Yeeeeeay! Author come back!!! Padahal masih tanggal 31, ya? Gak apa deh update sekarang. Pada kangen nggak? Sama ceritanya maksudnya. Kalau sama Author, jawabannya pasti enggak :')
.
.
.Beberapa hari kemudian
Sudah sepuluh hari sejak kejadian itu. Keadaan istana jadi kacau dan tak terkendali. Meskipun begitu, tidak ada orang luar yang tahu tentang ini.
Saat ini, Carax dijaga ketat oleh para kesatria dan penyihir menara. Semua tugas milik papa, ku ambil alih dengan bantuan Harry, Paman Anas, dan Felix.
Aku mengambil alih tugas papa karena papa belum sadarkan diri sejak sepuluh hari terakhir. Kakek Evan sudah memeriksa kondisi papa. Dia bilang, ada banyak sihir di tubuh papa meskipun belum jelas dari mana datangnya sihir tersebut.
Sebenarnya tak perlu jauh-jauh meminta tolong Kakek Evan. Karena, aku sendiri bisa melihat semua sihir itu. Ada sihir hitam yang bersemayam di tubuh papa. Sihir hitam itu mencoba untuk menyatu dengan sihir milik papa. Yang mana kalau itu terjadi, sesuatu yang buruk mungkin saja terjadi.
Bersamaan dengan itu, sudah sembilan hari aku mencari cara untuk menyembuhkan papa. Tapi hanya ada satu cara, yaitu menyerap semua sihir hitamnya. Aku bisa melakukan itu. Namun taruhannya, nyawa ku sendiri. Karena itulah, Paman Anas dan yang lainnya melarang ku.
Lalu sekarang, aku tengah merenung di meja kerja papa. Tangan ku yang awalnya sibuk dengan dokumen-dokumen yang ada, terhenti tanpa ku sadari.
"Tuan Putri?" suara Harry membuyarkan lamunan ku.
"Eh? Iya?" balas ku linglung.
"Anda melamun lagi. Mungkin sebaiknya kita istirahat dulu," Harry merapikan dokumen-dokumen di meja kemudian mengajak ku duduk di sofa yang ada.
KRIEEET!
Tepat saat aku duduk, pintu ruang kerja papa terbuka. Seorang pria bersurai hitam dengan mata hitam muncul dari balik pintu dengan senyum simpul. Paman Anas datang.
"Siang, Athanasia," sapa Paman Anas.
"Siang, Paman," jawab ku tersenyum lemah, "apa Paman sudah menemukannya?"
Paman Anas menggeleng pelan. "Sayangnya belum. Satu-satunya cara untuk menghilangkan sihir hitam adalah dengan menyerapnya."
Kalau kalian tanya kenapa bukan Paman Anas saja yang menyerap sihir hitamnya, jawabannya hanya ada satu. Paman Anas akan langsung tewas setelah menyerap sihir hitam itu. Aku baru-baru ini tahu kondisi Paman Anas yang terkena kutukan. Dengan kutukan dalam tubuhnya, menyerap sihir hitam sama saja bunuh diri. Maka, cara itupun di-banned.
Aku menunduk dan meremat kuat-kuat gaun ku. Mau dicari berapa lama pun, tidak ada cara lain yang lebih aman. Ini semua salah ku. Andai saja aku segera pergi saat melihat Carax, semua ini tidak akan terjadi. Rencana Carax pasti akan gagal dan papa akan baik-baik saja.
PUK!
Sebuah tangan mendarat di kepala ku. Dengan lembut, tangan itu bergerak ke kanan-kiri. Ini tangannya Paman Anas.
"Jangan putus asa. Pasti ada cara untuk menyembuhkan Claude," Paman Anas berujar pelan.
Aku mengangguk pelan. Paman Anas memang benar. Meskipun begitu, aku punya feeling kalau itu belum tentu benar.
BRAAK!
Pintu ruang kerja papa kembali terbuka. Kali ini dengan cara dibanting kuat-kuat. Kali ini seorang wanita yang muncul. Surai cokelat dan mata sebiru langit, sudah tentu itu Lily.
![](https://img.wattpad.com/cover/226034203-288-k801813.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance (WMMAP FANFIC) || S1✓ [REVISI]
Fiksi Penggemar*HANYA SEBUAH FANFICTION* *Kalau Kalian suka WMMAP, baca aja. Saran dan kritik boleh.* . . . Seorang gadis bereinkarnasi dalam dunia novel yang ia baca. Namun bukannya senang, ia malah sedih karena bereinkarnasi menjadi seorang tokoh yang akan mati...