisan ku akan dilapisi emas seperti ini?

"Bagaimana ciri-cirinya?" Lucas bertanya.

"Rambutnya hitam," ucap ku dan Felix bersamaan.

CTAK!

Lucas menjentikkan jarinya dan rambut Paman Anas di lukisan itu berubah menjadi hitam. Gah! Ini mirip dengan pria yang waktu itu! "Matanya! Buat jadi hitam agak transparan!" aku berseru dan Lucas menjentikkan jarinya lagi.

CTAK!

"Mirip sekali!" aku menjerit.

Delapan orang yang lain ikut melihat lukisan versi upgrade Paman Anas. Lily, Hannah, dan Seth tercengang. Felix mengangguk pelan. Remo dan Harry hanya diam. Papa dan Lucas hanya menatap datar.

"Orang ini, pernah masuk ke menara ku tanpa izin," Lucas bergumam.

"He? Kapan?" aku menoleh.

"Dulu, di kehidupan pertama. Dasar tikus kurang ajar. Mengacak-acak tempat orang kemudian mencuri catatannya," Lucas mendengus kesal, "ku rasa memang dia bisa membantu, Yang Mulia."

"Omong kosong," papa langsung membalas, "bagaimana mungkin baj***an itu membantu, hah? Aku yakin sekarang pun dia ingin menghancurkan ku."

Hm, papa dendam sekali dengan Paman Anas. Kalau begini caranya, bagaimana minta bantuan pada Paman Anas? Hm, bingung. Aku menoleh ke yang lain, meminta bantuan untuk membujuk papa.

"Dia bisa membantu kita, Yang Mulia. Cukup angkat pembicaraan tentang Chimera itu di depannya dan dia akan terpancing," Lucas melipat kedua tangannya.

'Ha? Bagaimana bisa?' batin ku. Tepat saat papa hendak bertanya, Lucas berbicara terlebih dahulu.

"Di kehidupan pertama, menara saya kehilangan catatan tentang teleportasi tingkat tinggi. Bisa diartikan bahwa dia mencoba mengunjungi seseorang yang jauh dari jangkauannya.

"Kalau memang Chimera saat ini adalah yang palsu, artinya tikus itu mencoba mengunjungi Chimera yang asli. Yang di mana lokasinya, tidak diketahui," jelas Lucas panjang lebar.

"Tapi apa benar ini Tuan Anastacius? Bukankah harusnya beliau sudah tewas?" Lily bertanya.

"Mungkin memang sudah tewas lalu dibangkitkan dengan sihir hitam. Atau memang dia masih hidup dan menyembunyikan identitasnya," Harry menjawab.

Chance (WMMAP FANFIC) || S1✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang