~Izekiel~

1.7K 178 9
                                    

Beberapa hari kemudian

"Puas sudah menjebak ku di sini?" Lucas melipat tangan di depan dada dan menatap ku sebal.

"HAHAHAHAHA! Salah mu sendiri menghilang selama dua tahun tanpa kabar."

Aku menepuk-nepuk sofa di sebelah ku. Aku tertawa melihat wajahnya yang kusut sekarang. Sebegitu kesalnya kah dia terjebak di sini? Padahal di sini enak, ada makanan 3x sehari.

"Hmph! Terakhir kali mengunjungi mu, aku mau membicarakan itu tahu! Malah Kau terlanjur pergi."

"Lalu kenapa tidak mengunjungi ku lagi setelah itu? Memangnya ada acara apa sih?"

"Aku sibuk tahu. Selama dua tahun ini aku mengikuti seleksi masuk aliansi penyihir menara."

"Ha? Ku pikir Kau sudah masuk aliansi."

"Memang, tapi itu kan 200 tahun yang lalu."

Dari yang aku tahu, untuk bergabung ke aliansi penyihir menara memang butuh seleksi. Tapi kok seleksinya dua tahun? Itu seleksi atau syarat kenaikan pangkat? Tapi kalau 200 tahun yang lalu, orang pasti berpikir kalau dia sudah mati, iya kan? Jadi masuk akal juga kalau dia seleksi ulang. Tapi sampai dua tahun, jangan bilang dia memakai wujud mini.

Tentang Lucas, sekarang dia dikenal di istana sebagai penyelamat hidup ku. Belum lagi, statusnya sebagai penyihir menara membuat papa mengangkat Lucas menjadi penyihir kerajaan.

Curang sih karena dia memakai wujud mininya. karena hal inilah yang membuatnya jadi lebih terkenal. Bahkan dia mendapat julukan sebagai 'Penyihir Kecil yang Jenius'. Mungkin kalau papa tahu berapa umur asli 'Penyihir Kecil yang Jenius' ini, mungkin julukannya akan diambil.

Aku terkekeh geli membayangkan hal itu. Lucas mengambil kue kering di atas meja dan melahapnya. Hitam melompat ke pangkuan ku. Lucas menatap datar Hitam kemudian menatap ku.

"Jauh-jauh dari Si Hitam."

"Memangnya kenapa sih?"

"Dia itu yang membuat mu sakit. Karena Kau pegang-pegang dia terus, kekuatan sihir mu masuk kembali pada mu dan membuatnya jadi kacau."

"Jadi aku tidak boleh bermain dengan dia lagi?"

"Tenang saja. Selama ada aku, penyihir terhebat, kejadian ini tidak akan terulang lagi. Sini berikan Hitam pada ku."

Aku menatapnya jijik. Barusan dia memuji dirinya apa? Penyihir terhebat?Gah! Kepedean sekali dia. Karena merasa diabaikan oleh ku, Lucas merebut Hitam dari pangkuan ku dan manaruh nya di atas kepala.

"Kau pikir dia itu topi? Hentikan itu pada sinsu ku bodoh!"

"Kau tahu, papa mu hampir membunuh Hitam."

"APA?"

Lucas hanya mengangguk mengambil kue kering lagi, "Berterimakasihlah pada ku dan kesatria rambut merah itu. Kalau Hitam jadi dibunuh, Kau juga ikut mati karena jantung mu meledak kebanyakan kekuatan sihir."

Apa? Kalau Hitam mati, aku juga mati? Ha? Bohong kan? Untuk saja waktu itu papa tidak jadi membunuh Hitam saat Hitam mengacaukan tea time kami.

Tiba-tiba Lucas berdiri. Aku menatapnya bingung. Mau ke mana dia?

"Aku pergi dulu. Hitam biar aku saja yang merawatnya. Dadah."

"Eh, tunggu du-"

CTAK!

Lucas menghilang. Dia itu kenapa pergi tiba-tiba, sih? Padahal aku belum bilang setuju tentang Hitam. Aku mengambil kue kering dan memakannya dengan sebal. Lucas tetap menyebalkan mau lewat berapa tahun pun.

Chance (WMMAP FANFIC) || S1✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang